Selasa, 27 Mei 2014

Air Mata Kebahagiaan Achan




Ahh .. Pagi yang indah di Jakarta, jam menunjukkan pukul 05.00 WIB pagi tetapi suara hiruk piruk halayak ramai sudah terdengar

"Kring..kring"

Suara jam weker membangunkan gadis belia nan cantik bernama Achan

"Hoaamm .. Masih ngantuk" ujar nya sambil mematikan jam weker

Setelah mematikan jam weker nya gadis itu kemudian kembali tidur

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 05.45

"Achan ! Achan ! Achan" teriak seseorang sambil menggedor pintu kamar Achan

"Ugghh. Apaan sih !" Achan berteriak keras ya .. karena merasa tidur nya terganggu

"Lu ga sekolah ?! Liat udah jam berapa ! Dibangunin malah teriak-teriak !" dengan kesal seseorang tersebut menendang pintu kamar Achan

Achan tak menggubris suara pintu kamarnya yang di tendang, ia segera melihat ke arah jam weker nya

"Mampus ! Udah jam segini lagi ! Gimana nih ! Telat lagi deh pastinya" ujar Achan panik

Dengan cepat Achan bangkit dari tempat tidur nya dan langsung keluar dari kamarnya

"Idih .. Pasti nanti lu telat" ledek seseorang yang sama yang dari tadi masih berada di depan pintu kamar Achan

"Apaan sih" ucap Achan singkat dan langsung melesat cepat ke dalam kamar mandi

"Chan, lu gabawa handuk?" tanya seseorang yang sama juga
"Eh iya .. Aku lupa kak" jawab Achan sambil bergegas mengambil handuk

Ternyata seseorangtu adalah kakanya Achan yang bernama Shakina

~15 menit kemudian~

Achan selesai mandi dan pergi ke kamar nya untuk berpakaian seragam sekolah

"Chan .. Lu udah siap kagak ?" tanya Shakina
"Iya .. Sebentar lagi" jawab Achan

"Ya elah .. Aku belum nyusun roster lagi" guman Achan di dalam hati

3 menit kemudian Achan telah berpakaian seragam dan ia langsung menyusun buku-buku untuk roster hari ini

"Chan cepat !!" Shakina berteriak keras
"Ini udah selesai bawel !!" balas Achan dengan berteriak juga

"Bawel banget sih kak" gerutu Achan kepada kakak nya
"Ya elah Chan, namanya juga kakak yang peduli sama adeknya" ujar Shakina

"Ya gak segitu nya kali kak"
"Ah .. Cepetan Chan, lu belum pake sepatu lagi liat tuh udah jam 06.30"
"Iya.iya berisik"

Segera Achan turun kebawah untuk memakai sepatunya

"Sayang .. Makan dulu yuk" ujar mama Achan
"Telat ma" jawab Achan singkat dan berlalu

Dengan cepat Achan memakai sepatunya dan segera pamit ke mama nya

"Ma .. Aku berangkat ya" ujar Achan sambil mencium pipi mama nya
"Iya .. Cepat pulang ya sayang" jawab mama Achan
"Mang Ujang, berangkat yuk" ajak Achan kepada Mang Ujang
"Siap non" ujar Mang Ujang dengan sigap langsung membukakan pintu mobil

Achan hendak naik ke atas mobil tiba-tiba

"Achan.. Chan.. Achan.." panggil seseorang dari dekat
"Ehh .. Shanju" ujar Achan sambil tersenyum
"Hari ini kita berangkat bareng ya" pinta Shanju
"Yaudah ayo naik" ajak Achan

Mereka berdua naik kedalam mobil dan cuss~ mobil segera menuju ke sekolah Achan

Sesampai nya di sekolah :

[JAKARTA48 SCHOOL]

Itulah nama sekolah Achan dan isi satu sekolah itu semua nya cewek

Mang Ujang segera memberhentikan mobil di depan sekolah Achan dan turun untuk membukakan pintu mobil supaya Achan sama Shanju turun

Achan dan Shanju pun turun dari mobil dan langsung bergegas pergi ke dalam kelas nya

"Agghh ngantuk" ujar Achan di bangku tempat duduk nya

"Pagi-pagi udah ngantuk aja Chan, by the way kamu udah selesai pr Matematika ?" tanya Shanju

"Oh iyaa .. Mampus lagi deh aku , belum Nju , gimana nih , aku lupa ngerjain nya" ucap Achan panik

"Sudah ku duga .. Nih aku udah selesai Chan, cepat nulis nya ya, bentar lagi bel masuk" kata Shanju sambil meletak kan buku nya ke meja Achan

"Makasih Nju .." jawab Achan singkat lalu mengambil buku dari dalam tas nya dan segera menyalin jawaban Shanju

"Chan .. Aku ke taman dulu ya" Shanju lalu beranjak dari bangku tempat duduk nya meninggalkan Achan

"Ehm .. Chan.chan kamu kerja nya tidur mulu sih" guman Shanju sambil berjalan menuju taman

"Tenonenet .. Tenet .. Tenonenet .. Tenonenet .. Tenonenet .. Nenet"

"Astaga belum juga sampe taman eh udah bel" gerutu Shanju dengan muka jutek

Segera lah Shanju kembali memutar badan nya kembali ke kelas, masih beberapa langkah berjalan Achan sudah berada di depan Shanju

"Nju .. Nju .. Nju .. Aku belum selesai nyatet jawaban nya nih , gimana aku ini , guru Matematika kita kan galak" ujar Achan dengan muka panik

"Ya salah mu sih .. Kenapa ga ngerjai di rumah ? Berdoa yang banyak Chan siapa tau keajaiban datang" ledek Shanju menahan tawa

"Idih , ia kalo keajaiban datang kalo enggak gimana. " gerutu Achan

"Eh .. Bu guru udah datang tuh , ayo masuk" Shanju menarik tangan Achan dan bergegas masuk ke kelas

"Ibu guru datang!!" Achan berteriak memberitahu teman-teman nya

~cuss .. Kelas yang tadinya ribut seketika sunyi senyap~

Tuk..tuk..tuk

Suara sepatu ibu guru sangat jelas terdengar

"Selamat pagi anak-anak" sapa Ibu guru tanpa senyum
"Selamat pagi bu" jawab Achan dan teman-teman nya dengan nada sedikit ketakutan

"Tanpa basa basi, tunjukkan PR kalian" perintah Ibu guru

Dengan cepat semua murid mengeluarkan buku PR mereka, tetapi tidak dengan Achan, muka Achan seketika pucat pasi

"Nju .. Aku takut" ujar Achan pelan dengan suara bergetar
"Tenang aja Chan" ucap Shanju menenangkan hati Achan

Ibu guru pun memeriksa satu persatu buku PR semua murid, ketika hendak sampai ke meja Achan tiba-tiba ...
"Bu" panggil Shanju sambil berdiri
"Iya , ada apa?" tanya Ibu Guru nya
"Maaf bu . Saya lupa mengerjakan PR saya" ujar Shanju dengan menunduk

Seketika Achan terkejut mendengar perkataan Shanju dan dengan spotan Achan berdiri

"Sebenarnya, saya tidak mengerjakan PR bu. " ucap Achan sambil menatap Ibu guru nya dengan mata sayu

"Kalian berdua tidak mengerjakan PR?" tanya guru nya lagi
"Iya bu. Kami berdua tidak mengerjakan PR" jawab Shanju dengan cepat

Achan melihat Shanju dengan keheranan ia menginjak kaki Shanju untuk memberi isyarat, tetapi Shanju tidak mengubrisnya

"Ohh .. Kalian berdua ya , maka hukuman nya adalah berdiri ditengah lapangan sampai les pelajaran ibu selesai!" perintah ibu guru dengan nada tegas

"Siap bu" jawab Shanju dan langsung menarik tangan Achan keluar kelas dan menuju lapangan

Sesampainya di tengah lapangan :

"Dasar bodoh !!" ujar Achan kesal kepada Shanju
"Kenapa Chan?" tanya Shanju heran
"Kamu bodoh, kamu kan siap PR, kenapa kamu bilang belum siap, seharusnya cuma aku sendiri dihukum" jawab Achan dengan muka jutek
"Hahaha .. Cuma itu toh , gapapa sih Chan, lagian aku males aja di kelas mendengarkan dia menjelaskan pelajaran matematika" terang Shanju sambil tertawa
"Dasar Bodoh" ucap Achan kembali
"Biari .. Wekk" ejek Shanju

Shanju dan Achan berdiri ditengah lapangan, matahari semakin naik ke atas yang menandakan semakin panas hari itu

Terlihat sorot mata Shanju menandakan kecapek.an tetapi Achan tidak menyadari bahwa sahabat nya itu sudah lemas , Achan hanya menundukkan kepala nya ke bawah

~2 jam berlalu

"Tenenet .. Tenet .. Tenenet .. Tenet .. Tenenet .. Tenet"

Ahh .. Bel berbunyi menandakan les pelajaran Matematika berlalu. Maka selesailah hukuman Achan dan Shanju di jemur ditengah lapangan

Mereka pun segera menuju kantin melepas haus

"Shruff...Shruff...Shruff"

Suara tegukan yang haus

"Ugghh .. akhir nya haus nya hilang juga ya Nju" ujar Achan kepada Shanju
"Iya" jawab Shanju singkat

"Nju muka mu pucat deh , kamu kecapek.an ya?" tanya Achan ketika melihat muka Shanju yang pucat pasi
"Egh .. Gapapa kok Chan" ujar Shanju dengan suara lemas
"Ah .. Ga mungkin, suara kamu aja lemes nya minta ampun, ke UKS aja yuk" ajak Achan hendak menarik tangan Shanju
"Enggak ah Chan, gapapa kok" Shanju menolak ajakan Achan
"Bohong ! Ayokk" Achan pun menarik paksa Shanju dan membawa nya ke UKS

Shanju hanya diam dan mengikuti Achan dari belakang menuju UKS

"Ayok masuk Nju" ujar Achan sambil membuka pintu UKS
"Iya" Shanju pun menurut dan segera masuk ke dalam ruang UKS

"Istirahat disini Nju" Achan menarik tangan Shanju dan menyuruh Shanju untuk naik ke atas tempat tidur di UKS

Belum sampai Shanju naik ke atas tempat tidur, Achan sudah berteriak

"Nju .. Kamu mimisan!" teriak Achan ketakutan
"Gapapa Chan, cuma mimisan aja kok" ujar Shanju sambil menghapus darah yang keluar dari hidung nya

"Astaga Shanju, jangan di lap pake tangan, tunggu sebentar aku beli tisu dulu. Kamu duduk aja dulu ya" kata Achan sambil bergegas pergi membeli tisu

Achan berlari kecil ke arah kantin untuk membeli tisu, mungkin karna terlalu tergesa-gesa Achan akhirnya menabrak seseorang.
"Aduhhh..." teriak seseorang

"Egghh .. M-a-a-f" ujar Achan dengan suara terbata
"Maaf, maaf , maka nya jalan pake mata jangan pake dengkul" ujar seseorang itu dengan nada marah kepada Achan

"Ey .. Napa lu Stel?" tanya seseorang dari arah belakang

*Seseorang yang di tabrak Achan bernama Stella

"Tau nih mel, jalan ga pake mata" jawab Stella dengan nada jengkel

*Seseorang yang dari belakang (teman Stella) bernama Melody

"Ya elah stel, maafin aja lah, ga usah marah-marah gitu juga kan" ujar Melody dengan senyum

"Okey, lain kali jalan pake mata ya" kata Stella kepada Achan
"I-y-a sekali lagi maaf ya, aku pergi dulu" jawab Achan lalu pergi

"Ya elah, langsung pergi aja tuh anak" Stella berkata dengan nada kesal
"Udah lah Stel, biari aja, ayo kita ke perpus kan lu mau pinjam buku" ajak Melody sambil menarik tangan Stella

5 menit berlalu, Achan sudah menggengam tisu di tangan nya, tak lupa ia membeli beberapa aqua gelas dan ia pun bergegas ke UKS

Sesampainya di UKS :

"Nju ... Darah nya makin banyak, tangan mu juga berlumuran darah" ujar Achan dengan nada panik
"Iya nih , mana tisu nya?" tanya Shanju sambil terus menghapus darah nya

"Ini, sini biar ku bersihkan, kamu tidur aja dulu" perintah Achan

Shanju pun berbaring di tempat tidur seperti yang di perintahkan Achan

Achan segera mengambil beberapa lembar tisu dan mengelap darah yang terus mengucur deras dari hidung Shanju

"Nju .. Pegangin nih tisu di hidung mu pake tangan kanan, jangan di lepas ya" ujar Achan kepada Shanju
"Iya Chan , makasih banyak ya" kata Shanju dengan senyum menawan nya

