Senin, 26 Mei 2014

Oyasuminasai (Final Part)



selesai sudah musim panas, selesai sudah terik matahari yang membuat udara ini panas, namun kini daun-daun mulai berubah kecoklatan, dan mulai jatuh dan ada juga yang terbang kemanapun awan membawa dedaunan indah tersebut, namun seperti nya Ve dengan nyaman nya tidur di sebelah ku. wajah nya seperti anak kecil, tidak ada yang bisa mengalahkan keimutan seorang Jessica Veranda, itu sih menurut ku. dialah yang terbaik untuk ku, dan aku akan menepati janji kepada Kak Atsuko.

“hei hei, Ve ayo bangun, sudah pagi nih, kita bisa telat masuk mata pelajaran pertama.” ku bangunkan Ve sembari mengelus pipi nya yang lembut “ah iyah iyah aku bangun kok, selamat pagi Ichiba, siapa yang mau mandi duluan?” tanya nya dengan setengah sadar “Selamat Pagi Ve, gimana kalau kita mandi bareng Ve?” “aah tidak tidak, aku tidak mau mandi bersama mu, nanti terjadi hal yang tidak aku inginkan, uuh.” “itu kan memang tujuan ku hihi” goda ku pada nya

“sudah kau saja duluan yang mandi, nanti baru aku yang mandi setelah kau selesai, aku mau menyiapkan sarapan buat kita” dan aku pun beranjak dari kasur dan menuju ke dapur “ada juga aku yang menyiapkan sarapan, yasudah kalau itu mau mu, aku mandi duluan yah sayang ~” dan dia mengambil pakaian nya dan beranjak pergi ke kamar mandi “uuh sayang, kau membuat ku merinding Ve” kata ku sembari membuat sarapan dan menonton televesi. “oh ia ini foto Fajar Ungu yang ku janjikan untuk mu kan?” ku tunjukan foto itu di sela kita sarapan “aah indah nya, kapan kau memotret ini? Apakah ini beneran untuk ku? Boleh yah boleh yah?” mata nya bersinar seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru “iyah iyah itu memang untuk mu kok” kata ku sembari tersenyum “asiik asiik dapet foto yang bagus, makasih sayang” ia pun menyiman foto itu di daam dompet kesayangan nya.

Pagi ini ku jalani dengan damai dan nyaman, udara berhembus lembut menyentuh kulit kami berdua, dan membawa daun-daun berterbangan, dan kamu pun terlihat lebih cantik hari ini Ve dan saat kami berdua di luar apartemen aku pun mencium pipi nya. “eh ada apa Ichiba?” wajah nya mulai memerah seperti tomat “tidak tidak, kau terlihat lebih manis hari ini” jawab ku sembari tersenyum kepada nya. “ah bisa saja kau Ichiba, sudah yuk jalan, nanti kita beneran telat lho” setelah mengacak-acak rambut ku dia pergi meninggalkan, ah kau itu benar-benar Ve, bersama mu aku bisa melupakan Haruna namun bersama mu juga Cindy bisa jatuh cinta pada ku, perasaan cinta Cindy yang jujur tidak bisa terus aku gantung seperti ini, aku harus memikirkan cara untuk menolak nya namun dia tetap bahagia dan tidak akan bersedih.

hm. Perasaan apa ini, aku tidak pernah merasakan firasat buruk seperti ini, sekilas aku melihat bayangan seorang perempuan berlumuran darah di depan gerbang kampus. “hey ayo masuk!” perintah Ve dengan lembut di depan kelas “ah iyah iyah aku masuk sabar dikit kenapa sih.” aku pun masuk kedalam kelas dan memulai pelajaran sastra jepang yang menurut ku membosankan namun menarik tapi ada yang aneh dalam suasana kelas ini, seperti nya mereka sedang menjauhi seseorang di tambah Cindy tidak masuk dalam mata pelajaran pertama, di seperti biasa nya dia terlambat, apalagi sampai bolos, ah mungkin Cuma firasat ku saja

Dan setelah menghabiskan waktu di dalam kelas, waktu istirahat pun tiba, dengan seketika aku langsung menarik tangan Ve karena firasat ku makin tidak enak di dalam kelas, aku pun mulai berjalan cepat menuju atap, tempat biasa untuk ku dan Ve untuk menenangkan pikiran kami berdua jika terdapat masalah yang sulit di pecahkan dalam kelas, namun dengan seketika jalan cepat ini berhenti di depan mading. terdapat tulisan atau lebih tepat nya poster: “Telah meninggal Atsuko Maeda, alumni dari kampus kita ini, ia adalah mahasiswi yang berbakat dan cemerlang lalu juga kakak yang baik bagi junior nya dan Jessica Veranda, tetapi apakah Jessica Veranda bisa mengikuti jejak kaka nya ? atau bahkan melebihi kakak nya?” itu yang dapat kita baca jika di artikan dalam bahasa Indonesia, dan dengan seketika Tubuh Ve membatu akan tulisan di poster itu, apa mungkin karena ini semua orang di kampus terus memperhatikan buruk kepada Ve, dan Ve tampak akan menangis, “Ve tenang, kau boleh menangis namun jangan di sini, sebentar lagi kita sampai di atap, kau boleh nangis di sana tapi jangan.. kumohon jangan nangis di depan orang banyak.. kumohon..” aku pun menggenggam tangan Ve dan menarik nya menuju atap kampus.

