Sabtu, 19 April 2014

Ghaida . . . !! (Part 4)



Sekitar 4 hari perjalanan mereka dengan berjalan kaki, mereka sudah tiba kota tempat kerajaan Konidin berada. Jadi, sekitar 30 menit berjalan kaki lagi mereka akan sampai pintu gerbang kerajaan. Itu juga berarti mereka harus pintar-pintar bersembunyi di sudut-sudut rumah warga atau pepohonan karena pasukan Ratu Melo banyak yang mondar-mandir dan mereka akan menangkap wanita yang masuk ke wilayah mereka.
“Bagaimana ini ? kita hampir sampai, tapi Ghaida belum kita temukan.” Ujar Beby, panik.
“Jangan-jangan cermin itu rusak lagi ?” Kata Rica, ikutan panik.
“Nggak, cermin ini gak rusak kok. Lihat !” Kata Kinal sambil menunjukkan sinyal cermin pada teman-temannya. Cermin itu menunjukan bahwa member JKT48 ada disitu. Mengarah ke arah sebuah warung kopi yang sedang di penuhi beberapa orang. Terlihat ada sekitar 5 pengawal dari kerajaan Konidin yang sedang ngopi sambil ngemil bala-bala di warung tersebut.
“Jangan-jangan teman kita ada yang tertangkap terus mau dituker ama combro lagi di warung itu. Kejam sekali mereka.” Kata Beby, sok tau.
“Kita langsung serang mereka aja ! kita jejali mulut mereka dengan gorengan. Kita buat mereka kehabisan nafas.” Ujar Gaby, penuh emosi.
“Jangan ! itu terlalu berresiko. Kalo seperti itu, kita bisa memancing pasukan lain datang. Habis lah kita nanti.” Ujar Kinal, mencoba memikirkan cara lain. Tak lama, Kinal memandang Komeng dan Adul, dan berkata “Kalian ! akhirnya bisa berguna juga.”
Komeng dan Adul saling menatap, tidak mengerti yang dimaksud Kinal.
“Bawa cermin ini. Kumohon kalian cari teman kami di warung itu.” Kata Kinal sambil memberikan cermin ajaibnya pada Komeng.
“Benar sekali, seorang laki-laki gak akan ditangkap walau pun berkeliaran di tempat ini. Ayo Bang Komeng, Bang Adul, Semangat !” Seru Rica, mulai mengerti maksud Kinal.
“Okeh…” Kata Komeng sambil membusungkan dada.
“Bang takut Bang, ah !” Rengek Adul.
“Ama gituan aja takut. Makanya udeh gue bilang kan, elo tuh gak pantes ikut misi ini. Elo tuh pantesnya pergi ke Apotek…” Kata Komeng.
“Ngapain Bang ?” Tanya Adul.
“NGOBROL AMA VITACIMIN.” Jawab Komeng, ngaco. Adul hanya bisa ketawa ngakak mendengar celetukan Komeng.
Dan dengan terpaksa Adul menemani Komeng. Mereka menuntun Makibo dan berpura-pura hendak beristirahat di warung itu. Komeng dan Adul duduk menghadap lima pengawal tersebut. Adul terlihat ketakutan. Komeng memesan kopi dan memakan beberapa gorengan yang tersedia di meja besar beralaskan spanduk bekas Caleg berbentuk persegi panjang dengan kursi panjang yang memutar meja tersebut.
“Kepala kenapa tuh mas ?” Tanya seorang pengawal yang melihat perban melingkar di kepala Komeng. Mencoba membuka obrolan.
“Oh ini, tadi di hutan sono ketemu macan yang mau makan temen saya ini. Liat temen saya dikira anak Kuskus kali yak. Main mau gigit ajah tuh macan.” Kata Komeng sambil merangkul-rangkul Adul, “Untung saya pernah belajar tenaga dalem ama Haji Bolot, selamet dah kita.”
“Pala ketiban po’on ajah, sok-sokan berantem ama macan.” Gerutu Adul, kesal dalam hati.
Kemudian seorang pengawal lain pun ikut dalam obrolan mereka.
“Kudanya aneh bener Bang, jenis apaan tuh ?” Tanya pengawal itu.
“Oh itu, jangan sembarangan mas. Itu kudadulunya punya artis mas. Dapet dikasih Ucok Baba.” Kata Komeng, ngarang sembari mengeluarkan Cermin ajaib dari sakunya. Diam-diam mendeteksi keberadaan teman Kinal yang ada disitu.
Komeng dan Adul sebenarnya merasa aneh dan menduga cermin ajaib ini benar-benar rusak karena di warung itu hanya ada 5 pengawal yang sedang ngobrol dan seorang penjaga warung berwajah Angry Bird Kuning, kepalanya lancip dan mulutnya mancung. Mereka sama sekali gak melihat seseorang yang ditawan atau diikat di sekitar situ. Namun entah mengapa, cermin itu terus menunjukan tanda-tanda keberadaan member JKT48.
