Sabtu, 19 April 2014

Pencarian (Part 3)


Mereka berempat berhenti pada sebuah rumah kecil yang hanya berdiri sendiri di sebuah perbukitan yang sejuk. Sepertinya rumah itu tipe 24 yang salah satu ruangannya memiliki Dual fungsi – sebagai kamar mandi dan tempat tidur.
“Di dalam rumah ini pasti ada temanku.” Kata Kinal, begitu yakin. Kemudian disusul ucapan salam dari Adul dan Komeng.
TOKK TOKK TOKK…
“Assalamu’alaikum…” Ujar kedua orang yang beda tinggi badan itu. Kemudian dibalas oleh suara cempreng dan agak sedikit sumbang dari dalam rumah itu.
“Wa’alaikum salam… siapa yah ?” Tanya wanita bersuara cempreng itu dari dalam rumah dan belum membukakan pintunya.
Sambil memegang lengan Komeng, Adul berkata, “Ini Adul neng ama kang ketoprak.”
“Azul ? siapa yah ? saya gak punya TOMAN bernama Azul ?” Jawab wanita itu.
Namun mendengar suara dari balik pintu itu, Kinal hapal betul logat dan gaya bicara wanita di balik pintu tersebut. Dia pun menyela obrolan ngaco Adul dan Komeng.
“HARUKA ! ini aku, Kinal ! buka pintunya Haruka, aku mohon.” Seru Kinal.
Wanita itu membukakan pintunya. Ternyata dia benar-benar Haruka, salah satu member JKT48 juga.
Kinal dan Haruka saling berpelukan dan menangis gembira karena bisa bertemu lagi setelah sekian lama. Dan ternyata di dalam rumah, Haruka tinggal berdua dengan Beby. Mereka pun berpelukan lagi. Mereka saling cerita kisah mereka masing-masing selama berpisah, mereka pun pelukan lagi. Tiba-tiba ada segerombolan Teletubies masuk, mereka pun pelukan lagi.
Sedangkan Komeng dan Adul kedinginan di luar rumah, lupa disuruh masuk.
Kinal menceritakan maksudnya mencari teman-temannya. Beby langsung setuju, namun tidak dengan Haruka. Dia menolak ikut dengann Kinal. Entah kenapa, Haruka terlihat sangat ketakutan ketika Kinal mengatakan sesuatu tentang Kerajaan Konidin. Wajahnya berubah pucat, badannya gemetaran, lalu keluar cacing dari lubang hidung Adul.
“Ayolah Haruka, kumohon, semakin banyak member JKT48 yang ikut, semakin besar peluang kita mengambil kembali Melody dan mengalahkan semua pasukan mereka dengan kekuatan kita.” Kata Kinal.
“Ngaaak… aku takut, ajak aja Beby. Ve bilang kan Kagami yang bisa ngalahin. Yaudah Beby ajah. Lagian aku kesal ama Beby, dia selalu salah nyebut nama aku” Kata Haruka, manyun.
“Kinal benar, semakin banyak orang semakin mudah kita menang. Ayo ! ikutlah dengan kami, Hamtaro.” Kata Beby.
Kinal terdiam, suasana mendadak hening. Ternyata yang dibilang Haruka tentang Beby benar.
Haruka tetap menolak ajakan Kinal. Akhirnya, Kinal hanya bisa mengajak Beby menuju Kerajaan Konidin. Mereka segera bersiap berangkat dan mengucapkan salam perpisahan dengan Haruka.
“Aku pergi dulu ! jaga diri baik-baik yah, Hachiko !” Kata Beby.
“NAMA AKU HARUKA ! kalian juga hati-hati yah… AKU SAYANG KALIAN” Seru Haruka, agak kesal namun juga sedih karena takut mereka tidak kembali lagi.
Lambaian tangan Kinal dan Beby menjadi Komunikasi terakhir dengan Haruka. Kinal, Beby, Komeng, Adul dan Makibo melanjutkan pencarian pasuka Kagami lain. Disela-sela perjalanan, Beby menanyakan sesuatu pada Kinal.
“Nal, itu kuda jenis apaan ?” tanya Beby, matanya melirik ke arah Makibo.
“Itu adalah kuda yang nasibnya kurang beruntung.” Jawab Kinal sambil manyun dan melirik kesal ke arah Adul.
Mereka pun melanjutkan perjalanan kembali.
