Sabtu, 19 April 2014

Fortune Cookies (Part 9)



Di pihak Mukidin, mereka mulai membaik.
“WALAH ! mereka udah pada sehat lagi ajah !” Seru Mukidin yang mulai membaik penglihatannya. “ WOY Caisar ! serang mereka lagi !”
“Bentaran Tuan, ini masih silau.” Protes Caisar yang masih mengucek-ngucek matanya.
“Melek ! jangan dikucek mulu. Emang jemuran dikucek-kucek !’
“Lah iyah udah bisa liat.” Ujar Caisar yang baru sadar kalo matanya udah baikan dari tadi.
Dia pun kembali mengajak pasukannya untuk bergoyang Caisar.
“PASUKAAN ! KEEP SMILE !”
( Suling Sakti)
………………..
Goyang Caisar mulai berkumandang lagi. Pasukan Mukidin satu persatu mengikuti Goyangannya walaupun ada diantara mereka yang masih merem-merem karena belum merasa baikan dari rasa silau bekas sinar Gandalf tadi. Namun, itulah hebatnya goyang Caisar, jangankan orang buta, Suster ngesot pun akan berdiri dan bergoyang dengan begitu brutal layaknya penonton organ tunggal kebanyakan minum Ciu jika mendengar dan melihat Goyang Caisar. Energi Goyang Caisar malah terasa lebih kuat dari sebelumnya. Energinya bergerak cepat menghantam member-member JKT48 yang sedang berkumpul. Namun kali ini berbeda, energi Goyangan Caisar yang dahsyat itu sama sekali tak menyentuh ujung rambut member JKT48 sekalipun. Seolah-olah ada sebuah perisai yang tak terlihat melindungi mereka. Serangan goyangan Caisar hanya terasa seperti angin dari kentut orang puasa yang lagi masuk angin bagi mereka.
“Ke-kenapa kagak mempan ?” Ujar Mukidin, Heran. “Caisar ! GENJOT LAGI GOYANGANNYA !’
“Siap Tuan ! hosh.. hosh.” Balas Caisar yang nampak kelelahan, mencoba terus-menerus menyerang member-member JKT48.
Serangan Caisar semakin gila. Energinya sampai membuat retakan tanah dan mengangkatnya terbang bersama bebatuan, menghantam member-member JKT48. Tapi lagi-lagi, itu tidak berguna. Seranga Caisar akan terpental sebelum menyentuh tubuh member-member JKT48. Semua member JKT48 tak bergeming sedikitpun, bahkan tak memperdulikan serangan yang mereka terima. Mereka hanya terdiam dan meruduk dalam lingkaran. Sampai akhirnya, Caisar merasa capek.
“Udah akh, capek…. hosh… hosh. Udahan dulu pasukan !” Kata Caisar, terengah-engah sambil duduk, mengistirahatkan dirinya. “Kita istirahat dulu bentaran dah. Capek banget.”
Seluruh pasukan Mukidin pun mengikuti instruksi Caisar. Mereka juga pada istirahat. Mereka duduk-duduk di tanah, ada yang merebahkan diri dan ada juga beberapa pasukan yang saling pijit membentuk angka delapan.
Belum ada 20 detik Pasukan Mukidin dan Caisar beristirahat, tiba-tiba terjadi sesuatu pada member-member JKT48. Mukidin, Caisar dan pasukannya harus kembali dibuat silau karena tiba-tiba saja tubuh member-member JKT48 menggeluarkan cahaya menyilaukan. Mereka kembali bermandikan cahaya yang kemudian disusul sebuah teriakan yang menggema…
“J – JOYFULL ! K – KAWAII ! T – TRY TO THE BEST !… JKT48 YESS !”
Sebuah energi besar membentuk angin Tornado besar keluar dari lingkaran yang dibentuk member-member JKT48 dan dengan sangat cepat menghempaskan ribuan pasukan Mukidin yang sedang beristirahat.
“ANGIN PUYUH ! TOLONGIN SAYA TUAN MUKIDIN ! HELP ME PLIS !” Teriak Caisar yang mulai panik karena Tornado itu mulai mendekati dirinya.
“PEGANGAN BEGO !” Suruh Mukidin yang sudah bersembunyi duluan di balik pembatas balkon.
