Jumat, 09 Mei 2014

Love Book (Jeje)





Hai, aku Jessica Vania dipanggil Jeje. Aku anak 2-A di SMA48. Temen deketku? Gak ada sih. Ya paling Sonya, habis kalau Melody, Ve sama Shania udah bertiga mulu, ya aku sama siapa lagi. Tapi aku orangnya suka bergaul! Jadi anak kelas lain pun aku berusaha kenal dan deket. Banyak temen gak apa-apa kan? Gak rugi ini hehe.
"Eh Je, lihat deh papan pengumuman!" kata Nabilah kelas B.
"Iya! Pengumuman yang bikin gempar 1 SMA48!" kata Beby, kelas B juga.
Pengumuman apa ya? Tanpa basa-basi lagi aku menuju mading. Dan ternyata...
"Casting untuk pemain drama ulang tahun sekolah?" kataku bingung.
"Iya! Tanggal 31 Januari, kan ulang tahun sekolah! Mereka mau mengadakan serangkaian acara, salah satunya drama. Nah, kitalah pemainnya..." kata Nabilah.
"Memang drama apa yang akan ditampilkan?" tanyaku.
"Kurang tau. Kayaknya sih, drama putri dan ksatria gitu" kata Beby.
"Paling-paling Melody lagi yang dipilih kan?" kataku cuek.
"Itu dia! 1 sekolah membicarakan hal ini..." kata Nabilah.
"Melody bilang dia tak akan ikut casting ini!" kata Beby.
"Makanya, seluruh siswi senang banget dan berambisi ikut casting ini" lanjut Nabilah lagi.
"Kami tau kamu jago main drama, Je. Kamu mau ikut casting ini kan?" tanya Beby.
"Hmm, okey, challenge accepted!" kataku.
Audisi diadakan mulai pulang sekolah. Ternyata banyak sekali yang ikut casting semacam ini. Padahal ini hanya acara sekolah.
"Hai Je! Ikut audisi juga?" tanya Ve yang tiba-tiba muncul.
"Iya nih. Kamu juga ikut? Terus, gak sama temen-temen kamu?" tanyaku.
"Kalau Melody, dia latihan vokal karena dia akan bernyanyi solo di acara nanti. Maka dari itu dia gak ikut audisi ini. Sedangkan Shanju, latihan jadi salah satu pembawa acara. Gitu-gitu deh, cuma aku yang gak ada kerjaan" kata Ve.
"Je! Kamu bener-bener ikut casting ini ya? Ternyata acara ultah sekolah bakal keren banget loh! Pembuka dan penutupnya dance dari klub dance sekolah kita! Jadi nanti Beby bakal tampil. Terus ada Melo nyanyi solo dan duet bareng Stella. Ada drama, ada marching band, ada band biasa juga dari ekskul band. Waaah, keren banget!" kata Nabilah yang tiba-tiba muncul juga.
"Wah, pasti seru tuh!" kataku senang.
"Iya, mulai hari ini semuanya sibuk latihan, dan audisi juga..." kata Ve menambahi.
"Peserta audisi pemilihan pemain drama dalam ulang tahun sekolah harap segera mengambil tempat duduk dan tenang" kata bu guru yang menyampaikan pengumuman di depan aula. Kami pun langsung duduk dengan tenang.
"Dari daftar yang tersedia, ada 25 siswa dan 65 siswi yang mencalonkan diri menjadi pemain drama. Padahal, kami hanya butuh 2 pemeran putra dan 5 pemeran putri untuk bermain di drama ini... Judulnya 'The Secret of Beautiful'" Kata sang guru menjelaskan.
"Hari ini kami akan menyeleksi siswa dan siswi secara terpisah. Mulai besok, para siswa diaudisi di aula 1, sedangkan siswi di aula 2. Sekarang kita berada di aula tengah. Jadi, sekarang, ayo ke aula masing-masing!"
Kami pun berlari-lari ke aula yang kami tuju.
"Selamat datang di audisi pencarian pemain drama! Saya ka Enny, pelatih drama kalian. Mari kita bacakan sinopsis drama itu"
Ka Enny pun mengambil secarik kertas di mejanya.