***
Tiba di sebuah hutan yang lebat, cermin ajaib yang mereka bawa menunjukan tanda-tanda keberadaan anggota JKT48 lain. Cermin itu bekerja seperti radar Dragon Ball buatan Bulma di film Dragon Ball Z. Bedanya, cermin ini lebih fungsional. Selain untuk radar pencari dan hanya memantulkan bayangan dari anggota JKT48, cermin ini juga berfungsi layaknya sebuah cermin biasa yang dipegang seorang cewek yaitu… digunakan untuk “Kacaan”.
Naluri alami sebagai seorang perempuan membuat Kinal dan Beby menjadi kacaan addict. Poni geser sedikit, “kacaan”. Keringetan dikit, kacaan. Tulang sapi nyangkut di gigi, “kacaan”. Kalo yang terakhir memang Kinal membutuhkan kaca itu karena tidak mungkin juga dia meminta Adul, orang yang paling kecil dalam kelompok mereka untuk masuk dan menjelajah ke dalam mulut Kinal lalu mencabut tulang sapi yang menyangkut di giginya. Alasannya sederhana, Kinal takut Adul tertelan lalu keluar dengan bentuk berbeda.
Kinal dan Beby juga kadang berantem gara-gara rebutan “kacaan”. Komeng akhirnya dipercaya untuk memegang cermin itu agar Kinal dan Beby gak berantem lagi. Tapi hal itu gak berlangsung lama, cermin itu akhirnya dipegang oleh kinal lagi soalnya cermin itu malah dipakai komeng untuk memudahkan dia nyabutin bulu keteknya.
Cermin ajaib ini mengarahkan Kinal dan yang lainnya pada dua orang yang terlihat sedang melakukan sesuatu di dalam hutan ini.
“Rica ! Gaby !” Teriak Beby pada dua orang cewek yang mereka lihat di dalam hutan saat itu, mereka terlihat sedang menebang sebuah pohon dengan bilah kampak.
Dua orang yang disapa Beby tadi menghentikan kegiatan mereka. mereka jatuhkan kampak yang mereka pegang ke tanah kemudian segera berlari, menghampiri lalu memeluk Kinal dan Beby dengan perasaan senang bercampur haru diiringi suara pohon tumbang yang mereka tebang.
“Hiks… Hiks.” Komeng tiba-tiba menangis.
“Ya bang, pertemuan mereka memang mengharukan. Abang aja ampe ikutan sedih, apalagi saya.” Kata Adul, berbicara sambil memandang pertemuan Kinal dan teman-temannya.
“Gue nangis bukan karena mereka Dul. Justru gue kesel ama mereka, Dul. Hiks….” Kata komeng, mewek.
“Lah kok kesel bang ? emang kenapa ?” Kata Adul, penasaran.
“PO’ON YANG MEREKA TEBANG, NIMPA PALA GUE .” Kata komeng sambil merintih menahan sakit.
“BUSYEEET !” Seru Adul, Kaget melihat sebuah pohon benar-benar menimpa kepala Komeng.
Setelah memberi pertolongan pertama pada kepala Komeng, Kinal dan Beby menceritakan maksud mereka kepada Rica dan Gaby. Rica dan Gaby memberikan respon yang sangat positif sehingga mudah saja bagi Kinal mengajak mereka berdua pergi ke Kerajaan Konidi.
“Baiklah kalo begitu, kita tinggal menemukan Ghaiida kan ? kita berangkat sekarang Nal.” Ujar Rica penuh semangat.
“Semoga dalam perjalanan nanti kita juga akan bertemu dengan teman-teman kita yang lain.” Kata Gaby sambil membalut kepala Komeng dengan perban. “Aku juga kangen sekali ama Ve, panggil dia dong Nal.” Sambungnya.
“NGGAK !” Seru Kinal,Komeng dan Adul bersamaan sambil melotot pada Gaby. Takut kalo Ve muncul di tengah hutan seperti ini dengan badai yang menyertai kedatangannya akan menumbangkan pepohonan dan mengancam keselamatan mereka.
Diplototin seperti itu, Gaby tersentak dan tak sanggup berkata-kata.
Empat wanita cantik ini pun melanjutkan perjalanan ditemani tiga makhluk yang diduga muncul dari sebuah batu akik dan tidak tahu berguna untuk apa.

~ To be continued ~

0 komentar:

Posting Komentar