“PEGANGAN AMA APAAN ? WAAAAAAAAH…” Itu adalah pertanyaan terakhir Caisar sebelum akhirnya dia terbawa terbang oleh tornado besar itu. Tapi, dia beruntung bisa terlepas sebelum terbawa terbang jauh seperti pasukan-pasukan lain. Caisar terjatuh dan terjebur di parit depan istana.
Tornado besar itu mereda. Mukidin keluar, mengintip-intip dari tempatnya bersembunyi. Caisar pun basah kuyup keluar dari parit, nafasnya tersenggal-senggal karena kebanyakan menelan air.
“Edan ! hampir gue tenggelem. Gara-gara keberatan dagu jadi susah berenang ke atas. Untung tiap hari gue bawa-bawa ini.” Ujar Caisar, bicara sendiri sambil memegang pelampung bebek yang bisa melembung sendiri jika talinya ditarik. “Tuan gimana keadaan anda ? Fine-fine aja kan ?”
Mukidin tak menghiraukan teriakan Caisar. Matanya terpaku pada member-member JKT48.
“WOY ! Tuan kenapa ? walah tuan nyiksa nih, udah tau saya kagak bisa dongak ke atas.” Sambung Caisar, agak kesal karena diacuhkan
“L-lihat mereka…” Ujar Mukidin, terlihat begitu tercengang dan menunjuk ke arah member-member JKT48 dengan telunjuk cantengannya itu.
Dalam keadaan mata terpejam, member-member JKT48 melayang di udara dengan cahaya putih yang masih menutupi tubuh setiap member. Mereka perlahan turun, menginjakkan kaki mereka ke tanah dan membentuk sebuah formasi berbentuk “V” dan beberapa member berada di tengah-tengah huruf “V” tersebut. Melody perlahan membuka matanya, lalu berkata “S-seifuku ini… teman-teman, ini kan… FORTUNE COOKIE IN LOVE.” Seru Melody yang terkejut melihat penampilan dirinya dan member-member lain telah berubah menjadi sangat berbeda.
Penampilan mereka menjadi sangat berwarna, dengan sebagian member berseifuku biru dan sebagian lagi berseifuku kuning, ditambah glitter kela-kelip yang menunjukkan keceriaan dan kekuatan besar pada penampilan baru mereka.
“Mungkinkah hanya Fortune Cookie In Love satu-satunya cara untuk bisa mengalahkan Goyang Caisar ? entah mengapa, aku sangat yakin kali ini kita akan berhasil dan menyadarkan kembali semua pengikut Mukidin.” Ujar Kinal, sangat yakin akan perubahan baru pada mereka.
Tanpa berlama-lama, Melody segera mempersiapkan teman-temannya, “Teman-teman, kita sudah dalam blocking sekarang. Kalo gitu, ini saatnya kita hancurkan Kerjaan Konidin yang menyebalkan itu…. sekarang juga.”
“YEAAH !” Seru semua member, sangat bersemangat.
“Tunggu Kak Melody !” Sela Kinal, sambil melirik dan berkata “Kak, center kita kali ini…”
“HARUKAAAA !” Seru semua member, kompak berteriak karena Haruka ternyata sedang tidur sambil berdiri. Dia kebablasan tidur sejak berkumpul dan membentuk sebuah linkaran tadi.
Haruka terbangun karena teriakan semua member tadi. “Eh, ada appah ?… WAH SEIFUKU BARU ! KEREN, BAGUS BANGAAT, LUCU ! WOW ! AKU JUADI CENTERL ! AKU PAKAI TOPI, KAWAII… KAWAII…. BLA BLA BLA !” Haruka menjadi heboh sendiri. Dia baru bisa berhenti bicara ketika Melody memencet tahi lalat yang ada di lengan kirinya.
“Haruka, dengerin ! Mukidin dan Pria dekil berdagu panjang itu sedang lemah sekarang. Pimpin kami dengan Fortune Cookie in Love.” Ujar Melody.
Haruka diam saja. Pandangannya kosong. Semua member ikut diam, keheranan. Melody memencet kembali tahi lalat Haruka.
“Ayo toman-toman, semangat ! kita mulai FORTUNE COOKIE IN LOVE.” Seru Haruka, girang kembali setelah tahi lalatnya dipencet lagi. Dia jadi seperti Robot cantik salah rakit yang dirubah menjadi manusia dengan Dragon Ball tapi Naga Dragon Ball lupa menon-aktifkan tombol ON-OFFnya.