"Tangan mu yang sebelah kiri mana ? Biar ku bersihin" tanya Achan
"Ini Chan" Shanju mengulurkan tangan nya

Achan membersihkan tangan kiri Shanju dengan tisu yang telah di basahi terlebih dahulu dan kemudian ia juga membersihkan tangan kanan Shanju

"Nju .. Kamu pulang aja ya, baju dan dasi mu berlumuran darah, aku telpon mama mu ya?" ucap Achan
"Iya Chan" jawab Shanju sambil tetap memegang tisu yang berada di hidung nya

Achan pergi keluar UKS dan menelpon mama nya Shanju dan ketika mamanya Shanju mengucapkan "halo" tanpa basa basi, Achan langsung memberitahukan keadaan Shanju, mamanya pun menyuruh Achan menjaga Shanju sampai ia datang menjemput Shanju

"Nju .. Mama mu bentar lagi datang, aku disuruh jaga kamu sampe mama mu menjemput mu" terang Achan sambil melangkah untuk duduk di kursi yang ada di ruangan UKS

"Makasih banyak ya Chan" ujar Shanju dengan nada lembut dan senyuman manis

~30 menit kemudian

"Shanju .. Achan" panggil seseorang yang tak lain adalah mama Shanju sambil menepuk-nepuk badan Shanju dan Achan

"Egghh .. Hoaamm" begitulah yang terdengar dari mulut kecil Achan

"Eehh .. Mama" ujar Shanju kepada mamanya
"Kamu udah gimana sayang? Ayok pulang, mama udah permisiin kamu sama wali kelas mu" terang mamanya

"Eh tante" ucap Achan terkejut
"Makasih ya Ayana udah ngejagain Shania" ujar mamanya sambil mengelus kepala Achan
"Sama-sama tante" kata Achan sambil tersenyum

"Yaudah Chan, aku pamit pulang ya, kamu balik ke kelas ya jangan sampe molor disini" ledek Shanju
"Ish kamu .. Iya tenang aja" jawab Achan dengan nada tegas

Achan menghantarkan Shanju sampai ke depan sekolah, setelah itu ia pergi ke kelas dan mulai belajar

*Di dalam mobil antara Shanju dan mamanya

"Sayang .. Kamu kenapa bisa mimisan?" tanya mamanya
"Kecapek.an ma" jawab Shanju berbohong
"Sayang , kamu kan tau kalo kamu ga bisa kecapek.an apalagi kamu kan punya penyakit, kamu harus pintar menjaga diri mu" nasehat mamanya dengan lembut
"Iya ma" respon Shanju singkat
"Tenenet.. Tenot.. Tenenet.. Tenot.. Tenenet.. Tenot"

Bunyi bel yang menandakan pulang bagi seluruh penghuni [JAKARTA48 SCHOOL]

Di kelas, Achan merapikan buku-bukunya dan segera capcus untuk pulang

Ketika baru beberapa langkah keluar dari kelas nya Achan di tabrak seseorang

"Aww" Achan bersuara dengan nada pelan
"Maaf ya aku ga sengaja nabrak kamu" ujar seseorang itu
"Iya gapapa kok" jawab Achan sambil melihat muka orang yang menabrak nya

"Aku Rena, nama kamu siapa?" Rena mengulurkan tangannya
"Aku Ayana, panggil aja Achan" jawab Achan sembari menjabat tangan Rena

Achan dan Rena pun bercakap-cakap sebentar sebagai perkenalan mereka

"Tin..tin..tin"

Suara klakson mobil yang tak lain adalah mobil Achan

"Eh udah dulu ya, aku mau pulang" pamit Achan sambil melangkah mau pergi
"Rumah kamu dimana?" tanya Rena

Pertanyaan Rena membuat Achan menghentikan langkahnya

"Di Perumahan Sudiftari no.03" jawab Achan
"Eh , rumah aku juga di situ loh, tapi kalo rumah aku no. 07. Aku pulang bereng sama kamu bisa gak?" pinta Rena kepada Achan

Achan menganggukkan kepalanya yang menandakan bahwa ia setuju

Mereka berdua naik kemobil dan di dalam mobil, Achan menyenderkan kepala nya di bahu Rena dan mereka pun diam seribu bahasa

"Hobi kamu apa Chan?" tanya Rena bermaksud membuka topik pembicaraan
"..." tak ada jawaban yang keluar dari mulut Achan

"Astaga, Achan tidur! Pantas ga jawab pertanyaan ku" Rena terkejut ketika melirik Achan yang tertidur pulas di bahu nya

"Hobi non Achan itu tidur" ujar Mang Ujang sambil nyengir menahan tawa
"Hahaha .. Pantesan mang mata nya sayu banget" kata Rena sambil tertawa

"Non orang Jepang ya?" tanya Mang Ujang
"Iya mang, emang kenapa?" Rena balik bertanya
"Logat bicara non itu halus banget kayak suara orang Jepang" jawab Mang Ujang dengan logat Jawa
"Hahaha" Rena tertawa

Tiba-tiba :
"Nju .. Nju .. Nju" Achan mengigau memanggil nama Shanju

"Chan .. Chan bangun" Rena menggoyangkan bahu nya agar Achan segera sadar

"SHANJU !!!" kali ini Achan berteriak keras

Spontan Mang Ujang terkejut dan mengerem mobil secara mendadak

"Tuuk"

Bunyi kepala Achan yang kejedut kaca jendela

"Busyet lu Mang, kepala gue bisa pecah nih !! Sakit tau !!" ujar Achan kesal sambil memegang kepalanya

"Maaf non, mamang terkejut dengar suara teriakan enon" terang Mang Ujang kemudian menjalankan mobil kembali

"Makanya Chan, pake sabuk pengaman kayak aku, emang kamu tadi kenapa teriak manggil nama seseorang kalo ga salah manggil Shau, eh bukan ! Tapi yang bener itu Sahus , bukan juga deh ! Kayaknya tadi manggil nama Shanki ! Aggh siapa sih tadi nama nya?" tanya Rena keheranan sendiri

"Hahaha .. Shanju yang benar non Rena" potong Mang Ujang sambil tertawa

"Hah .. Itu , tadi kamu kenapa teriak manggil nama Shanju Chan?" tanya Rena ke Achan

"Cuma mimpi aja kok" jawab Achan dengan nada dingin

"Oh gitu"

~5 menit kemudian

"Kita sampai nona yang cantik dan manis" ujar Mang Ujang dengan nada genit

Segera Mang Ujang membukakan pintu mobil agar mereka berdua keluar

"Aku pamit pulang ya Chan" Rena berpamitan kepada Achan

"Iya" jawab Achan singkat

Rena akhirnya pergi pulang, dan Achan bergegas masuk ke dalam rumah nya

Sebelum masuk Achan membuka sepatunya dan mencampakkan nya begitu saja di teras rumah

"Ma .. Aku pulang" Achan berteriak memberitahu bahwa ia telah pulang

"Eh Achan udah pulang, makan dulu yuk" ajak Mamanya

"Ntar aja deh ma" tolak Achan dan pergi ke dalam kamar nya

Di dalam kamar Achan merenungkan mimpi singkat nya di dalam kamarnya

"Mimpi aneh apa sih itu? Masa iah aku mimpi, aku menjatuhkan sebuah apel dan tiba-tiba di tempat lain Shanju kecelakaan dan akhirnya meninggal! Apa hubungan nya apel dengan nyawa seseorang?" Achan bertanya-tanya di dalam hatinya

"Ah sudah lah , mungkin cuma mimpi , sebaik nya aku memasang musik dan tidur" pikir Achan

Achan lalu memasang musik dan tak dalam hitungan 1...2...3... Achan sudah tertidur pulas

Berjam-jam sudah Achan tertidur, iah tak sadar dengan keadaan sahabatnya yaitu Shanju

"Ma .. Kepala ku sakit" erang Shanju keras sambil memanggil mamanya dari dalam kamar

Mamanya yang mendengar erangan Shanju segera masuk ke kamar Shanju dan melihat keadaan anaknya

"Ya ampun .. Kamu mimisan lagi sayang !!!" jerit mamanya ketakutan

Tak tinggal diam segera mamanya merangkul Shanju dan membawa nya ke rumah sakit A3

Sesampai di rumah sakit mamanya menjerit memanggil dokter

Seseorang dokter yang masih keliatan muda segera menghampiri mamanya Shanju

"Ada apa buk?" tanya sang dokter
"Tolongin anak saya dong, dia mimisan lagi, darah yang keluar sangat deras" terang mamanya Shanju

"Ayok buk , kita bawa ke ruangan UGD"

Dokter pun segera menggendong Shanju yang sudah keliatan hampir pingsan

Sang Dokter membaringkan Shanju di ruangan UGD dan menyuruh mama Shanju agar menunggu di luar

~3 jam berlalu

"Buk" Dokter memanggil mama Shanju
"Bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya mamanya Shanju terkejut

"Buk, berdasarkan hasil pemeriksaan saya, anak ibu mengidam penyakit kangker darah" ujar sang Dokter
"Ehm .. Sebenar nya dok anak saya sudah lama mengidam penyakit mengerikan itu" jawab mamanya Shanju

"Buk, betapa bahaya nya itu, saya rasa anak ibu tak-kan bertahan lama, dan bisa saya prediksi umur anak anda hanya berkisar ± 1 bulan. Dan silahkan ambil hasil pemeriksaan kami sekitar 2 jam lagi bu" terang sang Dokter

Bagaikan tersambar petir mamanya Shanju mendengar dan tanpa terasa mamanya Shanju menitikkan air mata kemudian akhir nya menangis tersedu-sedu

"Dok, apakah tak ada cara menyembuhkan nya lagi?" tanya mama Shanju deng suara terisak
"Berdoa lah kepada Tuhan buk, cuma dengan tangan Tuhan lah yang bisa menyembuhkan nya" jawab Dokter tersebut

Seperti ibu yang tak ingin kehilangan anak yang disayangi nya ia segera masuk ke dalam UGD dan memeluk Shanju yang sedang tertidur berbalutkan inpus dan wayar oksigen di hidung nya (mimin gatau namanya apa -_-)

Shanju secara spontan terbangun karna pelukan mamanya yang sangat erat

"Ma .. Mama kenapa nangis?" tanya Shanju heran
"Sayang , mama gamau kehilangan kamu , kamu anak mama yang paling mama sayangi" ujar mama nya sambil terus menangis

"Ma .. Jangan nangis, ceritakan apa yang telah terjadi" kata Shanju kepada mamanya

Mamanya duduk di kursi dan menceritakan semua yang telah di bilang dokter

"Ma , kalo memang umurku cuma ± 1 bulan lagi aku mau meminta satu hal sama mama" ujar Shanju dengan tatapan kosong lurus menatap langit-langit dinding ruangan UGD

"Apa itu sayang?" tanya mama nya dengan suara yang hampir habis karena dari tadi terus menangis

"Mama jangan beritahu Achan bahwa Shanju bakalan ninggal" pinta Shanju

Tak terasa air mata mengalir dari mata Shanju

"Iya sayang" mamanya mengiyakan permintaan Shanju

"Yaudah ya sayang .. Mama pergi beli makanan kamu dulu ya" ujar mamanya sambil menghapus air matanya

"Iya ma"
"ACHAN !! BANGUN !!" Kak Shakina memanggil achan dengan berteriak keras

"..." Tak ada jawaban

"ACHAN !! BANGUN !!" kembali Kak Shakina berteriak memanggil Achan

"..." Hening

"AYANA SHABAB !! BANGUN !!" tak hentinya Kak Shakina berteriak memanggil Achan

"..." Lagi-lagi tak ada jawaban

"Kebangetan ni anak , suara gue habis cuma ngebanguni dia" Kak Shakina marah-marah sendiri

Dan ...