"Ada putri cantik bernama Princess Viola, seorang adik dari putri tak kalah cantik bernama Princess Vanessa. Rencananya, salah satu dari mereka akan dijodohkan dengan pangeran dari bangsa lain. Suatu hari peri cantik yang bernama Fairy Caroline mendatangi mereka berdua dan menawarkan sesuatu. Ada yang menerima dan ada yang tidak. Maka, reaksi mereka pun juga berbeda. Bagaimanakah yang akan terjadi selanjutnya?"
Kami semua langsung bertepuk tangan. Menurutku, ceritanya akan bagus.
"Jadi untuk putri, ada 5 peran. Princess Viola, Princess Vanessa, Queen Mary, Fairy Caroline dan Princess Amy"
"Tunggu, ka Enny, siapa Princess Amy?" tanya salah seorang peserta.
"Kita lihat saja nanti. Hari ini juga, ada 10 peserta yang akan dieliminasi. Siap?"
"Siap!" teriak kami serempak.
Hari ini hanya di test dasarnya saja. Ekspresi marah, senang, sedih, gembira, galau, dll. Latihan gesture dan pengucapan vokal belum.
"Ya, sekarang kita eliminasi 10 peserta. Ada 10 peserta yang belum bisa memenuhi persyaratan awal. Ini dia"
Ditempelah kertas berisikan 10 nama. Untungnya, namaku tidak ada! Berarti aku tidak di eliminasi.
"Maaf yang sudah tereliminasi. Teruslah mencoba bermain drama!" kata ka Enny.
"Nah, lihat kan? Satu persatu akan dieliminasi dan hanya akan ada 5 orang yang tersisa. Belum penempatan karakternya. Jadi, bersiaplah!" kata ka Enny. Kami pun boleh pulang.
"Hai Je, gimana audisinya?" tanya teman sebangkuku yang ikut audisi juga.
"Menarik... Kamu sendiri gimana? Gak dieliminasi kan?" tanyaku pada Denny.
"Gak donk. Kan kamu udh menularkan kepinteran bermain dramamu ke aku... Ya udah pulang yuk" kata Denny. Kami pun bergegas pulang karena sudah sore.
"Hai Je, kata Ve kamu masih masuk tahap selanjutnya ya? Wah semoga berhasil!" sapa Melody di pagi hari.
"Iya doain aja ya. Soalnya aku mulai tertarik sama drama ini" kataku senang.
Proses audisi pun berlanjut dan berlanjut. Aku dapat melewati semua tahap itu. Kini, saatnya pengumuman siapa yang main drama dan apa perannya.
"Untuk Queen Mary, yang memerankannya adalah Jessica Veranda!"
"Untuk Fairy Caroline, yang memerankannya adalah Frieska Anastasia Laksani!"
"Untuk Princess Amy, yang memerankannya adalah Nabilah Ratna Ayu Azalia!"
"Untuk Princess Vanessa, yang memerankannya adalah Tamara Monique!"
"Untuk Princess Viola... Yang memerankannya adalah... Jessica Vania!"
Apa? Aku dapat peran utama!
"Selamat ya Je, aku tahu kamu pasti bisa!" kata Nabilah senang.
"Ih apaan sih kok Jeje yang jadi Princess Viola kan harusnya aku... Hih!" sahut Tamara tidak senang.
"Kalau emang gak bisa ya gak bisa aja! Gak usah marah-marah gitu kali Ra" balas Ve.
Pulangnya, aku bertanya kepada Denny dia dapat peran apa.
"Kamu dapat peran apa? Aku dapat peran utama loh! Princess Viola!" ucapku senang.
"Aku juga dapat peran utama! Jadi Prince Richard..." katanya dengan semangat yang tak kalah dariku.
Entah kenapa aku senang bisa menjadi pasangannya dalam drama.
Esoknya, kami latihan peran yang akan kami bawakan. Ternyata, peran putri Viola itu baik dan rendah hati serta apa adanya. Beda dengan kakaknya yang sama-sama cantik namun sombong dan tak pernah puas. Putri Amy adalah sahabat putri Viola yang selalu membantu putri Viola. Peri Caroline adalah peri yang menguji hati mereka berdua. Dan ratu Mary tentu saja ibunda Vanessa dan Viola.