Kemudian, salah seorang pengawal yang duduknya berhadapan pas dengan Adul melihat gerak gerik Komeng yang memegang cermin itu dan berkata, “Mas, boleh pinjam cerminnya, mas ?”
Belum sempat diiyakan, pengawal tersebut dengan cepat mengambil cermin dari tangan Komeng dan mengunakannya untuk “Kacaan”. Pengawal itu merapikan kumisnya. Keanehan terjadi, kenapa bayangan pengawal itu terlihat di cermin ajaib ?
“Dia emang gitu mas, tiap liat kaca pasti langsung beresin kumis. Belum apal ama kumis sendiri kali hahaha.” Ujar salah seorang pengawal pada Komeng, mengajaknya bercanda.
“HAHAHA.” Seluruh orang di situ tertawa lepas.
Di sela-sela gelak tawa orang-orang disitu, Adul berbisik pada Komeng. “Itu orang kayak cewek-cewek di sono ya Bang” menunjuk dengan dagu ke arah tempat persembunyian Kinal dkk. “Liat cermin kayak Abang kalo liat besek tahlilan, langsung disikat hahaha.”
Saat Adul ketawa, Komeng yang kesal diledekin menjejali mulut Adul dengan cabe.
Komeng heran, mengapa cermin ajaib itu memantulkan bayangan pada pengawal bertubuh kurus tersebut.
Setelah meminta cermin itu kembali, Komeng dan Adul memutuskan pergi dari warung itu dan kembali ke tempat Kinal dan yang lain.
“Kayaknya ini cermin emang udah rusak deh. Saya rasa, kabel di dalamnya ada yang putus.” Kata Komeng, sok tahu.
“Emang apa yang terjadi di sana Bang ?” Tanya Rica, penasaran.
Komeng dan Adul menjelaskan apa yang terjadi di warung tadi pada Kinal dan yang lain.
“Gimana ini ? cermin ini beneran rusak. Bagaimana kita bisa menemukan teman-teman yang lain. Kalo Ghaida gak ketemu, Kagami gak akan bisa kita lakukan. Aahhh, Ibuuu… mau pulanggg…” Kata Beby, cemas.
“Beby kumohon tenanglah. kamu harus tenang, Kita sudah sejauh ini, kita gak bisa kembali lagi. Kita akan lawan mereka seadanya kita.” Ujar Gaby.
“Beby ada benar juga. kayaknya kita akan gagal kalo seperti ini. Nyawa kita akan hilang sia-sia.” Kata Rica.
“Kalo kalian takut, pulang aja sendiri ! gue tetep akan masuk ke dalam kerajaan Konidin walau pun sendirian.” Ujar Gaby, sewot.
Disaat Gaby, Baby dan Rica saling berdebat. Komeng, Adul dan Makibo menenangkan mereka sambil sesekali merayu Gaby agar pulang saja karena mereka juga sebenarnya ketakutan.
Namun, tatapan Kinal justru tertuju pada seorang pengawal di warung yang tadi diceritakan Komeng telah meminjam cermin ajaib dan bayangannya terlihat tersebut.
Kinal berlari mendekati para pengawal yang sedang asyik mengobrol itu. Gaby, Beby dan Rica sangat kaget dan tidak mengerti apa yang sedang dilakukan Kinal. Komeng, Adul dan Makibo juga tidak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya bisa melongo melihat kenekadan Kinal menghampiri pengawal-pengawal itu.
“Yaelaah, tu anak mau ngapai sih pake ke situ-situ ? udah tau bahaya. Etdah Bang tulungin ngapa.” Seru Adul.
“Bu-bukannya gak mau nulungin nih yah Dul. cuman nih ! kaki gue lemes banget sumpah.” Kata Komeng yang terlihat sangat ketakutan dan kakinya terlihat gemetaran.
“Sa-sa.. sama Bang. Gue juga gemeteran.” Pungkas Adul.
Kinal mengejutkan para pengawal yang ada di warung itu. Mereka berlima mengambil barisan. Bersiap untuk menyerang kinal dengan tarian dan nyanyian mereka.
“Ngapai kamu, perempuan ! kau harusnya tahu, seorang perempuan gak boleh masuk wilayah ini !” Kata seorang pengawal yang baris di tengah.
Kinal mengacuhkan teguran orang tersebut. Matanya tertuju pada seorang pengawal yang berdiri paling kiri. Kinal mengepalkan kedua tangannya dan mengambil nafas panjang, lalu berteriak “GHAIDAAAA !!!”
Melihat Kinal berteriak seperti itu, para pengawal lain langsung menengok ke arah pengawal yang dimaksud Kinal.
“Gon ! kamu kenal perempuan ini ? kenapa dia memanggilmu Ghaida ?” Kata seorang pengawal lain, bertanya pada pengawal yang dimaksud Kinal.