“kenapa Ichiba kenapa bisa terjadi hal ini, aku tidak melakukan apapun dan aku merasa aku tidak pernah jahat kepada orang lain tapi kenapa aku selalu mendapatkan cobaan yang berat!” dengan sesampai nya di atap Ve langsung memeluk ku dan menangis dengan nada yang tidak pernah ku dengar dari nya, tangisan ini, ini tangisan yang tidak pernah ku dengar, apakah ini tangisan yang ia pendam sejak lama. aku hanya bisa berkata “bersabarlah Ve, pasti akan ada jalan keluar nya nanti, aku akan selalu bersama mu apapun yang terjadi ingat ?” aku terus mengucapkan kata-kata penyemangat untuk nya agar ia tidak terpuruk teralu jauh. namun datang seorang gadis, dan itu adalah Cindy.

“jadi.. jadi seperti ini yang kau lakukan Ichiba! Aku mencintai mu lebih dari siapapun tapi kau malah bersama Ve berduaan dia atas sini! Apa kau tidak bisa menerima ku hah? Apa rasa cinta ku masih kurang untuk mu!? Apa kau kasihan melihat Ve dan membiarkan ku sendirian!? Aku sudah menyatakan cinta pada mu dengan setulus hati, tapi ini balasan mu kepada ku Ichiba!?” Cindy meneriakan semua nya dengan lantang dan jelas di depan Ve, dengan seketika badan Ve kembali membeku. “jadi kau sudah menyatakan cinta pada nya Cindy ? sejak kapan ?” dengan jawaban nya yang lirih Ve mulai menangis “iyah beberapa hari sebelum musim panas usai” “uh Ichiba” dengan wajah sedih Ve berlari meninggalkan kami berdua di atas atap. “tunggu Ve, Cindy kau..” sembari ku berlari mengejar Ve

ia berlari menuruni tangga dengan cepat dan ia terus berlari menuju menuju gerbang kampus dan saat ku tepat di belakang nya. Gambaran gadis berlumuran darah itu kembali muncul dan seketika ku tutup mata dan saat ku membuka mata, Ve sudah tergeletak lemah di depan ku, berlumuran darah di sekitar nya, ia terbarak mobil sesaat setelah melewati gerbang kampus. “Ve.. Ve! Sadar Ve bertahanlah, bantuan akan segara datang, hey seseorang tolong hubungi  rumah sakit untuk mengirim ambulans kemari, cepat!” perintah ku kepada penjaga kampus dengan menggunakan bahasa.jepang “Ve.. sadar Ve bertahanlah Ve, jangan sampai mati..” ku peluk Ve dengan lembut.. “hei Ichiba aku dimana? Aku merasakat rasa sakit di seluruh tubuh ku” dengan lembah dan lembut Ve mulai berkata “kau ada di depan gerbang kampus, bertahanlah ambulans akan segera datang.. uuh kau pasti selamat.. kalau kau selamat nanti.. aku.. aku akan uuh.. aku akan melamar mu.. kita akan menikah dan bulan madu di Indonesia.. jadi tetap hidup yah Ve?” sembari ku menangis aku utarakan yang ingin ku utarakan selama ini “janji yah kita akan menikah? Janji kita akan bulan madu di Indonesia? Akan ku tunjukan rumah ku di sana, akan ku kenalkan kau dengan saudara-saudara ku..” dengan lemah ia mengelus pipi ku “iyah aku berjanji.. jadi bertahanlah janji pada ku kau akan bertahan hidup oke?” “yaa aku janji..” dengan wajah yang berlumuran darah Ve masih sanggup tersenyum. dan akhir nya ambulans pun tiba. ambulans membawa tubuh Ve menuju rumah sakit. “kau puas Cindy? Kau puas akan hal ini?” ku bicara Cindy yang tepat berada di belakang ku. “aku tidak membunuh Ve, dia kecelakaan..” bicara Cindy yang mulai menangis “kau serius ? bukan nya itu suruhan mu untuk membunuh Ve kan?” tanya ku dengan nada yang serius “tidak, aku jujur, bukan aku tidak menyuruh siapapun untuk membunuh dia, walaupun aku kesal karena kau lebih dekat dengan Ve namun aku tidak berani membunuh sahabat ku sendiri” dan kini Cindy mulai menangis. “baiklah aku percaya pada mu, tenang yah Ve pasti selamat kok” jawab ku sembari mengelus rambut Cindy “iyaah uuh iyah..” dan aku pun memeluk Cindy untuk menenangkan nya. “ya sudah aku mau melihat keadaan Ve.” jawab ku dan hendak meninggalkan Cindy “aku akan menyusul mu nanti.”