Dari kubu Mukidin dan Caisar tentu tak ingin lengah begitu saja. Mereka bergegas bangkit dan kembali bergoyang Caisar. Mereka memulai dulu serangan terhadap member-member JKT48 dengan sekitar empat ribu pasukan Mukidin yang tersisa. Walau tadinya pasukan Mukidin terlihat sangat kepayahan dan penuh luka akibat tornado dahsyat tadi, tapi setelah dicekoki Goyang Caisar, mereka seakan melupakan kelelahan dan luka-luka mereka. Mungkin utang-utang mereka di warung depan istana juga mereka lupakan jika sudah bergoyang Caisar. Tapi, untuk hal itu ada kemungkinan mereka emang sengaja untuk melupakannya.
“Huehehe, bagus Caisar ! serang mereka dulu sebelum mereka melakukan sesuatu !” Kata Mukidin sembari kembali duduk di singgahsana bekas tempat duduknya Melody dulu.
“AYO SEMUANYA KEEP SMILE !!!” Seru Caisar.
Hentakan-hentakan Goyangan dari ribuan pasukn Mukidin ini kembali menghasilkan energi yang luar biasa kuat. Energinya bergerak sangat cepat ke arah member-member JKT48. Tapi, saat energi itu semakin dekat dengan para member, energi itu semakin terbias dan menghilang. Lagi-lagi energi Goyang Caisar tak bisa menyentuh member-member JKT48 dengan penampilan baru mereka saat ini. Mukidin dan Caisar harus kembali dikejutkan dengan hal itu lagi. Padahal serangan tadi adalah serangan terkuat yang dilakukan Caisar. Dia menari sampai tulang-tulang tangan dan lehernya hampir copot, tapi tetap tak bisa menjatuhkan member-member JKT48.
“Walah ! napa kagak ngepek lagi serangan saya ?” Kata Caisar, garuk-garuk dagu.
Mukidin pun sama cemasnya dengan Caisar, “Gue punya firasat buruk nih. Kalo Caisar ampe kalah, bisa mampus gue.” Katanya, “OH IYA ! masih ada “itu”. Untuk jaga-jaga harus gue ambil benda itu.” Ujar Mukidin, sepertinya masih punya rencana cadangan kalau nanti dirinya terdesak. Mukidin bangkit dari duduknya dan mengambil sesuatu dari dalam istana. Lalu dia kembali keluar sambil membawa sebuah botol berisi minuman bergambar kakek-kakek beler bertuliskan “Cap Orang Tua”.
“Hehehe tenang Caisar, serang lagi mereka ! kamu gak perlu khawatir akan kalah.” Sambung Mukidin, agak santai dan penuh percaya diri sambil kembali duduk dan meletakan botol yang dia bawa di disamping bawah singgahsananya.
Namun, Mukidin lengah akan suatu hal. Tanpa dia sadari, dari bawah kursi singgahsana yang dia duduki itu, keluar sebuah tangan mugil dari celah-celah kursi yang mengambil botol minuman miliknya.
“Siap Tuan !… PASUKAAN ! KEEP SMILE LAGI ! Seru Caisar, kembali bersemangat.
Goyang Caisar kembali menyerang. Sekarang energinya bergerak cepat, menerjang member-member JKT48 seperti ombak besar yang berlapis-lapis. Tapi, lagi, lagi dan lagi, ombak-ombak itu seperti menerjang sebuah karang yang lebih besar. Pecah dan menghilang begitu saja.
Tapi Caisar tak goyah, dia dan pasukannya terus menyerang sambil berharap salah satu serangannya bisa mengenai member-member JKT48. Sampai pada akhirnya Caisar, Mukidin dan pasukannya terheran-heran sambil terus melakukan serangan karena langit tiba-tiba berubah menjadi gelap. Lebih mengejutkan lagi, muncul cahaya warna-warni yang berputar-putar di sekitar mereka.
“I-ini kan cahaya LAMPU DISCO ?” Kata Mukidin, kebingungan memikirkan dari mana asalnya lampu kerlap-kerlip ini.
Disusul setelah itu, terdengar alunan musik disco bernuansa tahun 80an yang sangat asyik untuk didengar. JKT48 mulai bergerak. Mereka menyanyi, menari, menggeliat begitu indah bersama irama musik dan lampu-lampu disco yang entah muncul dari mana.