"Drubaakk"

Suara keras bantingan pintu

"Ya ampun Achan .. Lu kebangetan banget ya tidur nya ! Dipanggili sampe 100 kali ditambah pintu di dobrak juga lu ga bangun-bangun" omel kak Shakina

"Ehhmm"

Cuma itu yang terdengar dari Achan

"Gue sate lu Chan, BANGUN LU !" Kak Shakina berteriak di kuping Achan

"Setan lu kak, sakit kuping gue !" Achan melempar bantal guling dengan keras nya ke arah Kak Shakina

"Drukk"

Sasaran kena, muka kak Shakina terkena lemparan bantal guling Achan

"Mampus lu ! Hahaha" ujar Achan dengan senang

"Ih .. Lu ngeselin deh" Kak Shakina lalu menarik kuping Achan dengan kuat

"Ampun .. Sakit banget ! Lepasin tangan lu dari kuping gue !" Achan berteriak kesakitan

"Gue lepasin tapi lu harus bangun trus mandi setelah itu makan" perintah kak Shakina

"Iya gue lakuin perintah lu" ujar Achan

"Okey" kak Shakina akhirnya melepaskan tangan nya dari kuping Achan

"Males banget gue mandi, tidur lagi ah" kata Achan pelan
"Apa lu bilang ?" Kak Shakina menatap Achan dengan sinis
"K-a-g-a-k ada, gue mau mandi nih" Achan bangkit dari tempat tidur nya dan bergegas mandi

*kita intip keadaan Shanju*

Berurai air mata Shanju di ruangan UGD , tak disangka ia bakalan segera pergi

"Nju .. Makan dulu nak" mama Shanju datang secara tiba-tiba
"Iya ma" jawab Shanju terkejut sambil menghapus air matanya

Mama Shanju membuka bungkusan makanan dan menyuap Shanju

Kira-kira baru 5 suapan

"Ma udahan ah, aku udah kenyang" ujar Shanju kepada mamanya
"Sayang .. Kamu ga boleh gitu, nanti badan kamu makin lemah, makan ya sayang" jawab mamanya sambil mengelus kepala Shanju

"Nanti aku makan ma, mama ga usah khawatir, yang penting mama dulu yang makan, aku mau nanya ama mama, mama bisa ninggalin aku semalaman gak ? Aku mau sendiri dulu" pinta Shanju lembut
"Tapi sayang..."
"Ku mohon ma"
"Yaudah sayang. Mama turutin perintah kamu"

Mama nya mengecup lembut kening Shanju dan segera pergi meninggalkan Shanju

"Sayang, mama tau kamu sedih kan, mama juga sedih, mama gamau kamu pergi, 1 bulan waktu yang singkat" guman Mama Shanju di dalam hati

*kita lihat keadaan Achan*

"Ughh.. Segar" ucap Achan sambil menggelengkan kepala nya

"ACHAN MAKAN !!" Mama Achan berteriak dari bawah memanggil Achan

"IYA MA, SEBENTAR !" Achan berteriak kembali

Achan melangkah ke kamarnya, ia memakai baju tidur kesukaan nya, setelah itu ia turun ke bawah untuk makan

"Eehh kamu .." ujar Achan terkejut

Di meja makan bukan hanya ada Mama Achan, Kak Shakina dan Papa nya kali ini ada Stella, Melody dan 6 orang yang tak di kenal Achan

"Hei kamu" ucap Stella tak kalah terkejut

"Kalian semua kok disini?" Achan bertanya keheranan
"Oh iya .. Achan , ini om Jun dan tante Stin serta anak mereka bernama Stella dan Sonia dan juga ini om Fun dan tante Cer serta anak mereka bernama Melody dan Frieska " terang mama nya sambil memperkenalkan mereka satu per satu

"..." Tak ada kata yang keluar dari mulut Achan ia hanya bengong melihat nya

"Hei ... Sini" Melody melambaikan tangan ke Achan
"Iyaa" Achan lalu menghampiri Melody dan duduk disebelahnya

"Nama kamu Achan ya?" tanya Melody
"I-i-y-a" jawab Achan gugup

"Stel, nama nya Achan yang tadi nabrak kamu" Melody menyenggol lengan Stella
"Iya Mel, aku masih ingat kok" ujar Stella

"Egh .. Kak Stel, maap kejadian tadi ya?" Achan mengulurkan tangan nya ke Stella
"Iya dek, gapapa" Stella menjabat tangan Achan dan tersenyum manis

"Ehm .. Ayo makan" ucap Tante Cer

Mereka semua makan dengan lahap dan tenang

~15 menit kemudian selesai makan dan mulai cerita-cerita
~beberapa jam kemudian mereka selesai cerita-cerita dan kemudian keluarga Om Fun dan Om Jun pulang

"Chan kamu tidur gih, udah jam 10 malam nih, besok telat lagi" perintah Kak Shakina
"Iya bawel ini mau tidur" Achan bergegas masuk ke kamarnya

Tak lupa Achan menghidupkan alunan musik yang membuat ngantuk dan yaa .. Achan pun tertidur pulas

Jika Achan sudah tidur tetapi tidak dengan Shanju, ia sama sekali belum tidur

Shanju hanya menatap sudut ruangan UGD dengan tatapan kosong tanpa berkedip

Hampir 10 menit.an Shanju menatap sudut ruangan itu dan tiba-tiba saja rasa ngantuk menyergap mata nya

Dengan perlahan dan pasti akhirnya Shanju tertidur

~bersambung
"Degg"


Achan terbangun tiba-tiba, suara jantung nya berdegup sangat kencang
"Kenapa tiba-tiba aku terbangun dan kenapa jantung ku berdetak kencang?" pikir Achan

Achan melirik jam weker nya, jam menunjukkan pukul 04.45 WIB

"Masih 04.45 , masih ada waktu sekitar 15 menit untuk tidur lagi" guman nya lalu ia menarik selimut dan memejamkan mata

Walaupun Achan memejamkan mata, itu tak menjamin ia tidur, Achan tak bisa tidur, perasaan tidak enak menyergap hati nya

Achan mengalah kepada perasaan nya sendiri, ia lalu bangkit dari tempat tidurnya, ia membuka jendela kamar nya, menghirup udara segar

"Degg"

Lagi-lagi jantung nya tiba-tiba berdetak kencang

Kali ini Achan tak tahan menahan jantung nya yang berdetak kencang, ia terduduk sambil memegang kuat baju nya

Cukup lama Achan menahan sakit akibat jantung nya yang terlalu cepat berdetak

Achan kemudian pelan-pelan menghirup udara, akhirnya ia berhasil mengontrol jantung nya sendiri

"Sudah jam 05.05 WIB, ada baik nya aku segera mandi" ucapnya kepada dirinya sendiri

Achan bergegas pergi mandi

*di tempat keberadaan Shanju*

Tangan Shanju sedang memegang hidung nya

"Arrgghh .. Mimisan lagi" Shanju akhirnya tersadar bahwa hidung nya mengeluarkan darah segar kembali

Ia lalu meraih tisu yang berada di meja di samping tempat ia berbaring, kemudian mengelap darah yang mengucur deras

"Permisi"

Seorang suster mengucapkan salam dan tanpa sengaja mengejutkan Shanju

"Eh , adek terkejut ya" ucap seseorang suster yang lain kepada Shanju
"Iya" jawab Shanju singkat

"Kami cuma mau mengantarkan makanan dan mengecek kondisi adek" terang Suster tersebut

"Oh"

Shanju tak memperdulikan bagaimana si Suster itu mengecek kondisinya
Ia hanya menurut jika ia di suruh membuka mulut lah, dan ia juga hanya menjawab beberapa pertanyaan suster dengan singkat

*lihat apa yang sedang dilakukan Achan yuk*

Terlihat Achan sudah berpakaian seragam sekolah lengkap dan juga terlihat ia hampir selesai memakan roti selai yang ditemani 1 gelas susu

Tak lama kemudian selesailah Achan sarapan kemudian Achan menghampiri mamanya

"Aku pergi dulu ya ma" pamit Achan dan seperti biasa ia mencium pipi mamanya
"Iya sayang .." jawab mamanya lembut

Seperti biasa Achan di antar mang Ujang ke sekolah nya

~sesampainya di sekolah

"Hei Rena" Achan menyapa Rena yang kebetulan sama-sama baru sampai di sekolah
"Hei juga Chan" jawab Rena tersenyum
"Kelas kamu dimana Ren?" tanya Achan
"10 C Chan, tapi nanti aku bakalan jadi teman sekelas mu kok, aku nanti pindah ke kelas mu di 10B" ujar Rena
"Oh"

Rena dan Achan melangkah ke kelasnya masing-masing

Di kelas Achan :

Achan belum melihat keberadaan Shanju
Ia menunggu Shanju di bangku tempat duduk nya sampai-sampai ia ketiduran

"Tenenet .. Tenet .. Tenenet .. Tenet .. Tenenet .. Tenet"

Bel bunyi menandakan masuk berbunyi

"Chan bangun" ujar seseorang yang tak lain adalah Beby

Tetap saja Achan tak bangun

"Bangun Chan" kali ini Beby mencubit lengan Achan
"Aduh" erang Achan

"Bangun lu Chan, guru bentar lagi masuk" ucap Beby
"Iya beb, makasih ya" Achan tersenyum kecut

Achan melirik ke bangku sebelahnya,

"Shanju belum juga datang, apakah dia sakit?" Achan bertanya kepada hatinya

"Selamat pagi anak-anak" Ibu guru yang bernama Yuko-san menyapa murid-muridnya
"Selamat pagi bu" semua serempak mengucapkan salam kepada Ibu Yuko-san

"Hari ini kita mendapat 2 kabar, kabar baik dan kabar buruk" Ibu Yuko-san memulai percakapan

"Kabar yang baik adalah, kita mendapat tambahan siswi baru dari kelas sebelah" tambah Ibu Yuko-san

"Rena, ayo masuk dan perkenalkan dirimu" perintah Ibu Yuko-san

Rena masuk dan segera memperkenalkan dirinya

"Hai semua , nama ku Rena Nozawa dari kelas sebelah , panggil aku Rena ya" ujar Rena dengan suara Jepang nya yang khas

"Silahkan duduk disamping Achan hanya untuk sementara waktu"

"Baik bu"

"Nah anak-anak, itulah kabar baiknya , kabar buruk nya adalah temen kita Shanju sedang di rawat di rumah sakit, bagi kalian yang mau menjenguk nya silahkan datang ke rumah sakit A3" terang ibu Yuko-san

"Shanju" Achan berkata pelan
"Oh Shanju sahabat kamu ya?" tanya Rena
"I-i-y-a" jawab Achan gugup

"Pulang sekolah aku akan segera kesana" pikir Achan
"Chan, ga mungkin aku bisa ngerayain ulang tahun mu, rasa sakit di semua tulang ku semakin menjadi-jadi, aku harap Rena yang kamu ceritakan bisa jadi sahabat mu"

Shanju melamun dan air mata mengalir deras di pipi Shanju, ia harus meninggalkan semua orang yang ia sayangi, mamanya, papanya, Achan, teman-teman nya ..

Hufft .. Rencana Tuhan tak ada yang mengetahui, semua ada di tangan nya

Shanju hanya bisa berbaring layak nya seorang yang kangker darah, tulang punggung nya semakin lama semakin sakit , tak jarang ia merintih kesakitan seorang diri, ingin rasanya ia pergi menghilangkan semua rasa sakit ini tetapi entah harus bagaimana dirinya bangkit

"Shania"

Mamanya masuk ke ruangan

"Mama" suara Shanju terdengar gemetaran
"Kenapa sayang?" tanya mamanya
"Kemari ma, aku pengen meluk mama" pinta Shanju
"Iya sayang" mamanya melangkah ke arah Shanju dan memeluknya

"Aku sayang mama" ujar Shanju menangis
"Mama juga sayang kamu nak" balas mamanya sambil menitikkan air mata

"Ma, aku ga bisa bangkit lagi, tulang-tulang ku serasa ingin remuk" tambah Shanju
"29 hari lagi sayang, hiks..hiks..hiks.. Berdoa lah kepada Tuhan, semoga keajaiban datang" suara mamanya terdengar samar akibat menangis

"Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus" Shanju berdoa di pelukan mamanya

Setelah selesai berdoa, mamanya melepaskan pelukan nya dan menyuruh Shanju untuk istirahat

"Sayang, kamu istirahat ya" ujar mamanya
"Iah ma" jawab Shanju

*kita intip Achan

"Aku pulang Ma" Achan mengucapkan salam

"Iya sayang .. Ganti pakaian dulu trus makan ya" mamanya berteriak dari arah dapur

Belum lagi Achan sampai ke kamar,

"Achan .. Achan .." seseorang memanggil Achan

"Rena" ucap Achan ketika melihat bahwa seseorang itu Rena

"Masuk yok Ren" tambah Achan
"Iya"

Rena melangkah masuk mengikuti Achan ke arah kamar Achan

Mereka berdua sekarang berada di kamar Achan

"Wah, kamar mu indah ya, banyak boneka nya, ada juga poster club Inter Milan yang sangat besar" puji Rena

"Biasa ja Ren" Achan tersipu malu

"Dan ini ..." Rena memperhatikan bingkai foto dan sebuah album foto

"Itu aku sama Shanju, dan album itu isi nya foto kami berdua, kalo mau lihat silahkan" ujar Achan tersenyum

Rena duduk di sisi tempat tidur Achan dan membuka satu persatu lembaran album foto antara Achan dan Shanju

Rena tersenyum melihat foto-foto mereka, apalagi ketika mereka masih kecil sangat terlihat jelas kepolosan mereka

"Chan, kamu sama Shanju ini sejak kapan jadi Sahabat?" tanya Rena sembari meletakan album foto tersebut