dan kini pun aku sudah berada di ruang tunggu, aku tidak bisa tenang, dan keluarga Ve pun sudah mulai berdatangan di rumah sakit, mereka menanyakan apa yang terjadi pada Ve kepada ku, aku menjelaskan mereka dengan tenang, dan membuat mereka agar tetap tenang dan berdoa untuk keselamatan Ve. dan dokter pun keluar dan menjelaskan bahwa Ve hampir selamat dan sekarang masih kritis karena kekurangan banyak darah, terlambat sedikit saja mungkin sekarang dia sudah senasib seperti kak Atsuko, dan dia bilang beberapa menit lagi dia akan sadar. dan benar suster yang di dalam bilang bahwa Ve sudah sadar, lalu ia meminta untuk ku masuk kedalam ruangan, hanya aku seorang. “eh saya ? kenapa saya ? disini ada keluarga nya.” tanya ku dengan bingung “saudari Ve bilang, bahwa ia ingin melihat anda Ichiba” kata suster tersebut jika di artikan dalam Bahasa Indonesia. “baiklah aku akan masuk” saat hendak berjalan ibu Ve menepuk pundak ku dan berkata “beri Ve semangat hidup ya [Nama Anda]” dengan nada yang lirih. “ya akan ku lakukan, tenang saja.” aku pun berjalan memasuki ruangan ICU dimana Ve sedang tertidur lemah dan tak berdaya, dan aku pun duduk di sebelah kasur nya. “hei Ve, tidak seperti biasa nya kau lemah seperti ini, bagaimana keadaan tubuh mu ?” aku pun menggengdam tanyan nya yang mulai terasa dingin. “haha bisa saja kau, ya masih terasa sakit di beberapa tempat di tubuh ku, tapi ku yakin.. pasti aku akan sembuh yakan ? kita pasti menikah kan, kita harus menyiapkan tempat, gaun pengantin yang indah, ah aku mau kita bertemakan jepang oke ? kalau bisa kita mengundang JKT48 dan AKB48 pasti pernikahan kita akan jadi yang termewah seduniaa, aku ingin hari itu akan jadi hari pertama dan terakhir untuk kita berdua melakukan pernikahan, saat ini aku tidak merasakan sakit sama sekali di tubuh ku, hanya rasa bahagia yang aku akan rasakan, aku tidak bisa membayangkan betapa bahagia nya aku saat menikah dengan mu, aku bisa mendapatkan lelaki yang terbaik untuk ku, dan lagipula kak Atsuko pasti senang kan kalau kita menikah ? dia pasti akan lebih bahagia di surga nanti kalau kita berdua menikah ya kan Ichiba?” bunyi detak jantung dan detakan nadi Ve sedikit melemah, apa ini saat nya.. “iyah Kak Atsuko pasti senang jika menikah, dan aku juga pasti merasakan bahagia itu, lebih dari siapapun, akan kita buat semua orang Indonesia akan cemburu saat melihat kita di atas panggung nanti, karena aku bisa bersanding bersama perempuan sempurna seperti dirimu, dan kita bisa foto bersama dengan member JKT48 dan AKB48, pasti seluruh fans di dunia ini akan cemburu melihat kita, aku akan memberikan yang terbaik saat kita menikah nanti, aku akan berkerja keras untuk menghidupi mu dan anak-anak kita nanti setelah kita menikah, kita pasti akan jadi keluarga yang paling bahagia di dunia. Aku yakin akan hal itu Ve, jadi bertahanlah hidup sampai hari itu tiba Ve” aku pun mengelus tangan Ve dan lembut. “jadi bertahanlah, demi ku,demi keluarga mu, demi kak Atsuko, dan demi Cindy juga sahabat kita.” “ah iyah hmm Cindy.. dia sahabat yang baik lho, walaupun di luar nya seperti orang yang tidak peduli dengan sekitar nya tetapi dalam nya lebih hangat dari siapapun, pasti kau akan nyaman dengan nya, jadi seperti nya aku harus minta maaf kepada mu, aku.. uh detak jantung ku melemah kan? Mungkin sudah saat nya aku menyusul kak Atsuko, aku minta maaf kepada mu, aku tidak bisa menepati janji ku untuk tetap hidup dan menikah dengan mu, jadi sekali lagi aku minta maaf, dan pesan ku yang terakhir, jaga Cindy yah, gantikan aku untuk menjaganya, tapi aku akan terus memperhatikan kalian dari langit, seperti Kak Atsuko membperhatikan kita dari langit, hehe dan jadi ini perasaan orang yang akan meninggal, tetapi aku masih ingin hidup dan melihat hal-hal yang belum aku ketahui, dan bisa hidup bersama mau dan merasakan bagaimana memiliki anak, tapi aku tidak bisa melakukan itu untuk mu.. maafkan akuIchiba ” dan akhir nya alunan detak jantung nya yang semakin lama semakin melemah itu berhenti, detakan di nadi nya pun berhenti berdetak, dengan seketika aku merasakan sakit yang tidak bisa ku jelaskan dengan kata-kata lagi. “uuh selamat jalan Ve, kau adalah kekasih terindah yang pernah aku miliki, sekali lagi selamat jalan dan Oyasuminasai Ve” ku kecup kening nya dan ku tinggalkan dia di ruangan tersebut. dan aku keluar ruangan, dan ku jelaskan kepada mereka apa yang terjadi, dan mereka bisa mengerti dan mereka ikhlas akan kepergian kedua anak nya Jessica Veranda dan Atsuko Maeda.