Yang mencinta Fortune Cookie
Masa depan tidak akan seburuk itu
Hey hey hey ~
Menggembangkan senyuman, ‘kan membawa keberuntungan
Fortune Cookie berbentuk hati
Nasib lebih baiklah dari hari ini
Hey hey hey… hey hey hey ~
……………………………………………..
Lirik-lirik positif dan penuh semangat dari lagu ini membuat banyak pasukan Mukidin seperti terbuka kembali mata hatinya. Mereka kembali sadar dari pengaruh cuci otak Mukidin. Satu persatu mereka kembali normal.
“AAAH TUAN MUKIDIN, WAT HEPEN INI? PASUKAN KAGAK MAU JOGET LAGI !” seru Caisar, panik karena pasukannya semakin sedikit.
“TERUS JOGET, KAMPRET ! GENJOT TERUS !” Teriak Mukidin yang juga merasa cemas, tak menduga JKT48 akan sehebat itu.
“saya capek Tuan, goyangan mereka juga keliatan lebih asyik… gimana nih ? hosh…hosh.” protes Caisar yang sudah kepayahan dan agak sedikit terpengaruh tarian Fortune Cookie.
Janganlah menyerah dalam menjalani hidup
Akan datang keajaiban yang tak terduga
Ku punya firasat tuk bisa saling mencinta
Denganmu
JKT48 terus menari dan menyanyi. Semakin lama energi mereka semakin kuat karena semua pasukan Mukidin yang kembali normal setelah tersadar, mereka malah mengikuti tarian Fortune Cookie bersama member-member JKT48. Mantan-mantan pasukan Mukidin itu, kini berbalik menyerang Mukidin dan Caisar.
“SAYA TIDAK KUAT LAGI TUAAN ! NYERAAAH !… TOLET TOLET TOT TOLET TOLET TOT…” Caisar tidak kuat menahan gempuran Fortune Cookie dari member-member JKT48. Dia juga tidak bisa menahan godaan untuk ikut menari tarian Fortune Cookie yang memang sangat menyenangkan. Akhirnya Caisar berada di pihak JKT48. Dia juga ikut menari dan menyerang Mukidin yang tinggal seorang diri di atas balkon.
“Aahahaha ini lebih asyiik nih, harusnya dari tadi saya ikut mereka… saya sangat suka !”Seru Caisar yang terlihat begitu bahagia menari Fortune Cookie bersama JKT48 dan ribuan mantan pasukannya.
Mukidin benar-benar terdesak. Semua anak buahnya telah sadar dan kembali menjadi manusia normal bahkan lebih buruk lagi, mereka berbalik menyerangnya. Dia menyeka keringat dingin yang keluar dari keningnya yang sudah keriputan, “gak ada cara lain, gue harus pakai ini untuk merebut kembali pasukan-pasukanku.” Gumamnya sambil mengambil kembali botol minuman yang ternyata sudah berada di tempatnya lagi. Melihat Mukidin sudah terdesak sendirian, JKT48 menghentikan tarian mereka.
“Hey Mukidin, turun dan menyerahlah ! kamu sendirian sekarang. Jika kamu mau turun dan mau berjanji untuk menjadi orang baik, mungkin kita akan memaafkan kamu.” Seru Kinal, mencoba bernegosiasi dengan Mukidin.
Mukidin terkekeh-kekeh mendengar seruan Kinal.
“Ke-kenapa tuh si ABG tua ? dibilangin malah ketawa.” Ujar Kinal, heran dengan tingkah laku Mukidin.
“BUAHAHA…. ! asal kalian tahu, SAYA MASIH PUNYA INI !” Seru Mukidin sambil menenteng botol minuman miliknya. Tentu saja itu membingungkan member-member JKT48.
“Apaan tuh ?” seru Dhike yang dari tadi sedikit bicara, tapi sekalinya ngomong, dia berlagak kayak Jaja Miharja.
“Ini adalah senjata terakhir saya. Minuman di dalam botol ini biasa disebut OPLOSAN. Minuman ini mengandung anggur cap Orang Tua yang sengaja saya campur dengan gingseng langka yang tumbuh 10 tahun sekali disekitar pabrik nuklir Korea Utara, serta saya beri sedikit beras kencur dan kunyit dari Garut agar efeknya lebih cepat beraksi di tubuh tropis seperti saya. Dan tentu saja, minuman ini bukan untuk anak-anak. BUAHAHAHA !” Ujar Mukidin panjang lebar menjelaskan.