"Dari lahir . Hihihi" tawa Achan

"Enggak sih, kami bersahabat dari kelas 1 SD, ya , suka dan duka kami jalani, aku hapal betul gimana sifat Shanju dan ia hapal betul bagaimana sifat ku, aku menganggap nya seperti saudara aku sendiri" terang Achan

Rena hanya terdiam sementara Achan memandang lurus ke arah jendela kamar nya, angin sepoi-sepoi masuk melalui jendela

"Aku jadi ingat, saat kami SMP kelas 2 ketika itu Shanju baru putus dengan pujaan hati nya, dia galau berat, susah di ajak ngomong, pengennya sendiri terus, kalo dia lagi galau jangan di ganggui, sekali disenggol nyawa bisa hilang .. Hahaha .. "

Achan tertawa mengingat semua nya

"Kami sama-sama masuk di sekolah [JAKARTA48 SCHOOL] dimana peraturan nya tidak boleh pacaran selama masih bersekolah, sebenarnya aku senang sih gak boleh pacaran karna masih sekolah tapi kan tetap aja hati ini sepi. You know lah Ren" curhat Achan

"Aku juga punya sahabat Chan" Rena memulai cerita nya

"Tapi sayang dia harus ikut bersama orang tua nya pindah ke Inggris, selama 1-2 bulan kami masih sering saling memberi kabar, akan tetapi entah mengapa saat itu dia mengganti no HP nya dan ya .. sampai sekarang aku gatau nomor HP nya dan aku gatau gimana keadaan nya" tambah Rena

"Chan, aku ingin banget bisa bersahabat dengan mu" ujar Rena

"Tapi kan kita udah sahabat" Achan melangkah ke arah Rena dan memeluk nya

"Hahaha .. Makasih Chan" Rena tertawa

"Ren, kamu suka gak ngeliat matahari terbenam?" tanya Achan sambil melepaskan pelukan nya

"Suka banget Chan" jawab Rena

"Aku tau dimana tempat paling indah melihat matahari terbenam, kamu mau gak kita kesana jam 5 sore?" tanya Achan lagi

"Mau dong, sekarang juga bisa" ujar Rena tersenyum

"Hahaha .. Aku mau tidur siang dulu Ren" tawa Achan

"Tidur? Kamu hobi banget sih tidur, mata kamu udah keliatan banget sayu nya" ledek Rena

"Biari, kamu tidur siang disini atau mau pulang?" tanya Achan sambil menarik selimut nya

"Tidur siang disini dong, ayok tidur" Rena berbaring memeluk salah satu boneka Achan dan mereka berdua tertidur pulas

*di tempat keberadaan Shanju*

Shanju melihat mamanya tidur di sofa, dengan raut muka sedih ia menatap mamanya

"Ma" panggil Shanju pelan

"..."
Mamanya masih tertidur

"Ma !" Shanju menaikkan nada suara nya

"Egghhh"
Mamanya akhirnya tersadar

"Iya sayang?" buru-buru mamanya bangkit dan melangkah ke dekat Shanju

"Ma, kita bisa ngeliat matahari tenggelam di tempat yang Shanju tunjuk?" tanya Shanju

Tak tega mamanya menolak, ia mengiyakan semua permintaan Shanju

"Tapi sayang, kamu ga bisa bangkit, bagaimana mama bisa membawa mu ketempat yang kau mau?" Mamanya mengelus lembut kepala Shanju

"Pake kursi roda ma" jawab Shanju tersenyum
"Jam 5 kita ke sana ya sayang" ujar mamanya
"Iya ma"

Mamanya kembali ke sofa, beristirahat sebentar, tak jarang mamanya melihat ke arah Shanju,

"Kamu masih punya masa depan cerah, tetapi semuanya akan lenyap begitu saja" guman mamanya Shanju

" Tik..tik..tik.. "

Suara detak jam yang terdengar

"Drrdd..drrdd..drrdd"

Getaran HP Rena yang memaksa Rena membuka matanya dari tidur siang nya

"Ah ternyata alarm, aku kira apaan" ujar nya pelan

Ternyata Rena menyetel alarm supaya ia bisa bangun tepat jam 5 sore

"Chan.. Bangun udah jam 5 sore" Rena menggoyang kan badan Achan

"Bentar lagi ya Ren" Achan menarik kembali selimut nya

"Jangan dong Chan, nanti kita telat ngeliat matahari terbenamnya" ujar Rena dengan suara manja

"Iyaa ini aku udah bangun" Achan membuka selimut nya dan bangkit dari tidur nya

"Cuci muka dulu yuk Ren" ajak Achan

"Ayuk"

*di tempat Shanju*

"Shania, ayo kita berangkat" mamanya membangunkan Shanju dengan lembut

"Ehhm .. Ayo ma" suara Shanju terdengar serak

"Ini kursi roda nya, mama angkat kamu ya" jelas mamanya

Mama nya mengangkat Shanju dan mendudukkan nya di atas kursi roda, mamanya mendorong kursi roda dimana sudah ada Shanju di kursi roda kemudian mamanya membawa Shanju masuk ke dalam mobil

"Kita mau ke arah mana sayang?" tanya mamanya
"Terus aja ma, kalo Shania bilang belok kanan atau kiri mama nurut ya" jawab Shanju tersenyum

Mamanya mengikuti semua petunjuk Shanju

"Kanan ma"
"Terus aja"
"Kanan lagi ma"
"Belok kiri ma"
"Terus aja ma"
"Nah belok kiri"

Suara perintah Shanju kepada mamanya, akhir nya sampai lah mereka di tempat yang sangat indah

Ternyata Shanju mengajak mamanya ke sebuah danau, di tepi danau itu di tumbuhi rumput yang menambah keindahan danau tersebut

Mamanya bergegas keluar, membuka bagasi untuk mengeluarkan kursi roda dan kemudian mengangkat Shanju ke atas kursi roda
"Ma, antar aku ke sana" pinta Shanju sambil menunjukkan arah nya


Mamanya mendorong kursi roda ke arah tersebut

"Mama, bisa tinggalin aku sebentar? Aku pengen sendiri ma" ujar Shanju sambil menatap ke arah ufuk barat

"Iya sayang"

Sebelum pergi mamanya mencium halus kening Shanju

Mamanya Shanju berjalan ke arah mobil mereka, tiba-tiba mama Shanju melihat seseorang yang tak lain adalah Achan

"Ayana !!!" Mama Shanju berteriak memanggil Achan

Achan mencari sumber suara yang memanggil nya

"Eh tante" ujar Achan kemudian menghampiri mama Shanju

"Ada apa tan?" tanya Achan
"Tante bisa ngomong sebentar sama kamu gak? Tapi cuma kita berdua saja" pinta mama Shanju

"Rena, tunggu sebentar ya, ada yang harus kami bicarakan, kamu duduk dulu nanti aku datang lagi" kata Achan sambil tersenyum
"Jangan lama ya Chan" jawab Rena

Mama Shanju dan Achan melangkah menjauhi Rena

Merasa sudah aman mengatakan nya mama Shanju mengutarakan maksud nya

"Ayana, apakah kamu tau bagaimana kondisi Shania yang sekarang?" tanya mama Shanju
"Pas aku jenguk dia tadi, katanya dia baik aja kok tan, jadi aku rasa dia baik-baik saja" jawab Achan polos

Mama Shanju memegang pundak Achan erat, terlihat jelas mata mama Shanju berkaca-kaca

"Ayana, Shania akan segera meninggal" ucap mama Shanju sambil menitikkan air mata

"Maksud tante?" Achan bertanya keheranan

"Shania mengidap penyakit kangker darah dari kelas 2 SMP, tante bolak balik ke rumah sakit membawa Shania berobat, tapi semua yang tante lakukan tak menghasilkan apapun, kangker darah nya semakin berkembang pesat" terang mama Shanju dengan suara gemetaran

"Trus kenapa tante bilang Shania bakalan ninggal?" Achan masih belum mengerti

"Dokter memprediksikan umur Shania hanya ±1 bulan lagi, tubuh Shania sudah lemah di grogoti sel darah putih yang terus berkembang tanpa terkontrol" jawab mama Shanju sambil menatap dalam mata Achan

Tak ada kata-kata yang bisa mengawali kesedihan Achan, ia terduduk lemah saat tau Shanju bakalan segera pergi, di tatap nya langit biru kemerah-merahan dan tanpa terasa air mata menggenangi pipi nya

"SHANJU !!!" Achan berteriak keras

"Tan, Shania dimana sekarang?" tanya Achan dengan suara gemetaran

"Disana" Mama Shanju menunjuk arah tempat keberadaan Shanju

"Tante bisa nemani Rena disana kan? Aku mau ke tempat Shania" ujar Achan kemudian berlari

"Iya Ayana" mama Shanju pun melangkah pergi ke arah Rena

Achan melihat kursi roda dan yang duduk di atas kursi roda itu adalah Shanju

"NJU !!!" Achan berteriak dari belakang

Shanju tak dapat membalikkan kepala nya, terasa nyeri kalau ia mencoba membalikan kepalanya

Achan berlari kencang ke arah Shanju, sesampai nya di depan Shanju

"Kamu tega Nju !" Achan berteriak menangis di depan Shanju

"Kamu kenapa Chan?" Shanju heran melihat Achan

"Kam..uuu.., jangan ninggalin kami semua Nju" Achan memeluk Shanju

Achan menangis keras

"Maafkan aku Chan" Shanju juga ikutan menangis

Mereka berdua berpelukan dan menangis bersama

"Kamu kenaapaa ga cerita sama aku Nju? Kamu tega Nju" suara Achan terisak-isak

"Aku gamau buat kamu khawatir Chan, maafin aku" jawab Shanju

Achan melepaskan pelukan nya dari Shanju

Achan kemudian berdiri tepat di samping Shanju

"Ga bakalan ada lagi si Smiling Eyes, ga ada bakalan ada lagi si galau yang di senggol bakalan ngebunuh orang itu, ga ada bakalan ada lagi orang yang heboh ganggui Beby, dan yang terakhir ga ada lagi Sahabat ku dari kecil" terdengar suara Achan begitu pelan , tetap air mata nya mengalir membasahi pipi imut nya

"Aaaa !!! Siapa lagi sahabat ku yang bisa kayak kamu NJu !!! "
Achan berteriak

"Achan?" Shanju menoleh ke arah Achan

Achan terduduk lemas sambil menangis

"Degg"

Jantung Achan berdegup kencang sekali

Tak bisa Achan menahan nya, tangan kirinya menggengam rumput di sekitar nya dengan kuat dan tangan kanan nya berada di posisi jantung nya

"Achan?" Shanju melihat Achan merintih kesakitan

"Shanju tolong" rintih Achan

Shanju tak dapat berbuat apa-apa ia hanya bisa melihat Achan, nyeri di seluruh punggung nya masih terasa

Tapi bagaimana bisa seorang sahabat bisa melihat sahabatnya sendiri merintih kesakitan, dengan seluruh kekuatan yang masih ada Shanju bangkit dari kursi roda nya

"Bruuukkk"

Baru saja Shanju berdiri tapi ia sudah terjatuh

"Shanju !!!" Achan berteriak

Kekhawatiran kepada sahabat nya mengalahkan rasa sakit yang timbul di dada Achan

Achan segera menopang badan Shanju dan mendudukkan nya di atas kursi roda

"Dasar bodoh" omel Achan
"Kamu juga bodoh" balas Shanju

"Tapi kamu lebih bodoh dari aku ! Wek ..." ejek Achan sambil menjulurkan lidah nya
"Biar adil kita sama-sama bodoh" ujar Shanju tersenyum

"Smiling Eyes" Achan melihat mata Shanju yang tersenyum

"Hihihi .. Liat matahari nya Chan, hampir terbenam" Shanju menunjuk matahari

"Iyaa .." Achan memperhatikan matahari nya dan menghapus air matanya

Kedua sahabat ini memperhatikan matahari yang terbenam sambil tersenyum
Hingga mereka tak sadar Rena dan mama Shanju sudah di belakang

Mama Shanju memegang erat bahu Shanju sementara Rena berada di samping Achan

Mereka berempat menikmati keindahan pemandangan yang tersaji di depan mereka
Achan, Shanju, Rena dan Mamanya Shanju melihat matahari sampai benar-benar terbenam

"Ehm, ma kita masih balik ke rumah sakit lagi ?" tanya Shanju

"Kenapa sayang? Emang nya kamu ga betah di rumah sakit? Atau kamu mau dirawat di rumah aja?" Mamanya berbalik bertanya

"Iya ma" jawab Shanju

"Yaudah, kamu di rawat di rumah saja" ujar mamanya tersenyum

"Ayana, Rena kita pulang sama aja, kan kita 1 kompleks" ajak Shanju

"Ayok" Achan dan Rena menjawab bersamaan

Mereka pergi menuju mobil Shanju, sebelum masuk ke mobil Shanju harus terlebih dahulu di angkat dari kursi roda lalu didudukkan di jok mobil

