Senin, 26 Mei 2014

Oyasuminasai (Part 4)



kami bertiga pun kembali ke kelas, kami menyusuri lorong gedung ini, menikmati apa yang di sediakan di gedung ini, terdapat iringan musik ballad namun beberapa saat kemudian “Heavy Rotation – AKB48” berkumandang di speaker lorong

“ah ini..” Ve merespon “Heavy Rotation Team B” melanjutkan apa yang di katakan Ve “Team B ? bukan nya senbatsu election yah ? Ve bertanya kepada ku “bukan, suara Oshima Yuko tidak seperti ini dan lagipula suara mayuyu lebih dominan di lagu ini, itu kurang terdengar dalam versi senbatsu election” jawab ku pada Ve “hee kau tau banyak yah..” kagum Ve pada ku “kau Ichiba wota ?” tanya Cindy pada ku “ah tidak, hanya sekedar fans, aku belum pantas di sebut wota karena belum bisa memahami betul apa itu AKB48” jawab ku pada Cindy “he emang wota itu ada syarat nya ?” tanya Ve dengan lembut dan senyuman “uuh senyuman mu, tidak ada syarat untuk menjadi wota, tetapi di negri jepang itu, wota adalah sekelompok orang yang udah freak dan addict banget sama AKB48, dan aku belum bisa di sebut wota, walaupun aku sudah sangat suka pada AKB48 namun aku belum bisa menyebut diriku ini wota, lagi pula wota kan ada jenis nya” jawab ku “jenis ? kau kira hewan ada jenis nya” jawab Ve sembari tertawa “aku serius, wota itu mungkin di bagi 2 seinget ku, jika wota kepada satu member seperti Watanabe Mayu, dia akan mencari tau dan mengumpulkan apapun yang berkaitan dengan Watanabe Mayu, itu berarti dia dapat di klasifikasikan kedalam jenis “Wota Watanabe Mayu / Wota Mayuyu”, dan kalau misal nya dia memang terpusat kepada AKB48 itu berarti dia di klasifikasikan kedalam jenis “Wota AKB48” lagipula kalau AKB48 atau JKT48 yang di Indonesia, mereka tidak pernah menyebutkan kata “Wota” kan dalam konser nya, hanya menyebut “fans” “ Jelaskan dengan panjang lebar kepada Ve “ah ada bener nya juga sih apa perkataan mu” Ve tertawa sembari mengacak-acak rambut ku “luas juga wawasan mu tentang ini Ichiba” dengan dingin Cindy mengucapkan kata itu “uh makasih nona Cindy” goda ku pada nya “apa katamu!?” Cindy menatap ku dengan tatapan menyaramkan dan dingin “aah tidak tidak dia tidak bilang apa-apa” Ve menarik tangan Cindy dan berlari menuju kelas “are ~ dia seram sekali tadi” jalan ku mengikuti mereka menuju kelas

“hhm hhm ~” ku bersenandung sembari menuju kelas ku berada, ah aku baru ingat kalau aku belum makan dari pagi, uuh lapar ~ dengan perlahan aku berjalan sembari memegang perut ku. “ini untuk mu” seorang gadis menawarkan roti kepada ku “ah terima kasih” “sama-sama” lalu ia pergi dan menghilang menuju kejauhan.

aah roti akhir nya, selesai makan roti, aku baru menyadari bahwa tadi ia berbicara bahasa Indonesia, siapa dia, jurusan apa yah. ah nanti saja lah ~ aku masuk ruangan ku, dan suara detik jam kembali membuat ku merasa nyaman, entah kenapa seluruh gedung ini di penuhi hal-hal yang membuat ku nyaman dan ingin tidur

“Oi ~ Ichiba bangun pelajaran sudah selesai nih, ayo pulang” Ve menepuk pundak ku “hnn udah selesai ? baiklah..” aku mulai membiasakan diri dengan cahaya senja dengan mata ku yang masih berat untuk membuka mata “cindy mana ?” tanya ku “uh Cindy mulu nih yang di tanya ~ tuh dia udah di depan pintu seperti biasa, sudah yuk ayo pulang” kata Ve dengan lembut di sertai senyuman nya “oke oke”

hmm sekolah ini di siang hari begitu nyaman kenapa menuju malam menjadi mnyerakan yah, uuh..

kami pun gerbang gedung kampus dan mobil mewah berwana hitam pekat sudah terparkir di depan dengan rapih.

“sudah ya, aku duluan, jaa naa ~” ucap Cindy sembari berlari menuju mobil dan melambaikan tangan “dia itu pendiam namun kalau sudah kenal baik yah” kata ku kepada Ve “kenapa ? kau suka pada nya? ucap ve sembari menyubit pipi ku “sudah yuk ayo pulang, rumah mu dimana ?” tanya Ve “di apartemen Teikoku ada apa memang? tanya ku pada Ve “apa !? serius !?” Ve menatap tajam seakan akan memakan ku hidup-hidup “se.. se..serius kok kamar nome 021” jawab ku dengan ketakutan “haah kamar ku nome 022, kita tetangga berarti” jawab Ve sembari berjalan.

kami pun berjalan menuju apartemen kami, menikmati hembusan angin di sore hari dan pancaran sinar senja dari matahari “eh eh gimana kalau akhir minggu kita nonton Theater AKB48?” tanya Ve dengan Semangat “hmm boleh, bertiga dengan Cindy ?” tanya ku “Tidak tidak, Cindy mendapat kan pelatihan dari ayah nya setiap akhir minggu untuk meneruskan perusahaan” Jawab Ve “wah berarti masa depan dia sudah tersjamin dong ~” jawab ku “gimana gimana mau ga ? kita jalan berdua saja” tanya Ve dan kali ini semangat nya lebih lebih dari yang tadi “oke oke berarti bisa di sebut kencan dong?” Goda ku pada Ve “eh ah etto ii.. iiyaah terserah kata mu deh!!” ia pun berlari meninggalkan ku “aaah ingat yah hari minggu!! Aku tunggu di stasiun jam 10 pagi, jangan telat, awas kau kalau telat!” ia berlari meninggalkan ku dan masuk kedalam kamar nya “aah dasar dia itu” aku pun berjalan menuju kamar

Hari ini terlewati dengan cukup menyenangkana, mendapatkan dua teman baru dan bisa mengenal banyak hal berarti, apakah haruna dan keluarga serta teman-teman baik-baik yah di Indonesia, apa yang sedang di lakukan Haruna, ah kenapa aku memikirkan dia, mungkin dia tidak memikirkan aku, pikiran terus terbang entah kemana ia ingin, perlahan-lahan meninggalkan alam nyata dan malam itu aku terlelap.



Bersambung

0 komentar:

Posting Komentar