“Emangnya, entar apa yang terjadi kalo kamu minum itu ?” Tanya Melody, mengerutkan dahinya.
“Yang terjadi adalah… Joget Oplosan massal. Dan tentunya, Joget Oplosan lebih kuat dan membahayakan dari Goyang Caisar.” Jelas Mukidin. “Akan saya rebut kembali pasukanku. Dan Melody, siap-siap ! besok kita fitting baju pengantin. HAHAHA !” timpalnya begitu percaya diri.
“Iyyuuuh.” Seru orang-orang yang mendengar ucapan terakhir Mukidin.
Sebenarnya tanpa sepengetahuan Mukidin, minuman itu telah disabotase seseorang. Pelakunya siapa lagi kalau bukan ulah jail Komeng dan Adul yang dari tadi sembunyi di bawah singgahsana Mukidin. Tangan mungil yang keluar dari celah bawah kursi singahsana waktu itu adalah tangan Adul. Adul memang bisa bermanfaat disaat-saat tak terduga seperti itu. Dia disuruh Komeng mengambil minuman Mukidin dan menaruhnya kembali setelah sebelumnya minuman itu diutak-atik oleh Komeng.
Dari bawah kursi terdengar bisikan Komeng dan Adul.
“Bang, tadi minumannya Abang kasih apaan ?” Tanya Adul Penasaran.
“Bukan apa-apa, Dul. Cuman tadi, minumannya gue campur sedikit WD ama AUTAN doang.” Jawab Komeng santai.
“BUSET ! WD pan cairan penghilang karat bang.” Seru Adul keras banget.
“Sssst ! berisik aje nih Tompel Coro. Entar ketauan kita ! udeh diem, perut gue mules banget !”
“I-iya, Bang maap.”
Sementara itu Mukidin masih mencoba menakut-nakuti member-member JKT48 dengan minuman oplosan kebanggaannya itu.
“Okeh, siap-siap yah. Dalam hitungan ketiga, saya akan menenggak minuman ini sampai habis.” Gertak Mukidin, tangannya sudah bersiap untuk menenggak minuman oplosannnya itu.
Member-member JKT48 juga ikut bersiaga, mereka sudah berada di posisi masing-masing, bersiap dengan apa yang akan terjadi nanti.
“SATU…!”
Hitungan Mukidin sudah dimulai. Sementara itu, Komeng dan Adul sedang dalam masalahnya sendiri.
“Aduh Dul, tiba-tiba perut gue mules banget.” Keluh Komeng.
“Jangan macem-macem elo, Bang. Jangan kentut di sini ! Bisa mati bareng-bareng kita. Keracunan gas setan.” Protes Adul.
Komeng noyor kepala Adul, “elo anggep gue setan !… sumpah Dul, udah kagak tahan gue. Mules banget… perut gue berasa diuleg-uleg pake ulegan rujak.”
“I-iya sih bang, tapi tahan dong bang,plis bang tahaaan.” Adul mulai mencemaskan nyawanya.
“DUA… !” hitungan Mukidin masih berlanjut.
Sambil merintih menahan sakit dan keringat dingin yang sudah mengucur deras, komeng memegangi perutnya lalu merintih, “ Wa-walah, Dul. Udah nyampe ujung… nge’…e’..e’…E’”
“TAHAN BUUAAAAAANG ! TAHAAAAAAN !” Teriak Adul, menjambak rambutnya sendiri dengan kedua tangannya. Adul memang dalam situasi sulit, dia seperti bersembunyi bersama Bom Atom super sensitif. Kena senggol sedikit, alam semesta hancur.
“TI….”
Mukidin sudah hampir menyelesaikan hitungannya dan…
BROOOOOOOOOOOOOT !! Hitungan Mukidin belum sempat dia selesaikan, tiba-tiba dia dikagetkan oleh suara kentut yang begitu bulat dan keras dari bawah tepat duduknya.
“Su-suara apaan tuh…?” Mukidin kaget. “SIAPA YANG BUNYIIN TANJIDOR TADI !” Seru Mukidin, yang tidak tahu tadi suara apaan. Dia sangka suara kentut tadi adalah suara tanjidor yang pernah membuat badan Atun adiknya Si Doel anak sekolahan kejepit dan gak bisa keluar.