Achan membantu mama Shanju mengangkat dan mendudukkan Shanju , sementara Rena menyimpan kursi roda di bagasi mobil

Shanju duduk tepat di samping Achan di jok tengah, Rena duduk di jok depan, dan ya.. Mama nya Shanju menyetir mobil

Di dalam mobil tak ada satupun yang berbicara, semuanya sunyi senyap

Shanju mulai menyenderkan kepalanya di bahu Achan sementara Achan hanya melamun menatap ke arah jendela
Dan Rena ?
Rena tertidur pulas
*hahahaha*

Nasib malang tak dapat di tolak, perjalanan pulang mereka terhambat oleh kemacetan parah

"Chan" panggil Shanju

"E-e-h-h i-yaa?" Achan gugup menjawab panggilan Shanju

"Kamu tumben ga tidur, biasanya tidur" ledek Shanju

"Ehm" Cuma itu respon dari Achan, padahal Shanju baru saja ingin bercanda dengan Achan

"Nju, kalo kamu beneran ninggal, apa yang akan kamu lakukan sebelum meninggal?" Pertanyaan Achan mengangetkan Shanju

"Kematian itu cuma Tuhan yang tau Chan, mungkin saja dokter hanya bisa memprediksi, dan mungkin aja bukan 1 bulan lagi aku meninggal, mungkin aja aku meninggal besok atau mungkin aja aku masih bisa bertahan lama" jawab Shanju panjang lebar

"Ehm"
Lagi-lagi cuma itu respon Achan

Tangan Achan menyentuh lembut kepala Shanju yang bersender di bahu nya, Achan memperbaiki posisi kepala Shanju agar tak bersender lagi di bahu Achan

"Aku pengen merenung" ucap Achan pelan

Lalu Achan menggeser posisi duduk nya sedikit menjauhi Shanju, kepala nya di senderkan ke jendela dan ia mulai merenung

Mereka masih dalam keadaan macet parah, mobil kadang asli tidak berjalan

Shanju hanya melihat Achan keheranan
Tapi Shanju tak ambil pusing, ia lalu fokus melihat ke depan

~30 menit berlalu

Jalanan macet tak memberi mereka jalan pulang

Perlahan dan pasti rasa ngantuk menghampiri Shanju

"Chan, aku pinjem bahu mu sebagai bantal ya" pinta Shanju menahan kantuk

"Iya" jawab Achan singkat

Achan bergeser ketempat semula agar Shanju bisa tidur di bahunya

Shanju meletakkan kepalanya di bahu Achan dan mulai memejamkan mata

Tak ketinggalan Achan juga mulai mengantuk, ia akhirnya ikut tidur

"Persahabatan yang indah" ucap Mamanya Shanju pelan

-------------------------------------------------------

"Rena, Ayana, bangun udah sampai" mama Shanju membangunkan Achan dan Rena

"Eggghh .. Udah sampe ya?" tanya Achan dengan muka mengantuk

"Hoaammm" Rena menguap

Achan melirik ke bahunya, Shanju masih tertidur pulas,
Ia tak tega membangunkan Shanju

"Tan, aku tidur di rumah tante aja ya, sekalian nemani Shanju" Achan mengutarakan niat nya

"Kamu yakin?" tanya Mama Shanju

"Yakin tan"

Akhirnya cuma Rena yang diturunkan, sementara Achan ikut ke rumah Shanju

"Nju .. Bangun" Achan menggoyangkan bahu nya

"..." Shanju belum bangun juga

"Nju .. Bangun" Achan kembali menggoyangkan bahu nya

"..." Masih belum bangun

"Shania .. Bangun" Achan berkata lembut tetapi tangan nya mencubit pipi Shanju

"Aww ..." erang Shanju

"Dibanguni dari tadi bukan nya bangun" omel Achan

"Ngantuk banget sih Chan .. Hoaam" Shanju menguap

"Ehm .. Yaudah masuk ke kamar mu aja yuk, biar langsung tidur"

Achan keluar dari dalam mobil dan mengulurkan tangan nya ke arah Shanju

Shanju pun menyambut uluran tangan Achan,

"Nak Ayana, kamu bisa sendiri?" Mama Shanju tampak tak yakin dengan Achan

"Bisa dong tante" jawab Achan mantap

Achan merangkul Shanju dan menuntut nya ke arah kamar Shanju

Di kamar Shanju, ia membaringkan badan Shanju setelah membaringkan Shanju, Achan hendak tidur di samping Shanju tapi ...

"Deeggg"

Jantung Achan lagi-lagi berdekup kencang, dan langkah nya sempat terhenti

"Achan, kamu kenapa?" Shanju tampak khawatir melihat Achan

"Gapapa kok Nju" Achan berkata bohong sambil tersenyum

Achan segera naik ke atas tempat tidur Shanju

"Have A Nice Dream Best Friend" ujar Achan kemudian menarik selimut nya dan tidur

"Too" balas Shanju sambil tersenyum
"Traakkk ..."

"Apa itu?!" Achan terbangun

"Chan ! Sakit"

Ternyata suara Shanju yang merintih kesakitan

"Shanju ! Kamu kenapa !" Achan berteriak ketakutan

"Pu-n-g-g-u-n-g ku . Aku gatahan lagi Chan" suara Shanju gemetaran

Bukan nya menolong, Achan malah terdiam dan terpaku, mungkin ia bingung apa yang harus di lakukan nya

"Ch ..."
Belum sempat Shanju menyelesaikan kata-katanya, Shanju sudah tak sadar kan diri

"Nju ! Nju ! Nju !" Achan berteriak sambil memukul pipi Shanju

"SHANJU !!!"

Mata Achan terbuka, ia sadar bahwa ia bermimpi

"Ngoss .. Ngoss"

Dada Achan terasa sesak, sekujur tubuh nya basah oleh keringat

Ia lalu melirik ke samping, di samping nya Shanju masih tertidur pulas

"Sahabat ku" ujar Achan pelan sambil menatap dalam Shanju yang masih tidur

Achan menyelimuti Shanju sampai batas leher Shanju

Lalu ia melihat jam dinding di kamar Shanju

"Jam 2 malam" guman nya

Seperti hal nya orang yang terbangun dari mimpi buruk pasti susah tertidur lagi

Merasa bosan ia pun mengitari isi kamar Shanju, di lihat nya secara detail isi kamar Shanju dan "tap" matanya tertuju pada sesuatu

"Tumpukan kertas apa itu?" Tanya nya di dalam hati

Achan menuju ke arah tumpukan kertas, ia mengambil satu persatu kertas-kertas itu dan membaca nya

"Tanggal 23 Oktober 2011
Shania, awalnya aku ketemu kamu, hati ku deg-degan, aku susah bernafas, aku mau bilang sama kamu kalau aku menyukai mu dan apakah kamu mau menjadi pacar ku?
Aku memberikan sepucuk surat ini untuk mu agar kamu bisa merasakan apa yang bisa ku rasakan,
By : Penggemar Rahasia mu"

Achan tertawa geli membaca nya, ternyata hampir semua kertas itu dari semua orang yang suka dengan Shanju dan juga pengagum rahasia nya
Hampir puluhan kertas yang tertumpuk di situ, dan yang dibaca Achan hanya sebagian saja

Ia meraih salah satu kertas, dengan teliti Achan membaca nya

"KERTAS PERSAHABATAN"
"SHANIA JUNIANATHA"
"AYANA SHABAB"

~We Are Best Friend Forever~

Di kertas itu terbubuhi tanda tangan, cap jari, serta tempelan foto Achan dan Shanju

Achan tertegun dan terdiam, dengan gemetaran Achan meraba cap jari dan tanda tangan yang tertera di kertas itu

Lalu Achan membaca tanggal yang ada di kertas itu 03 Juni 2008

"Saat ulang tahun ku ya .. Hmm .. Ternyata dulu kami sangat polos ya"
Achan tersenyum kecil

Achan lalu meninggalkan tumpukan kertas itu sementara kertas persahabatan tetap di genggam nya di tangan

Ia lalu melangkah ke arah tempat tidur lalu duduk di sisi tempat tidur

Achan terus memandangi kertas itu

"Hmm .. Ada yang ganjil dengan kertas ini, seingat ku dulu dalam satu halaman ini penuh semua deh" Achan berfikir keras

"Masih muat satu nama orang lagi" pikir nya lagi di dalam hati

"Achan" suara dari belakang membuat Achan terkejut

"Shanju" pekik Achan

"Kamu ngapai?" tanya Shanju
"Ngeliat ini Nju" Achan menunjukkan kertas persahabatan mereka

"Oh. Hahaha" Shanju tertawa kecil

"Btw nju, penggemar rahasia kamu banyak ya, kenapa ga pernah cerita ama ku?" tambah Achan

"Kamu juga punya penggemar rahasia yang banyak kan Chan" gerutu Shanju

"Idih ... Kamu tau dari mana?" tanya Achan keheranan

"Kamu pernah ngelarang aku membuka box yang ada di bawah kolong tempat tidur mu . Tapi rasa ingin tau aku tinggi dan aku membuka box yang ga terlalu besar itu, semua tumpukan kertas dari penggemar rahasia mu ada di situ dan juga ..." Ucapan Shanju berhenti

"Oh jadi kamu berani obrak-abrik box yang di bawah kolong tempat tidur ku? Apa hak mu mengobrak-abrik nya? Aku kan pernah bilang jangan pernah membuka box itu !!" potong Achan dengan nada suara yang terdengar agak meninggi

"Kamu juga, kenapa kamu baca surat dari penggemar ku?" Shanju bertanya dengan tenang

"Aku cuma kebetulan ngelihat semua tumpukan itu, aku kira kertas yang ga perlu, tapi semua nya ternyata tumpukan kertas penggemar rahasia mu !!! Kalo aku tau ini penggemar rahasia mu ga bakalan aku sentuh !!! Lagian kamu ga nyimpan semua kertas itu !!! Dan satu hal aku paling benci sama orang yang membuka isi box itu siapa pun itu!!!" Achan berteriak dengan emosi

Upss .. Ternyata Achan ga suka sama orang yang membuka isi box yang ada di bawah kolong tempat tidur nya

"..." Shanju terdiam mendengar teriakan Achan yang memarahi nya

Shanju pernah berantam dengan Achan, nada kemarahan Achan sudah di hapal betul oleh Shanju, tetapi kali ini nada tekanan kemarahan Achan beda dari biasa nya, terlihat sangat begitu emosi

Shanju terdiam sementara raut wajah Achan memerah karna menahan emosi

"Kau benar membenci ku?" Shanju menatap dalam mata sayu Achan yang memancarkan emosi

"..."
Pertanyaan Shanju membuat Achan terdiam

Dan ..

"Plaakk"
Oh no .. Achan menampar pipi Shanju

"Apa yang kamu lakukan?!"
Shanju tak terima dengan tamparan Achan

"Pertanyaan bodoh apa itu?" tanya Achan

"Pikirkan kata-kata amarah mu dulu yang telah kau lontarkan sama ku tadi!" wajah Shanju mulai memerah

"Dari dulu kamu tetap bodoh ! Aku bercanda jelek ! Hahahahaa ..." ejek Achan lalu tertawa kuat

"Gak lucu Achan !" omel

"Btw, muka ku tadi gimana Nju? Keliatan gak bohongan kan? Tadi lucu banget Nju. Kamu tau ga muka kamu lucu nya gimana pas aku marahi? Hahahaha" ledek Achan

"ACHAN !!!" Shanju berteriak

Shanju tak terima kalau ia di kerjai Achan

"Hahahahaa ..." Achan tertawa lagi

Shanju mencoba mengerahkan semua kekuatan agar bisa melempar bantal guling ke arah Achan

"Eehhh. Jangan di lempar bantal guling nya!" Achan segera menjauhi Shanju

Tapi ya .. Mau gimana, Shanju ga bisa ngelempar bantal ke arah Achan, tenaga Shanju ga sekuat dulu

"Ga bisa ya Nju" ledek Achan

"Chan ..." panggil Shanju pelan

"Iya Nju? Ada apa?" tanya Achan lalu naik ke atas tempat tidur dan duduk

"Chan kamu tau gak aku masih pengen hidup, masih pengen galu lagi, masih pengen becanda-an lagi sama kamu, masih pengen sekolah, masih pengen bisa ngeliat matahari terbenam" ujar Shanju

"Emm" Achan menelan ludah nya sendiri, ia sulit berbicara

"Nju .. Kamu ingat gak? Mantan kamu si Hendra" Achan mencoba mengalihkan pembicaraan

"Oh si Hendra kutu buku itu ya" jawab Shanju

"Iya .. Pas pacaran sama dia kamu tersiksa banget, mesti temani dia ke perpus baca buku lah, di suruh ikutan belajar bareng dia lah .. Hahahaha ..." Achan membuka dan membicarakan memori ingatan nya tentang Shanju dan pacar nya dulu

"Iuhh .. Aku jadi lupa, kenapa aku bisa suka ama dia ya? Jadi nyesel deh . Hahaha" tawa Shanju

"Hahaha ..." Achan tertawa mendengar ucapan Shanju

"Tidur yuuk Chan, ngantuk nih" ajak Shanju

"Selamat tidur lagi Smiling Eyes" ujar Achan lembut

"Chan .. 28 hari lagi loh" ucap Shanju lalu memejam kan matanya

"Hm ..."
Mereka berdua akhir nya tidur


Sekitar 2 jam mereka tidur, tiba-tiba :

"Kringggg...Kringggg...Kringggg..."

