Senin, 26 Mei 2014

Oyasuminasai (Part 3)



“yak ini kantin dan itu kamar mandi dan di sana ruang dosen lalu  itu mading dan..” Ve menjelaskan dengan serius namun tetap cantik “Ve cukup ~ Ketempat kesukaan mu saja yuk, semua gedung pasti sama isi nya, tapi tempat Favorite seseorang pasti berbeda kan ?” kata ku memotong ucapan nya. “ah iyah sih yaudah ayo kita ke atap!” Ve menarik tangan ku dan tangan Cindy

Tidak lama kemudian kita sampai di atap gedung tidak kecil namun tidak terlalu besar, tempat yang nyaman sekali, angin berhembus dengan lembut, mengalir menyentuh kulit, yang bisa membuat siapapun nyaman berada disini, ah ku harap Haruna bisa melihat pemandangan dan merasakan angin yang berhembus ini.

“ah kau melamun lagi!” kata Ve yang menyubit pipi ku “aw sakit ve, hm maaf aku hanya telalu menikmati angin ini” kata ku sembari menunduk “maafkan aku juga telah mencubit pipi mu” kata ve yang juga tertunduk “yak! Kalian berdua minta maaflah, aku mau pergi” Cindy hendak meninggalkan kami “eeh tunggu tunggu, aku ingin melihat tempat kesukaan mu juga” kata ku sembari memegang tangan nya “eeh aah hnn etto.. oke oke aku akan tunjukan” “ayo ikut aku” wajah nya mulai memerah dan kami bertiga pun berjalan menuju tempat kesukaan Cindy

Kami menyusuri lorong demi lorong, gedung ini terlihat sangat klasik dan lembut, entah kenapa aku merasa nyaman di gedung tempat aku kuliah ini, semua mahasiswa dan mahasiswi di sini berbincang dengan berbagai bahasa, Jepang, Prancis, Jerman, Inggris, dan Italia, hm kampus ini memiliki banyak budaya.. namun ada yang membuat ku heran, kenapa mereka seperti mundur satu langkah saat kami melewati lorong ini.

hmm ku coba tanya sama Ve deh. “eh eh Ve, ada apa dengan mereka, kenapa mereka menjauh dari kita?” bisik ku kepadanya “hee ah kau belum tau yah, Cindy Gulla ini adalah putri dari perusahaan makanan manis di Jepang, yang terkenal itu, namanya Gulla Corporation” jelaskan nya dengan nada berbisik “hee ah apa katamu!?” kaget aku mendengar nya “hm ada apa Ve, Ichiba ?” tatap Cindy pada kami “aah tidak tidak” jawab kami berdua padanya “jadi bagaimana kau bisa bersahabat dengan putri bangsawan ini Ve?” tanya ku pada nya. “ah akan ku ceritakan, waktu itu musim gugur tahun pertama kami berdua kuliah disini, entah kenapa dia selalu sendiri, tidak ada yang menghampiri nya, seperti ini, mereka semua mundur satu langkah saat melihat ia, saat itu aku belum mengetahui bahwa ia putri bangsawan, nah aku menghampiri nya pada saat itu, dan ia terlihat sedang menangis, dan ku berbincang dengan nya, ia menjelaskan bahwa dia takut, takut untuk berbincang dan bersosialisasi dengan yang lain, karena mereka pasti takut kepada ayah ku, tenang aku tidak akan takut pada ayah mu, aku akan menjadi sahabat yang baik untuk mu, aku akan selalu ada untuk mu, menjagamu, menyayangi mu, mengajarkan segalah hal yang belum engkau ketahui, dan setelah itu kami berdua pun berteman sampai sekarang, hehe” jelas nya sembari tersenyum bahagia “he kau punya hati yang baik juga Ve, kau bahagia berteman dengan nya?” tanyaku padanya “he apa kata mu!? Tentu saja aku bahagia, bukan karena bisa memanfaatkan harta nya, bukan karena dia terkenal, bukan karena dia kesepian, namun menurut ku dia akan menjadi orang yang penting di masa depan nanti, oleh karena itu ia tidak boleh terjatuh disini” jawab nya dengan senyum itu lagi.

“Kita sampai” kata Cindy mengejutkan kami berdua “eh tempat ini kan..” tanpa tanda Ve langsung memeluk Cindy “Ini.. ini tempat kita pertama kali ketemu kan?” tanya Ve dengan ekspresi mulai menangis “etto iyaah, mulai saat itu ini adalah tempat kesukaan ku” Cindy tersenyum dengan wajah yang mulai memerah.

Tempat ini, Di bawah pohon sakura yang indah ini mereka berdua bertemu, mereka adalah teman yang serasi, angin berhembus dan membawa kelopak bunga sakura berterbangan dan melayang ketempat-tempat yang berbeda namun berarti, aku harap mereka berdua bisa selalu bersama.

“eh Ichiba ayo kembali ke kelas, waktu istirahat sudah mulai habis nih” “iyah ayo Ichiba kita pergi” Cindy dan Ve berjalan meninggalkan ku. “eh iyah tunggu” aku pun mengejar mereka dan kami pun kembali ke kelas.


Bersambung

0 komentar:

Posting Komentar