"Ayo ayo ini sudah H-1! Persiapkan semuanya! Anak-anak klub dance dan yang akan bernyanyi sedang latihan, kita harus latihan lebih keras lagi! Semangat semuanya!" teriak ka Enny.
Kami latihan keras. Capek banget. Tapi semangat sih, karena kita semua ingin menampilkan yang terbaik untuk sekolah kita. Dan latihan sudah digabung bersama para siswa lelaki. Ternyata acting mereka juga bagus-bagus.
Esoknya, kami datang cukup pagi. Memakai atribut-atribut drama. Baju putrinya sangat ribet. Tapi gaunnya sangat bagus, begitu juga mahkotanya. Ve anggun sekali sebagai ratu. Princess Amy yang karakternya imut dan periang sangat cocok dibawakan Nabilah. Sayap peri terlihat bagus di punggung Frieska. Dan Tamara... Peran antagonis cocok untuk wajahnya yang agak jutek sih.
"Wah Je, kamu cocok pake baju putri!" kata Nabilah senang.
"Hehe thanks..." kataku.
"Lihat tuh kostum anak dance, kostumnya keren banget ya, ada yang kostumnya metal ada yang sweet..." kata Ve.
"Itu Beby pake topi kapten! Kece banget... Dan itu Akicha pake baju mekar-mekar gitu! Wah gak sabar!" kata Frieska.
"Hai teman-teman..." sapa Melody dan Shania yang tiba-tiba datang.
"Wah Melo, kostum nyanyi kamu juga keren! Biru biru gimanaaaaaa gitu" kata Frieska.
"Baju kamu juga stylish Shan. Cocok jadi MC" kata Ve.
"Ayo ayo jangan berisik! Pertunjukkan dimulai sebentar lagi!" kata ka Enny. Kami pun diam dan mulai deg-degan...
Dimulai dengan dance dari klub dance. Pembukanya dance yang lembut ternyata. Bagus-bagus...
Lalu Melody bernyanyi solo dan selanjutnya bernyanyi bersama Stella. Mereka keren.
Oh tidak. Saatnya drama! Aku semakin deg-degan. Tiba-tiba ada yang mengenggam tanganku yang sudah terbungkus sarung tangan.
"Jangan tegang. Santai saja. Kita pasti bisa..." kata Denny yang masih memegang tanganku.
Aku jadi makin deg-degan! Kenapa nih?
Di istana yang megah ada keluarga raja yang sedang mengadakan makan malam. Mereka adalah King Frederick, Queen Mary, Princess Vanessa dan Princess Viola.
"Vanessa dan Viola putriku, umur ayahanda dan ibunda telah menginjak masa tua. Kami ingin salah satu dari kalian melanjutkan takhta kepemimpinan kami. Tapi, kalian harus menikah..."
"Ayahanda, biar aku saja yang memerintah kerajaan ini. Viola masih kecil dan dia hanya anak bungsu" kata Princess Vanessa yang diperankan Tamara.
"Bukan kita yang memilih, anakku. Namun, ayahanda sudah memilih pangeran dari negeri seberang untuk memilih salah satu dari kalian menjadi istri dan esok hari ia akan datang. Siapa yang ia pilih menjadi istri, ialah yang akan mewarisi takhta kerajaan..." tambah Queen Mary yang diperankan Ve.
"Baik ayahanda. Aku mengerti." kataku sesuai dialog.
Seusai makan malam, Princess Vanessa dan Princess Viola tidak bisa tidur karena menunggu hasil besok. Tiba-tiba mereka mendapati tamu tak diundang di kamar.
"Selamat malam, Princess Vanessa..." kata peri Caroline yang diperankan Frieska.
"Mau apa kamu kesini? Siapa kamu?" tanya putri Vanessa setengah berteriak.
"Saya tahu anda akan bertemu pangeran. Pangeran itu susah digoda lho, bisa-bisa adik anda Princess Viola yang malah akan menjadi ratu selanjutnya..."
"Tidak! Aku tidak ingin hal itu terjadi!"