Suara jam weker Shanju berbunyi, tetapi Achan dan Shanju belum membuka mata juga

"Kringgg...Kringgg..Kringgg"

Jam weker terus berbunyi

"Astaga" Achan terbangun

Mata Achan terlihat bengkak karna kurang tidur ditambah karna menangis saat di tepi danau

"Huaaahhhh ... Ngantuk !!!" ujar nya kuat lalu kembali memejamkan mata nya

5 menit kemudian

"Aitakatta..Aitakatta..Aitakatta"
Panggilan masuk ke HP Achan

"Siapa lagi sih ahhh !!"
Achan marah-marah sendiri

Dengan malas ia melihat siapa yang menelpon nya

"Upss .. Mama" guman nya

Lalu Achan mengangkat telpon

"Iya ma ada apa?"

"Kamu ga sekolah sayang?"

"Izinin aku dong ma, ngantuk banget nih"

"Oh yaudah, nanti mama izinin kamu tidur aja dulu"

"Makasih ma . Bye"

Achan meletakkan hp nya dan tidur kembali

5 jam kemudian

"Chan .. Bangun" Shanju mencoba membanguni Achan

"Eggghhh. Bentaran deh" Achan menutup kepala nya memakai bantal

"Chan bangun udah jam 10 pagi" Shanju menggoyang kan lengan Achan dengan lembut

"Iya bawel , ini aku udah bangun" jawab Achan lalu ia mengucek-ngucek mata nya

"Hooooaaaammmm ... Pagi yang indah di Bikini Bottom" ujar Achan lalu bangkit berdiri

"Loh Nju .. Kamu sejak kapan udah di kursi roda ? Dan sejak kapan kamu udah selesai mandi?" Achan memandang Shanju heran

"Sejak negara api menyerang .. Hahahaha" jawab Shanju tertawa

"Chan, mandi dulu gih, trus nanti pake baju aku yang itu, trus kita jalan-jalan keliling rumah ya?" pinta Shanju

"Iya" Achan bergegas ke kamar mandi yang ada di kamar Shanju

Shanju menunggu Achan di atas kursi roda, ya ... kalian tau lah yeakan Shanju kan ga bisa ngeser kursi roda jadi Shanju hanya terdiam diposisi dimana ia membangunkan Achan tadi

Sekitar 25 menit

"Jrenggg..Jrenggg..Jrenggg"

Achan sudah selesai mandi dan berpakaian

"Tunggu sebentar ya Nju, aku dandan dulu" ujar Achan genit

"Ishh, cepatan ya Chan"

"Siap boss"

Secepat mungkin Achan berdandan

"Taarrraaa ! Ayo kita jalan-jalan" ajak Achan

"Ayokk" balas Shanju girang

Achan mendorong kursi roda Shanju ke luar kamar kemudian keluar rumah terus berkeliling kompleks

Selama di perjalanan keliling kompleks

"27 hari lagi ya Chan, ga terasa" ujar Shanju lalu menunduk

"Egghh .. 27 hari ya, mulai sekarang aku bakalan nemani Shanju deh, pulang sekolah, ganti pakaian, makan trus langsung ke rumah Shanju deh" jawab Achan dengan mantap

"Kamu serius Chan? Janji ya" Terlihat jelas raut muka Shanju memancarkan kegembiraan

"Iya aku janji"

Achan mengajukan jari kelingking nya ke depan Shanju

"Oke"

Shanju menyambut dengan senyum jari kelingking Achan

Mereka berkeliling di sekitar kompleks sambil memancarkan senyum indah mereka

"Nju , pulang yukk .. Capek nih" ajak Achan

"Yaudah" jawab Shanju

Mereka kembali pulang ke rumah Shanju,

"Nonton yuukk"

Achan membawa Shanju ke ruang tengah, lalu Achan memindahkan Shanju ke atas sofa dan kemudian Achan menyalakan TV

"Tom and Jerry Chan" ucap Shanju

"Iyaa" jawab Achan lalu Achan duduk di sebelah Shanju

"Aku pinjam bahu mu ya" pinta Shanju

"Silahkan" ujar Achan tersenyum

Mama Shanju memperhatikan mereka dari belakang lalu tersenyum

"Mama tau sayang, kamu sangat memerlukan sahabat seperti Ayana" guman mamanya Shanju

"Hahahahaaaa ..."

Suara tertawa mereka berdua mengisi kesunyian yang ada

"Krunggg..Krunggg..Krunggg"

Suara perut Achan berbunyi

"Lapar ya Chan?" tanya Shanju sambil tersenyum

"Hehehe .. Iah Nju, tadi pagi aku kan ga makan" jawab Achan tersipu malu

"Yaudah kamu makan dulu deh" ujar Shanju lalu mengangkat kepalanya dari bahu Achan

"Bentar yaa Nju"

Achan bangkit dan pergi ke arah dapur

"Ehhmm .. Makan roti aja deh" pikir Achan

Achan mengoleskan selai ke atas roti, Achan membuat 3 buah roti berselaikan srikaya serta 2 gelas susu

Setelah selesai ia lalu membawa roti dan susu ke depan

"Nju aku buat 3 roti dan 2 gelas susu untuk kita berdua" terang Achan

"Wahh , makasih ya Chan" ucap Shanju

"Aku suapin roti nya ya Nju"
Achan memotong roti menjadi beberapa bagian lalu menusuk roti memakai garpu dan menyuapi Shanju

"Udah ah Chan, kamu dulu makan roti nya, kamu kan lapar" ujar Shanju tersenyum

"Iyya"
Achan memakan roti dengan lahap dan meminum susu dengan sekali teguk, tersisa 1 roti dan 1 susu khusus buat Shanju

"Udah selesai Nju, sekarang aku lanjutin nyuapi kamu ya"
Achan mulai menyuapi Shanju

"Chan mimik chuchu"
Logat Shanju seperti anak kecil

"Ini chuchu nya"
Achan mengambil susu dan memberi Shanju minum susu

Setelah selesai makan roti dan minum susu, mereka nonton lagi

Mereka menghabiskan waktu dengan menonton

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 sore

"Wahh udah jam 5 nju, aku pulang ke rumah ku ya" Achan pamit kepada Shanju

"Tunggu bentar Chan, coba diri di depan ku dulu" pinta Shanju

Achan lalu berdiri di depan Shanju

Yakin dengan tenaga nya Shanju lalu memeluk Achan dan berbisik

"Naikkan aku ke atas kursi roda dan kembali lah besok"

"Dasar soplak, aku kirain mau ngapai ternyata cuma bilang itu aja"

Achan lalu merangkul Shanju dan mendudukkan Shanju di atas kursi roda

Setelah itu Achan memanggil mama Shanju

"Tante" panggil Achan

"Iya Ayana?" buru-buru mama nya menemui Ayana

"Tan aku pamit pulang ya, udah sore nih lagian aku besok sekolah" Achan berpamitan dengan mama Shanju

"Wah cepat banget pulang nya, Shanju pasti kesepian" sesal mama Shanju sambil melirik Shanju

"Besok dan sampai Shanju beneran pergi aku akan terus ngunjungi dia kok tan. Aku janji" Achan tersenyum kecil dan segera pergi pulang

Melihat Achan yang telah pergi pulang, terlihat wajah Shanju murung

Mama Shanju lalu mengelus kepala Shanju

"Sayang, mama tau kamu sedih kan? Gaada yang bisa kamu ajak cerita" ujar mama Shanju

"Ayana orang yang baik ya. Mama jadi senang ngeliat kamu bisa ngabisin waktu bareng sahabat kamu" tambah mama Shanju

"Ma .. 27 hari lagi" ucap Shanju sambil menunduk

---------------------------------------------------------

"Maa .. Aku pulang !" Achan berteriak memanggil mama nya

"..." Tak ada jawaban

"Aneh" pikir nya

"Kak Shakina !!" Achan berbalik memanggil kakaknya

"Ooiii !! Apa?!!" Kak Shakina berteriak menjawab panggilan Shanju

"Mama mana ??!!" Achan bertanya kuat

"Ke Jepang pulang kampung !!!" Kak Shakina menjawab dengan kuat juga

"Kebetulan, aku jadi bisa main dan tidur sepuasnya !!!" Achan berteriak kegirangan

Dengan hati yang berbunga-bunga Achan masuk ke kamar nya

Achan melirik kalender, ia menggambil pulpen dan mencoret tanggal, tepat nya di tanggal 5 Mei

"Besok jadi 26 hari lagi ya? Hmmm" Achan berkata di dalam hati

Achan melirik jam weker nya dan

"Jam setengah 6 tlah tiba .. Jam setengah 6 tlah tiba .. Hoye .. Hoye .. Hoye .." Achan menyanyi dengan girang

"Tidur sepuas nya" Achan menghempaskan badan nya di atas kasur dan memejamkan mata nya
Esok pagi nya jam 05.00 pagi tanggal 6 Mei 2013

Hari pertama Achan yang akan mulai menemani Shanju

"Huaahhh" Achan menguap

Achan mengucek-ngucek mata nya dan dengan malas bangkit dari tempat tidur nya

Achan mengambil handuk dan melangkah ke keluar kamar dan menuju kamar mandi

30 menit kemudian Achan sudah terlihat memakai seragam sekolah lengkap

Seperti biasa Achan berangkat ke sekolah tanpa sarapan dulu

Pada pukul 13.45 Achan sudah pulang sekolah dan telah berada di dalam kamar

"Aku akan menemani Shanju dari pukul 14.30 sampai 18.00 , ya .. 4 jam setengah udah cukup" ujar nya dengan mantap

Achan lalu mengganti pakaiannya setelah selesai ia langsung capcus pergi makan

Setelah selesai makan, Achan mengeluarkan sepeda dari garasi

Sebelum pergi ia berpamitan kepada Kak Shakina

"Aku main ya kak"

"Iya dek"

Dengan tergesa-gesa Achan mengayuh sepeda nya menuju rumah Shanju

Tak memerlukan waktu lama, dengan waktu 3 menit-an Achan sudah berada di depan rumah Shanju

"Tinggtonggg"

Achan menekan bel pintu rumah Shanju

"Traakkk"
Suara pintu terbuka

"Ayana silahkan masuk" sapa seseorang yang tak lain Mama Shanju

"Temui Shanju di kamar ya. Tante dari tadi nunggui kamu, soal nya tante mau pergi arisan" tambah Mama Shanju

"Iah tan. Tante arisan aja, aku akan jaga Shanju" Achan kemudian menuju kamar Shanju

Baru saja Achan membuka pintu kamar Shanju

"Nju !" Achan berteriak memanggil Shanju

"C-h-a-n" suara Shanju terdengar lemas

"Kamu kenapa Nju?" Achan langsung mendekati Shanju

"Chaann, punggung ku sakit" rintih Shanju menahan kesakitan

Achan tak tega melihat Shanju yang merintih menahan rasa sakit, Achan lalu memeluk Shanju

"Nju ... Nju ... Nju ... Punggung mu kenapa? Kambuh lagi ?" Achan menangis memeluk Shanju

Tapp .. Shanju tak sadarkan diri di pelukan Achan

"Nju ... Nju ... Nju ..." Achan terus memanggil nama Shanju

Achan memeluk erat Shanju

"Udah Chan .. Nafas gue mau abiss" suara Shanju terdengar sesak

"Eh .. Lu ga beneran pingsan?" tanya Achan bingung tetapi masih memeluk Shanju

"Aku mau ngerjai kamu kian, udah ah lepasin pelukan mu" terang Shanju

Achan melepas pelukan nya dari Shanju

"Takk" Achan menjitak kepala Shanju
"Chan sakit !" erang Shanju

"Kamu pantas mendapatkan nya itu ! Kamu tau gak kalo aku tadi khawatir banget sama kamu? Lelucon mu ga lucu Nju !!!" Achan memarahi Shanju

Shanju terdiam melihat ekspresi Achan

"Maap Chan" Shanju memandang Achan dalam

"26 hari lagi Nju, itu cuma sebentar" Achan menangis dan memeluk Shanju lagi

Hari pertama Achan menghabis kan waktu 4 jam setengah bersama Shanju dengan penuh tangisan dan kenangan