dan saat ia telah di kubur, aku mengganti bunga melati putih yang mendampingi di batu nisan nya, aku mengganti dengan mawar hitam yang ia sukai. saudara-saudara nya tidak setuju. “kenapa kau mengganti bunga itu!? Itu tidak pantas untuk saudari kami!” bentak salah satu saudara nya kepada ku. “tidak, dia lebih pantas di dampingi mawar hitam, dia lebih indah jika di dampingi dengan warna hitam” aku pergi meninggalkan pemakan itu.

dan mulai saat itu aku dan Cindy pun mendapat kan gelar sarjana Sastra Jepang dengan waktu yang hampir berdekatan, dan akupun menikahi Cindy untuk memenuhi janji ku kepada Ve, hubungan kami harmonis dan pesta pernikahan kami pun di datangi beberapa member JKT48 dan AKB48, aku bingung merasakan apa, satu pihak senang karena bisa melihat member dan Cindy di pesta pernikahan namun di satu pihak yang lain nya aku ingin Ve yang berada di posisi tersebut, namun Cindy terlihat sangat senang akan pernikahan kita ini. dan setelah menikah beberapa tahun, kami memiliki anak, aku berinama ia “Jessica Veranda” dan Cindy bertanya kenapa aku memberikan nama itu, dan aku menjawab agar kita bisa selalu ingat pada Ve sahabat kita, dan di dalam hati lebih tepat nya agar aku selalu mengingat Ve. dan di suatu malam aku bermimpi berbincang dengan Ve dan Kak Atsuko: “hei Ichiba kau masih tetap tampan yah, padahal sudah beberapa tahun” kak Atsuko memulai pembicaraan “kakaak dia itu punya ku, kau tidak boleh merebut nya dari ku.” Ve memutus nya dengan nada kesal nya seperti biasa “hei hei kenapa kalian datang ke mimpi ku Ve dan Kak Atsuko?” aku berusaha melerai mereka berdua “selalu saja kau langsung menuju pokok permbicaraan, haah dasar, aku hanya ingin berterimakasih karena kau telah menjaga Ve saat itu, yah walaupun akhir nya dia meninggal menyusul ku, namun aku senang dia bisa merasakan cinta yang indah bersama mu Ichiba” dan kak Atsuko memeluk ku dan menghilang secara perlahan. “aku.. maaf yah Ichiba aku tidak bisa menikah dengan mu, padahal kita sudah berjanji untuk menikah dengan mu, tapi kau sudah membahagiakan Cindy kan? Dia sahabat kita lho..” tanya Ve dengan senyuman khas nya. “iyah, aku sudah menikah dengan nya, kami sudah memiliki satu orang putri, dia cantik seperti Cindy” jawab ku pada Ve “wah kau menikah dengan nya? Aku tidak berfikir kau membahagiakan nya dengan melakukan itu, putri ? siapa nama nya?” ia bertanya dengan senyuman manis nya yang ku rindukan “Jessica.. Jessica Veranda, nama nya persis seperti mu” jawab ku “benar kah? Uuh semoga dia jadi anak yang baik dan kau harus merawat nya baik-baik, jangan sampai dia meninggal muda seperti ku ya.. sekali lagi selamat tinggal Ichiba” setelah memeluk ku sembari menangis ia pun menghilang dengan perlahan “iyah aku akan menjaga nya Ve, dan sekali lagi Oyasuminasai, semoga kau beristirahat dengan tenang di surga bersama kak Atsuko.”

~ Fin ~

0 komentar:

Posting Komentar