"Kalau begitu, pakailah bedak ini. Bedak ini dapat mempesona orang yang melihatnya. Pasti Princesslah yang akan dipilih oleh pangeran itu..."
"Baiklah! Sini bedaknya! Dan pergi dari sini!"
Fairy Caroline pun pindah ke kamar Princess Viola dengan teleportasi.
"Selamat malam, Princess Viola..."
"Anda siapa? Ada perlu apa?"
"Saya tahu anda akan bertemu pangeran. Pangeran itu susah digoda lho, bisa-bisa kakak anda Princess Vanessa yang malah akan menjadi ratu selanjutnya..."
"Tak apa. Tak masalah siapa yang akan jadi ratu. Siapapun dia, aku siap..."
"Saya punya bedak bagus. Jika dipakai maka akan mempesona orang yang melihatnya. Dan pangeranpun akan terpesona dan memilihmu sebagai ratu..."
"Maaf. Aku hanya ingin jadi diri sendiri. Karena menipu itu tidak baik..."
"Anda memang putri yang baik. Sebagai hadiahnya, terimalah kalung ini. Memang tak ada efeknya, hanya kenang-kenangan dari saya. Sampai jumpa"
Layar pun ditutup. Mulai persiapan esok harinya, saat Princess Amy menemui Princess Viola.
Keesokan harinya, Princess Amy menemui Princess Viola sahabatnya. Dan setelah itu pangeran datang.
"Selamat pagi, Viola. Kudengar salah satu darimu dan kakakmu akan dijodohkan oleh pangeran dan menjadi ratu ya?"
"Iya, Amy. Pangeranlah yang akan memilih salah satu diantara kami..."
"Pasti kaulah yang akan dipilih, Viola sahabatku! Kau kan cantik, baik, dan rendah hati. Tidak seperti kakakmu Princess Vanessa, ia sombong..."
"Ya, aku hanya berserah. Siapapun yang akan jadi ratu tak masalah buatku..."
"Kudoakan semoga kamu berhasil! Aku harus pulang ke istana karena sudah mulai siang. Sampai jumpa, Viola..."
Kereta kuda Amy pergi, lalu datang kereta pangeran, lalu kereta pangeran pergi lagi.
"Salam, putri. Selamat pagi."
"Salam juga, pangeran. Selamat pagi."
Seneng bisa akting bareng Denny...
"Wah, Prince Richard sudah datang ya... Silahkan masuk" kata Queen Mary.
"Mari saya perkenalkan putri-putri saya..."
"Ini Princess Vanessa... Yang sulung."
"Lho, kenapa wajahnya ditutup?"
Princess Vanessa pun membuka tutup wajahnya.
"Ini semua karena peri gila itu! Ia menawarkan bedak yang katanya dapat mempesona siapa yang melihatnya! Tapi wajahku malah jadi bintik-bintik begini!" kata Princess Vanessa.
"Tunggu... Apa peri itu juga memberi kalung?"
"Maaf menyela. Saya Princess Viola. Saya juga bertemu peri itu, dan peri itu memberi kalung ini. Namun, tak ada liontinnya... Mungkin hanya rantai biasa"
"Tentu saja tak ada. Liontinnya ada di saya..."
"Mengapa bisa?"
"Peri itu juga mendatangi saya tadi malam. Ia bilang yang memiliki kalung dari liontin inilah yang harus saya pilih. Jadi, saya memilih Princess Viola. Maukah anda menjadi pendamping hidup saya?"
"Saya bersedia"
Layar pun ditutup. Kami berhasil!
"Waaaaaa akhirnya berhasil!" kata Nabilah.
"Iya, awalnya tegang tapi sukses!" sambung Ve.
"Aku juga seneng bisa jadi peran utama dengan baik" kataku.
"Iya Je, kita sukses..." kata Denny yang tiba-tiba muncul.
"Hehe..." balasku senang.
"Oiya, kata-kataku yang tadi itu beneran loh Je"
"Kata-kata yang mana?"
"Jeje, mau gak jadi pacarku? Jadi pendampingku?"
Oh my!
"A-aku bersedia... Seperti tadi"
"ACIEEEEEE!" teriak seluruh pemain drama.

0 komentar:

Posting Komentar