--------------------------------------------------------

Hari kedua Achan membawakan Shanju sebuah boneka Spongebob yang bergandengan tangan bersama Patrick di baju Spons bertuliskan BEST sementara di baju Patrick bertuliskan FRIEND serta beberapa komik "Haii Miko" untuk di baca

Shanju bahagia menerima pemberian Achan

Lalu Achan dan Shanju membaca komik "Haii Miko" bersama-sama

Ya .. Begitulah mereka berdua menghabiskan waktu 4 jam setengah dengan bercanda dan membaca buku

--------------------------------------------------------

Hari ketiga Achan mengajak Shanju ke taman terdekat

Achan membelikan layang-layang dan memainkan layang-layang di depan Shanju dengan penuh semangat

Tiba-tiba layangan Achan tak terkendali dan layangan Achan menyangkut di pohon

Shanju tertawa ketika melihat layangan Achan yang tersangkut

Begitulah hari ketiga, mereka menghabiskan waktu 4 jam setengah dengan bermain di taman

--------------------------------------------------------

Hari keempat, kelima, dan keenam, Achan tak datang menemui Shanju

Shanju merasa sangat kesepian

--------------------------------------------------------

Hari ketujuh baru lah Achan menemui Shanju

Shanju sempat merasa bahagia tetapi kemudian ia merasa sedih lagi

Achan datang membawa kabar tak baik,
"Nju ... Aku hanya bisa menemani mu 1 kali dalam 4 hari" ujar Achan sambil menunduk

"Ouh .. Yaudah gapapa" Shanju tersenyum terpaksa

"Aku juga mau pamit, aku mau les dulu" Achan pamit kepada Shanju

"Iya" jawab Shanju dengan singkat

Achan lalu pergi sementara Shanju hanya bisa bersedih

--------------------------------------------------------

Hari kedelapan, kesembilan, kesepuluh, kesebelas sampai hari ketiga belas Achan tak menampakkan diri nya di hadapan Shanju

Shanju hanya bisa bersedih memeluk boneka pemberian Achan dan mengharap kan Achan datang menemuinya besok

--------------------------------------------------------

Hari keempat belas Achan juga tak kunjung datang

Achan tak tau bahwa kondisi Shanju semakin hari semakin buruk

Shanju terus menangis sambil memeluk boneka pemberian Achan
Hari kelimabelas dan keenambelas

Kondisi Shanju makin memburuk dihari kelimabelas, dan kemudian di hari keenambleas ia pun segera dilarikan kerumah sakit yang lebih baik yaitu rumah sakit T3

Biasanya sel darah putih yang begitu banyak di dalam tubuh akan menggrogoti sumsum tulang belakang saja, kali ini tidak, hampir seluruh badan Shanju tak bisa digerakk an lagi kecuali tangan dan kepala

Mama Shanju hanya menangis melihat keadaan Shanju yang terbaring lemah di ruang UGD dan berbalutkan selang oksigen

"Ma, Ayana datang?" Shanju mencoba bersuara
"Enggak sayang, mungkin besok Ayana datang" ujar Mama Shanju yang terus menangis

Shanju terdiam, ia mengharapkan sahabat terbaiknya Achan ada di dekatnya, menceriakan hari-harinya terakhir nya yang hanya tinggal beberapa hari lagi

Shanju hanya bisa berharap

--------------------------------------------------------

Hari ketujuhbelas tiba

Achan yang tak pernah keliatan akhir nya muncul, Achan pergi kerumah Shanju dengan menaiki sepeda

Achan memencet bel rumah Shanju dan terus memanggil nama Shanju, tetapi tak ada jawaban

Seorang tetangga Shanju yang melihat Achan yang memaminggil nama Shanju langsung menghampiri dan memberitahu Achan bahwa Shanju ada di rumah sakit T3

Dengan cepat Achan mengayuh sepeda nya, jarak yang jauh dari perumahan ke rumah sakit T3 tak dihiraukan nya

Sesampai nya di rumah sakit Achan menitipkan sepeda nya kepada satpam, kemudian ia berlari masuk

Entah dari mana filling Achan berasal ia sudah tau bahwa Shanju ada di ruangan UGD

"Kreekk"
Achan membuka pintu ruangan UGD

"Ayana" Mama Shanju terkejut melihat kedatangan Achan
"Eh .. Tante" Achan tak kalah terkejut

"Dari mana aja kamu Ay? Kok ga pernah datang lagi?" tanya mama Shanju
"Maap ya tan, aku harus mengikuti segala macam les dan kegiatan ekstrakulikuler" terang Achan

Achan memperhatikan kondisi mama Shanju, terlihat jelas mata mama Shanju membengkak dan bewarna hitam, muka nya juga kelihatan pucat

Lalu Achan mendekati Shanju yang sedang tidur, di tarik nya sebuah kursi dan ia duduk di dekat Shanju

"Nju" Achan membangunkan Shanju
"..." Tak ada jawaban

"Nju" Achan kembali membangunkan Shanju
"..." Lagi-lagi tak ada jawaban

"Shanju" Achan membangunkan Shanju lagi

Tangan Shanju terlihat bergerak, kemudian perlahan Shanju membuka matanya. Shanju melirik ke arah sumber suara yang memanggilnya

"Achan" Shanju bersuara kecil
Terdengar jelas suara Shanju lemas

"Maafin aku ya Nju, aku jarang nemui kamu" Achan menundukkan kepalanya
"Gapapa Chan" Shanju mencoba tersenyum

"Maaf Nju" Achan mencoba melihat Shanju
"Iah Chan . Gapapa" Shanju tersenyum manis

"Tinggal beberapa hari lagi !!!" Achan berteriak dan bangkit memeluk Shanju
"..."

Hari ketujuhbelas Achan menemani Shanju di rumah sakit T3

--------------------------------------------------------

Hari kedelapanbelas datang

"Achan ga bakalan datang dan 5 hari kemudian aku tau Achan tak akan datang" duga Shanju

Yaa .. Dugaan Shanju benar, Achan tak datang hari ini

--------------------------------------------------------

Hari kesembilanbelas, dua puluh, dua puluh satu, dua puluh tiga

Okey .. Mungkin sudah 4 hari Achan tak melihat kondisi Shanju yang semakin lama semakin buruk

Dan, mungkin dugaan Shanju benar

Tapi taukah kalian hari esok?

--------------------------------------------------------

Hari ke dua puluh tiga tiba

Hari yang indah, matahari mencerahkan seluruh permukaan bumi, begitu lah yang akan terjadi kepada Shanju

Achan datang ke ruangan UGD, ia menyembunyikan sesuatu di balik badan nya

"Hai .. Shanju" Achan menyapa Shanju
"Hai juga Achan, makin jarang ya nemui aku" muka Shanju memancarkan kekecewaan

Dilihat nya keseliling, mama Shanju tidak berada di situ

"Aku ada sesuatu sama kamu" Achan tersenyum penuh kecerian
"Haah ? Apa itu Chan?" tanya Shanju dengan penasaran

"Tarrraa"
Achan menunjukkan sesuatu itu yaitu sebuah papan berpahatkan nama Shanju dan Achan mirip tulisan yang ada di kertas persahabatan

Seketika wajah Shanju menjadi ceria

"Waahhh kamu yang buat Chan?" tanya Shanju heran
"Iah dung .. Sebenarnya selama ini aku bohong, aku ga pernah datang karna aku buat ini bukan karna aku les atau ikut kegiatan ekstrakulikuker" terang Achan

"Aku dibantu sama Rena" tambah Achan
"Wahh ... Makasih ya Chan.. Makasih juga buat Rena. Btw, Rena nya mana? Kamu ga ngajak dia?" Shanju menatap ke arah jendela

"Tadi aku ajak, tapi dia mau latihan biola" jawab Achan
"Ohh .. Chan sekali lagi makasih banyak ya .. Aku senang" ujar Shanju dengan ciri khas nya, mata nya yang tersenyum

Shanju meraba permukaan papan itu dengan penuh perasaan, dibuka nya memori persahabatan mereka 2

"Hiks .. Hiks .. Hiks .." Shanju menangis tersedu-sedu
"Jangan nangis Nju" Achan menatap Shanju yang menitikkan air mata

"Chan, 3 hari lagi" ujar Shanju tetap menangis
"Udah ah, jangan buat aku nangis lagi bodoh" Achan mengambil tisu dan menghapus air mata Shanju

"Ehm , makan yuuk" Mama Shanju mengejutkan mereka berdua
"Ayuk, aku yang nyuapi Shanju ya tan" ujar Achan

Mereka bertiga makan di dalam ruangan

Itulah ringkasan hari ke dua puluh tiga

--------------------------------------------------------

Hari kedua puluh empat

Achan datang menemui Shanju, Achan berharap hari ini bisa memberi Shanju keceriaan

Apa yang diharapkan kadang tak sesuai dengan harapan

Baru saja Achan masuk keruangan, mama Shanju langsung memeluk Achan

"Ayana, liat Shania" mama Shanju menangis
"Shania kenapa tan?" tanya Achan heran
"Keadaan Shania kritis" terang mama Shanju

Achan langsung pergi kedekat Shanju

"Nju !" Ditatap nya Shanju yang tengah menutup mata

Tak terasa Achan menitikkan air mata

Hari keduapuluh empat dijalani Achan dengan penuh kesedihan

--------------------------------------------------------

Hari kedua puluh lima Achan pergi menemui Shanju dan berharap Shanju sadar

Achan melihat mama Shanju tertidur di atas sofa

Harapan hanya harapan, Shanju juga belum sadar, padahal waktu tinggal besok

Achan membanguni mama Shanju

Lalu Achan menelpon kak Shakina dan mama nya agar datang menjenguk Shanju di rumah sakit T3

Achan duduk di atas kursi yang berada di dekat Shanju, ia menopang dagunya dan menatap ke arah Shanju dengan tatapan kosong

Beberapa saat kemudian

"DOOR" kak Shakina mengejutkan Achan
"Kampret lu kak !!! Jantung gue mau lepas!!!" Achan terkejut

"Udah-udah, Chan sebenarnya Shania sakit apa?" tanya mama Achan

Achan menceritakan semua nya, ia juga menceritakan besok adalah akhir semuanya

Setelah menceritakan semuanya, ia lalu memeluk mamanya dan menangis

"Yang sabar ya Chan" mama Achan mencoba menenangkan Achan

Kak Shakina hanya terdiam, terlihat jelas muka kak Shakina memancarkan keterkejutan

"Ma, Chan, Tante kita berdoa ya" ajak kak Shakina

"Semoga keajaiban datang" tambah nya

Mereka berempat berdoa bersama

Setelah berdoa Achan mendekat ke tempat Shanju

"Aku berharap semoga keajaiban datang, sahabat kecil ku" Achan membisikan kata-kata tersebut di telinga Shanju

Kak Shakina berpamitan untuk pulang sementara mama Achan mengobrol dengan mama Shanju

"Aku akan menemani mu dihari terakhir mu sebelum besok . Aku janji Nju" Achan mengenggam tangan Shanju

Sambil menggengam tangan Shanju matanya tertuju pada Osiloskop,

"Detak jantung nya masih normal" Achan agak tenang sedikit

Achan memalingkan pandangan nya dari Osiloskop dan memandangi Shanju sebentar

Tiba-tiba rasa kantuk menyergap Achan, Achan lalu tertidur di dekat Shanju (posisi Achan : Achan duduk di atas kursi lalu kepala di atas tempat tidur dimana Shanju berbaring, tangan Achan masih memegang erat tangan Shanju)

Mama Achan melihat Achan yang tertidur

"Jeng, kalo ngeliat anak kita berdua jadi ingat kita dulu ya" ujar mama Achan

"Iah, dulu pas kita berdua kecil hampir mirip seperti mereka, tetapi sayang Shania akan segera pergi" jawab mama Shanju

"Kita sebagai orang tua harus tegar jeng, jangan terlihat lemah di hadapan anak-anak, apa yang terjadi besok, aku harap kamu bisa tegar" nasihat mama Achan

"Yaudah jeng, aku pulang dulu ya, ada undangan pernikahan" pamit mama Achan

"Iya jeng" jawab mama Shanju

Mama Achan lalu pergi pulang, sementara mama Shanju duduk diatas sofa untuk tidur
Achan merasakan tangan Shanju tiba-tiba bergerak

Seketika itu Achan langsung terbangun dari tidurnya

Achan menyempatkan untuk melihat jam di ruangan UGD

"Jam 3 pagi" guman nya

Lalu dilihat nya Shanju membuka matanya dan mengatakan sesuatu

"Shanju !" Achan berteriak senang

"Chan, banguni mama ku" suara Shanju terdengar berat

Achan langsung melepaskan genggaman tangan nya dan membanguni mama Shanju

"Tan .. Tan .. Tan .. Shanju sadar" Achan menggoyangkan lengan mama Shanju

Beberapa detik kemudian mama Shanju terbangun

Mama Shanju langsung menghampiri Shanju

"Puji syukur . Sayang, kamu sudah sadar" ujar mama Shanju lalu memeluk Shanju
"Iya ma" jawab Shanju

