Senin, 26 Mei 2014

Oyasuminasai (Part 6)



“ah dia kak Atsuko di.. dia kakak ku” dengan malu Ve menjawab “ah iyah aku Atsuko Maeda kakak nya Ve, kenapa kau malu seperti itu Ve?” tanya nya dengan lembut kepada Ve “tidak tidaak, ayo kita ke fast food, aku lapar nih” Ve  berjalan meninggalkan kami

hm kakak sama adik sama aja muka nya, sama cantik tapi kenapa yah kalau liat kak Atsuko dia terlihat lebih lembut dan dewasa dari Ve semakin lama ku lihat dia seperti seorang Idola. dan akhir nya kita sampai ke suatu Restoran Fast Food Ve bilang biar dia yang membeli makanan untuk kita. dan akhir nya aku dan kak Atsuko mencari tempat duduk dan mendapat di bagian belakang.

“hei kamu Ichiba yah? Dia sering cerita tentang mu kalau sedang di rumah lho” tanya nya dengan nada lembut “eh uh itu iyah kak, memang ada apa ?” tanya ku kepada dia “aah manis juga kau, tidak. tidak ada apa-apa kok, kamu serius berteman dengan nya ?” tanya dengan nada serius dia masih terlihat manis “iyah tentu saja”

“baiklah jangan pernah tinggalkan dia apapun yang terjadi, dia memiliki sifat yang menurut ku unik untuk dirinya sendiri, dia adalah seorang gadis yang lemah namun dia selalu menutupi nya dengan senyuman dan semangat nya yang meluap-meluap” jelas nya dengan lembut. “semangat yang meluap-luap, aku setuju dengan kata itu” batin ku. “yah jangan kecewakan dia yah, dia itu lemah lho” dengan senyum yang lembut namun terlihat sedih sembari ia meninggalkan ku. “eh kak Atsuko sudah pergi ?” Ve kembali dengan membawa makanan “ah dia itu memang selalu seperti itu, datang mendadak dan menghilang dalam hitungan menit, uh merepotkan. Dia adalah lulusan dari kampus kita, dia mendapat predikat Mahasiswi terbaik yang pernah ada dalam jurusan seni, selalu memenangkan perlombaan menyanyi menari melukis apapun yang berkaitan dengan seni pasti dia bisa menang uuh aku iri padanya” jelas nya sembari meminum cola yang ia beli..

hm lemah yah kak, apa kau yakin tentang hal itu, sudah jelas dia seperti anak kecil yang baru mau tumbuh besar, dia terlalu semangat dan enerjik, tapi entah kenapa itu yang membuat ku suka pada nya, tapi apakah perasaan ini bisa di terima oleh Ve.

selesai makan sore bersama nya kami beranjak pulang kembali ke apartemen, dan kembali seperti awal dia kembali terlelap di dalam kereta, hm Ve jangan memaksakan diri seperti ini, kau bisa sakit lho..

beberapa menit kemudian kami sampai stasiun tujuan kita, kami berdua menikmati angin malam dan gemerlap cayaha gedung, hari ini berakhir dengan secepat cahaya. aku pun kini sudah sampai di kamar dan Ve pun sudah terlelap di dalam kamar nya. masih ku pikirkan kata-kata kak Atsuko bahwa Ve itu lemah.

apakah benar dia lemah, pertanyaan itu terus melayang di pikiran ku, namun mungkin karena aku terlalu bersemangat chant dan membuat tubuh ku lelah sekali, aku putuskan untuk tidur malam itu.

hnn cahaya pagi kembali menyeruak dalam ruang tidur ku, menyebar dan meluas dalam ruangan memaksa ku untuk bangkit dari tempat tidur ku. terdengar suara ketukan pintu dan akupun beranjak untuk membuka kan pintu, dan terkejut nya aku melihat Ve menangis di depan pintu.

“Ichiba kak.. kak Atsuko” tanpa tanda ia memeluk ku sembari menangis “ada apa dengan kak Atsuko?” jawab ku “dia meninggal di karenakan penyakit kangker darah yang dia miliki, dia meninggal di kamar nya tadi malem uuh” tangisan nya makin kuat seakan-akan ia tersiksa dan di pukuli bermacam-macam benda “aku turut berduka cita akan kematian kak Atsuko, sekarang dia dimana? Apa sudah di kubur?” tanya ku sembari memeluk nya. “iyah dia sudah di kubur di dekat rumah kami, di pemakaman daerah Ichikawa, Chiba” jelas nya dengan lirih. “apa kau mau ke sana sekarang? Atau kau mau menenangkan diri dulu? tanya ku pada Ve “Aku mau langsung ke pemakaman.” jawab nya dengan tegas namun masih terdengar sedih

setelah kami siap-siap, kami pun pergi menuju stasiun dan mengambil jurusan ke Ichikawa, Chiba, wajah Ve terlihat sangat lemah dan terpukul, dia terlihat sangat kehilangan sesuatu yang tidak ingin itu kehilangan..

setelah beberapa saat kami sampai di pemakaman, masih terlihat keluarga dan kerabat kak Atsuko dan Ve, aku menyuruh Ve untuk menghampiri mereka, aku akan memperhatikan mu dari kejauhan.. setelah proses melayat (?) selesai, seperti nya aku di panggil oleh ibu nya Ve “kau Ichiba kan? tanya nya dengan lembut “ah iyah aku Ichiba”

“ini ada surat untuk mu, dari Atsuko, dimohon di baca dan di simpan yah.” keluarga dan kerabat pun pergi entah kemana namun Ve masih terdiam memandangi nisan Kak Atsuko

aku pun mulai membaca surat dari Kak Atsuko yang terlihat dan terdapat darah dan air mata di sekitar surat ini. surat ini berisi: “hei Ichiba apa kabar ? kau masih bersama dengan Ve kan? oh ia dia itu masih kecil dan semestinya itu juga sudah jadi tugas ku untuk menjaga nya, namun Tuhan berkata lain, aku di karuniai penyakit kangker darah ini, aku tidak bisa berbuat banyak untuk menjaga Ve, kau tau kenapa Ve bisa bersemangat seperti sekarang? Itu karena dia terbiasa menghiburku saat dia masih kecil, dia selalu datang ke ruang tempat aku dirawat dengan senyuman dan semangat nya seperti sekarang. Aku bersyukur bisa hidup sampai beberapa tahun dan bisa lulus kuliah dan melihat Ve bersama orang yang bisa menggantikan ku untuk menjaga nya, kumohon kepada mu Ichiba jaga dia, apapun yang terjadi jangan tinggalkan dia, aku akan mengawasi kalian dari langit hehe” tertanda Atsuko Maeda.

dia itu sudah hampir masih sempat tertawa, ku simpan surat itu di saku dan aku menghampir Ve “Ve ayo berdiri dan bangkit” ku peluk Ve dengan lembut “uh iyah, kak.. kak Atsuko.. selamat tinggal, kami akan.. uuh.. selalu menyayangimu” bicara nya sembari menangis

aku akan menjaga dia kak Atsuko, aku tidak akan mengingkari janji ku padamu, dengan tegas aku memegang prinsip sembari menatap langit. “sudah yuk, ayo pulang sudah malam.” ajak ku kepada Ve “iyah, selamat jalan kak Atsuko” di ucapkan Ve dengan lirih

Selamat Jalan Kak Atsuko Maeda, kau kakak terbaik yang pernah ku kenal dan terbaik untuk Ve.


Bersambung

0 komentar:

Posting Komentar