Mukidin marah-marah tidak jelas. Merasa terganggu dengan suara tadi karena harusnya dia bisa berpose keren sambil minum setelah hitungan ketiga tadi.
“WALAH BLA bla @$@$**#$%%$** !” Mukidin benar-benar kesal dengan suara tadi.
Dan tiba-tiba…
BRAKKKKK !!! Tiba-tiba kursi yang diduduki Mukidin terangkat dengan keras.
Yang melakukan hal itu siapa lagi kalo bukan dua makhluk ajaib, Komeng dan Adul. Sekuat tenaga Komeng dan Adul mengangkat kursi yang sedang diduduki oleh Mukidin sekaligus tempat persembunyiannya itu. Kursi itu tebalik karena begitu kuatnya mereka angkat. Akibatnya, Mukidin terlempar dari tempat duduknya dan jatuh keluar istana bersama minuman oplosannya. BYURRRRR !! Mukidin jatuh ke dalam parit buatannya sendiri sebelum meminum oplosannnya.
“EDAN ELO BANG ! HAMPIR MATI KITA !” Protes Adul menggap-menggap karena kehabisan nafas. Adul tidak kuat menahan bau kentut Komeng yang terperangkap dan baunya hanya berputar-putar di dalam tempat persembunyiannya tadi. “Abis makan walang sangit kali ini orang.” Gerutu Adul.
Komeng batuk-batuk karena tersendak kentutnya sendiri, kemudian cengengesan, “hehehe, maap deh, Dulatip. Untung kita cepet keluar. Kalo kagak keluar berabe, gak elit banget dah kalo entar masuk berita. Masa gue ditemukan mati bareng marmut congekan diduga keracunan karbonmonoksida. Kan kagak keren.”
Komeng dan adul malah jadi berantem. Meributkan masalah kentut tadi. Mereka masih belum sadar kalo mereka telah menjatuhkan orang yang paling penting dalam misi ini.
Member-member JKT48, Caisar dan orang-orang yang sekarang berada di pihak JKT48, melongo. Mereka speechless, kalau saja mereka melongo di sebuah tempat angker dan banyak Jinnya, mungkin mereka bisa mencetak Rekor Muri sebagai peserta kesurupan terbanyak.
“Mu-mukidin jatuh. Ki-kita menang… KITA MENAAAAANG !” Seru Melody, meledak-ledak.
Teriakan kegembiraan pun pecah. Semua yang ada di tempat itu bersorak gembira. Beberapa member JKT48 ada yang saling berpelukan, ada juga yang menangis bahagia ada yang digotong mantan pasukan Mukidin yang sekarang menjadi pendukung JKT48 lalu dilempar-lempar seperti pelatih bola habis dapet gelar juara, dan Nabilah adalah member apes yang dilempar-lempar itu.
Ghaida memeluk Kinal yang sedang menangis bahagia dari belakang. Rica, Beby, dan Gaby juga berlari menyusul Ghaida untuk ikutan memeluk Kinal. Wajah-wajah bahagia bercampur haru dan ucapan “ Kita berhasi, kita berhasil.” terpancar jelas dari kelima gadis tangguh ini. Kelima pasukan Kagami yang mengawali perjuangan sulit ini akhirnya bisa mengakhiri misi mereka dengan tawa bahagia.
Kinal menghampiri Veranda, usai berpelukan dia berterima kasih, “Ve, berkat kamu. Dunia bisa kembali normal. Terima kasih banyak.”
“Tidak…” Ve tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, “ini bukan karena siapa-siapa. Ini terjadi karena usaha kita semua.” Ujarnya, bijak.
Kinal memandangi member-member JKT48 satu persatu. Dia melihat member-member Tim J, Team KIII, para pendukung JKT48, Caisar bahkan Makibo saling membaur, menari-nari dan bernyanyi-nanyi dalam kemenangan bersama. Ledakan konventi yang mengeluarkan pita-pita dan sobekan kertas warna-warni melengkapi kebahagiaan mereka. Kinal berujar dalam hatinya, “Ini bukan kemenangan JKT48 atau siapapun. Ini adalah kemenangan bagi kebebasan. Kebebasan kita semua.”
Kinal belari, melompat dan membaur merayakan kemenangannya bersama member-member JKT48 dan yang lainnya.
~ To be Continued ~

0 komentar:

Posting Komentar