Mama Shanju melepaskan pelukan nya

"Ma dan Chan genggam tangan ku dengan erat" pinta Shanju

Mama dan Achan melakukan apa yang di katakan Shanju

"Ma aku sayang mama dan Achan aku juga sayang kamu. Waktu ku hampir habis, aku sadar cuma ingin pamit kepada kalian berdua. Jangan pernah lupain aku. Aku sayang kalian berdua" suara Shanju kedengaran sangat berat

"Kamu jangan ngomong hal bodoh Nju" Achan menatap tajam Shanju

"Apa cukup sampai disini persahabatan kita? Bertahan lah Nju ! Bertahan lah ! Apa kau ga ingat aku ulang tahun sekarang? Dimana hati mu ninggalin aku disini !!" Achan berteriak di depan Shanju dengan beruraikan air mata

"Shania, jangan tinggalin kami" mama Shanju menangis

Shanju melepaskan tangan nya dari tangan Mamanya dan Achan
Kemudian, Shanju menghapus air mata Achan dan menghapus air mata mama nya lalu Shanju menggengam tangan Achan dan mamanya kembali

Air mata berlinang dari mata Shanju

"Untuk terakhir kalinya, happy brithday Achan, dan maafin aku ma harus ninggalin kalian"

Setelah mengatakan kata-kata itu, tangan Shanju dengan perlahan melepaskan genggaman nya dari tangan Achan dan mamanya

"Tiiitttt ... Tiiiitttt ... Tiiiitttt..."
Bunyi Olioskop yang menandakan Shanju telah pergi untuk selamanya

Achan kemudian berlari keluar ruangan lalu ia menjerit memanggil dokter

Dokter dan 2 suster yang bertugas, mendengar teriakan Achan dan segera menghampiri Achan

"Ada apa dek?" tanya Dokter
"Teman ku dok, tolong dia" Achan menunjuk ke ruangan UGD

Dokter dan 2 suster itu segera masuk dan mengecek pergelangan tangan Shanju

Lalu seorang suster menyuruh Achan dan mama Shanju menunggu di luar

Dokter berusaha sekuat mungkin untuk menyelamatkan nyawa Shanju, tetapi Tuhan berkehendak lain. Dokter pun keluar ruangan

"Maaf bu dan maaf dek, kami sudah berusaha sekuat mungkin tetapi Tuhan berkehendak lain, kami tak bisa menyelamatkan nyawa nya"

Seketika muka Achan berubah pucat, kemudian ia masuk menerobos ke dalam ruangan sementara mama Shanju langsung jatuh pingsan

"Nju ! Nju ! Nju !" Achan menangis berteriak berharap Shanju hidup

Achan memeluk erat Shanju yang tak bernyawa lagi

"Aku ga akan pernah nge ikhlasin kamu pergi Nju ! Siapa lagi sahabat kecil ku Nju? Kamu ga punya hati !!! Kamu tau !!! Kamu ga punya hati !!! Liat mama mu Nju, mama mu pingsan !!! Liat juga aku Nju, aku mengharapkan mu hidup lagi !!! Ini hadiah mu ulang tahun mu sama ku ?! " Achan berteriak histeris

"Kamu ga punya hati Nju !!!" Achan melepaskan pelukan nya dari Shanju dan mundur beberapa langkah

--------------------------------------------------------

Achan tak bisa terima dengan apa yang ia liat ,

"Apa ini yang akan ku alami ? Kehilangan sahabat sejati ku ?" Achan bertanya di dalam hatinya dan terus melangkah mundur

Di dalam hati Achan terus menyalahkan keadaan

Achan terus mundur beberapa langkah sampai badan nya menyentuh dinding ruangan UGD, ia lalu jongkok dan menangis keras, dada nya tiba-tiba menjadi sesak, dan ia sulit bernafas, pemandangan nya pun ikutan menjadi kabur

Tak lama kemudian Achan pingsan, selama Achan pingsan, Achan bermimpi memakai baju serba putih, ia melihat Shanju ada 2 yang 1 memakai baju merah dan 1 lagi memakai baju biru muda, mereka mengucapkan kata dengan bersamaan dan menyuruh Achan ikut bersama salah satu dengan mereka

Achan mendengar seseorang berbisik di telinga nya "gunakan filling mu, jangan sampai salah pilih"

Achan lalu menatap kedua Shanju itu, Achan memberikan pertanyaan kepada mereka, hebat jawaban mereka sama dan benar, muka Achan menjadi bingung untuk memilih, akhir nya Achan menyuruh mereka untuk tertawa

Achan memperhatikan mereka dengan teliti, yaa .. Achan tau mana Shanju sebenarnya

Akhir nya Achan memilih Shanju yang memakai baju biru muda, dan Shanju yang dipilih Achan membawa Achan kedemensi lain yaitu ke ruangan yang gelap gulita

Lalu Shanju mendorong Achan , Shanju terbang ke atas dan menghilangkan.
Achan bingung dan ia sempat mengira ia salah memilih Shanju.

Achan seseorang yang takut gelap, Achan memanggil nama Shanju, tapi ia tak kunjung datang
Achan lalu menangis seorang diri, cukup lama Achan menangis, di dalam hati Achan menyesal memilih Shanju yang itu

Tiba-tiba Achan mendengar suara Shanju dan juga suara seseorang yang tak lain adalah suara nya sendiri serta suara khas Rena

Achan menghapus air mata nya, lalu melihat kedepan, sebuah sinar menerpa nya, kemudian sinar itu lenyap

Achan memperhatikan sebuah pemandangan yang aneh, Achan melihat diri nya sendiri, Shanju dan juga Rena yang sedang bermain dan bercanda

"Apa ini?" Achan bertanya dalam hati
Tetapi lama kelamaan Achan akhirnya menikmati pemandangan itu,

Baru beberapa saat Achan menikmatinya tiba-tiba air menetes dari atas, setetes demi setetes dan terlihat Shanju melemparkan sebuah batu besar kearah Achan

"Taakkk" batu itu mengenai wajah Achan dan kemudian Achan tak sadarkan diri

Mungkin cukup lama Achan tidak sadarkan diri, dengan perlahan Achan membuka mata nya

--------------------------------------------------------

Perlahan Achan membuka kedua matanya,

"Achan !!!" Shanju berteriak dan langsung memeluk Achan

Achan melihat keselilingnya ada mama, kak Shakina, Beby, Rena, kak Melody, kak Stella, mama Shanju, dan Shanju yang masih memeluk Achan

Tersirat jelas bahwa muka Achan bingung dengan keadaan nya, Achan lalu merasakan selang oksigen berada dihidung nya, selang infus berada di pergelangan tangan nya, dan Achan juga merasakan kepala nya dibalut perban

"Kamu sadar Achan ! Kamu sadar !" Shanju berteriak senang dan terus memeluk Achan dengan erat

"Aku dimana?" Achan mencoba bertanya sambil memegang kepalanya
"Kamu di rumah sakit"
Shanju lalu melepaskan pelukan nya

Achan mencoba untuk bangkit tapi mama buru-buru melarang Achan

"Jangan bangkit dulu sayang, kamu pasti masih lemas" cegah mama Achan
"Tidak ma, rasa keingintahuan ku lebih besar dari semua nya" jawab Achan

Achan lalu mencoba bangkit untuk duduk, Shanju pun membantu Achan untuk bangkit

Achan melepaskan selang oksigen dan selang infus dan mencampakkan semuanya begitu saja

"Hurfff"
Achan menghirup dalam-dalam udara yang berada di sekitar nya

"Apa sebenarnya yang terjadi kepada ku? Dan, bukan nya kau telah meninggal?" tanya Achan heran sambil menatap wajah Shanju dalam-dalam
"Apakah kau lupa? Kau terjatuh dan kepala mu terbentur keras. Meninggal apanya? Aku masih sehat" jawab Shanju heran

"Berapa hari aku tak sadarkan diri?" Achan mengalihkan pandangan nya dari Shanju dan menatap mamanya
"Hampir 1 Bulan" Semua nya kompak menjawab pertanyaan Achan

"Hahh hampir 1 bulan???!!!" Achan berteriak keherenan

Lalu Achan mulai memejamkan mata, ia mencoba mengingat semua yang terjadi sebelum ia tak sadarkan diri .

Oh tidaakk .. Achan ingat, pada saat itu Achan tengah mencoba mengendarai sepeda motor, dengan nekad Achan membawanya kejalan raya, malang tak dapat di tolak Achan kehilangan keseimbangan dan setelah itu ia tak ingat lagi

Achan juga mengingat kejadian selama Achan tak sadarkan diri

Setelah itu Achan membuka matanya

"Mendekat lah Nju" pinta Achan

Shanju lalu mendekat, Achan memeluk Shanju seerat mungkin, kemudian Achan menangis

Achan tau Shanju bingung, kemudian Achan melepaskan pelukan nya, lalu menghapus air mata nya dan ...

Achan mulai menceritakan apa yang ia alami selama tak sadarkan diri, setelah selesai bercerita mereka menertawai nya

"Parah" ujar Melody
"Gila banget" ujar Stella
"Wow, mimpi nya menegangkan ya" ujar Rena
"Gue merinding" ujar Beby

"Tragis banget hidup ku" ujar Shanju dengan muka jutek

Achan tak peduli Shanju jutek atau tidak, perlahan ia menangis lagi, didalam hati Achan bersyukur Achan cuma bermimpi

Ternyata selama ini Achan telah mengenal Rena, kak Melody, kak Stella dan Beby yang berbeda terbalik dengan di mimpi nya

Achan lalu memeluk Shanju lagi, seerat mungkin yang Achan bisa,

Rasa nya Achan tak mau kehilangan sahabat kecil nya, Achan menangis dengan tetap memeluk Shanju

"Syukur kamu segera sadar Ayana, seperti mitos yang beredar, kalo kamu tetap berada di alam mimpi lebih dari 1 bulan mungkin kamu udah gaada sekarang" terang mama Shanju

"Betul itu Ayana, jadikan lah pengalaman mu ini sebagai pelajaran berharga" tambah mamanya Achan

Achan merinding mendengar perkataan mama Shanju dan mama nya, ia makin memeluk erat Shanju dan menangis lagi

Mungkin Shanju terbawa suasana, Shanju juga jadi menangis

"Chan !! Happy Brithday ya, sekarang adalah hari ulang tahun mu" ujar Shanju dengan tangisan yang belum berhenti

Kemudian mama Achan, mama Shanju, Rena, Beby, kak Melody dan kak Stella menyanyikan lagu selamat ulang tahun

Achan masih memeluk Shanju, dan ia masih menangis

"INI ADALAH AIR MATA KEBAHAGIAN KU" Achan berteriak kuat

Hari inidokter memeriksa kondisi Achan, ajaib dokter sudah memperbolehkan nya pulang

Sebelum pulang Achan merapikan tempat tidur yang selama ini membawa nya ke alam yang aneh

Alangkah terkejut nya Achan melihat apa yang terletak dibawah bantal

Pahatan yang bertuliskan nama Shanju, Achan dan (Rena?), pahatan itu mirip di dalam mimpi Achan, tetapi kenapa nama Rena ada?

"Shanju, Rena, kemari lah !" Achan memanggil Shanju dan Rena yang menunggu Achan di luar ruangan

"Ada apa?" Shanju dan Rena bertanya dengan kompak

"Liat ini seperti didalam mimpi ku, tapi seingat ku nama Rena gaada" ujar Achan sambil menatap Rena

"Mungkin aku layak bergabung bersama kalian dan menjadi sahabat kalian" ucap Rena menunduk

"We are BEST FRIEND" Shanju merangkul Achan dan Rena

"Yaaa .. We are BEST FRIEND FOREVER" Achan berteriak girang

Setelah itu pahatan yang berada di tangan Achan perlahan-lahan menghilang seperti debu yang tertiup angin

Achan, Shanju dan Rena terlihat bingung

"Ayana, Shania, Rena ! Ayo cepat ! Hari ini kita akan makan bersama" teriak mama Achan dari luar

Achan, Shanju, Rena segera sadar . Mereka saling memandang satu sama lain lalu kabur keluar dari ruangan tersebut

Setelah keluar dari ruangan itu mereka semua bergegas pergi dari rumah sakit tersebut

"Traakkkk"
Tiba-tiba suara pintu ruangan tertutup dengan sendiri

Bunyi yang kuat itu membuat orang yang berada di sekitar situ terkejut dan memandang ruangan tersebut dengan heran .
~ Fin ~ 

0 komentar:

Posting Komentar