Pengawal itu mulai panik. Dia membantah dengan suara terpatah-patah. “Bu-bukan ! gak lah ! dia salah orang ! aku gak kenal dia !” Jawab pengawal itu, terbata-bata. Lalu dia berkata pada Kinal “Kamu salah orang ! pergilah ! atau nanti kamu celaka !”
“Loh kok suruh pergi, Gon ? kita kan harus membawanya ke penjara, ke parit terdalam dan tergelap di lautan” Kata pengawal lain yang ada di sampingnya.
“Elo kebanyakan nonton pelem SpongeBob, Warto. Gak papa kan, sekali-kali lah kita berbuat baik pada cewek.” Pungkas pengawal itu.
Namun Kinal tetap gak mau pergi. Semakin orang itu membantah semakin kencang Kinal menyebut namanya.
“GHAIDAAA !!!” Teriak Kinal, semakin kencang.
“Kamu bandel ! jangan teriak-teriak nanti pasukan lain pada dengar keributan ini. “Cepat pergi sana !” Kata pengawal itu yang mulai panik karena mulai di curigai pengawal lain.
“KAMU ITU GHAIDA !” Teriak Kinal.
“AKU BILANG DIAM ! gak liat apa, saya punya kumis !” Seru pengawal itu sambil menunjukan kumisnya yang tebal.
“GHAIDAAAAA !!!” Teriak Kinal semakin menjadi.
Pengawal itu benar benar panik. Keringat dingin mengucur deras di wajahnya.
“Namaku bukan Ghaida ! Namaku…” Ujar pengawal itu, seperti enggan menyebutkan namanya.
Kinal menunggu terusan katanya. Semua orang disekitar situ terdiam seketika. Gaby, Beby, dan Rica juga ikut penasaran, mereka memperhatikan dengan serius dari tempat persembunyian. Komeng dan Adul malahan malah asyik main lempar-lemparan ee’ Makibo.
“Namaku…” Pengawal itu menelan ludah, lalu berkata dengan lantang, “NAMAKU GOGON.”
GLUBRRAKK !!
Suara Beby, Gaby dan Rica yang tiba-tiba terjatuh dari tempat mereka sembunyi. Mereka terjatuh karena tidak kuat menahan ketawa setelah mendengar nama asli pengawal itu.
“BUAHAHAHAHA ! GOGON. BUAHAHAHA !” Seru Gaby, tertawa lepas.
“Namanya kayak ANAK TUYUL BARU AKIL BALIGH. BUAHAHAHA !” Seru Rica, memperparah keadaan sehingga gelak tawa mereka semakin kencang.
“HUAHAHAHA !” Seru mereka bersama sambil guling-guling di tanah.
Dan gara-gara gelak tawa yang gak kekontrol itu, mereka semua jadi ketahuan para pengawal.
“Kalian semua ! sedang apa kalian di sini ?” Ujar pengawal itu yang ternyata benar dia adalah Ghaida, anggota JKT48 yang sedang menyamar menjadi seorang pengawal karena dia sudah jenuh selalu di rumah dan ingin punya kebebasan beraktifitas dan punya kedudukan. Maka dari itu dia menyamar menjadi seorang laki-laki.
“Tuh kan kamu tuh Ghaida bukan…” Kinal menjeda omongannya sejenak, dan “GOGON ! BUAHAHAHAHAHA. PERUT GUE SAKIT ! USUS GUE JUGA KAYAKNYA IKUTAN NGAKAK HAHAHAH” Seru Kinal yang juga gak bisa menahan ketawanya sambil berguling-guling di tanah.
“Siapa sebenarnya mereka ini ? lalu kenapa kamu mengenal mereka Gon ?” Kata seorang pengawal yang di tengah.
Salah seorang pasukan lain melihat komeng dan Adul yang sedang main-main ee’ Makibo.
“Lihat ! itu dua orang dengan “kuda Ucok Baba” yang tadi di warung. Sepertinya mereka berkelompot. TANGKAP MEREKA DAN PANGGIL PASUKAN LAIN !” Seru pengawal lain sambil mengeluarkan sebuah trompet berbentuk tanduk kerbau yang siap untuk dibunyikan.
Tiba-tiba… BUK BUK BUK BUK !
Belum sempat trompet itu dibunyikan, tiba-tiba keempat pengawal itu terjatuh dan pingsan.
“Ups, sorry…” Ujar pengawal yang sebenarnya adalah Ghaida.
Ghaida yang membuat mereka tak sadarkan diri. Sebelum salah seorang pengawal itu meniup terompet, Ghaida yang pernah belajar ilmu Ninja pada empat ekor Penguin di film Penguin Of Madagascar, dengan cepat memukul leher bagian belakang mereka sehingga mereka terjatuh dan pingsan.
Yang paling parah dari mereka adalah pengawal yang hendak meniup trompet. Ghaida terlalu keras memukulnya, sehingga saat dia terjatuh ke bawah dengan wajah mencium tanah terlebih dahulu, membuat terompet yang tadinya masih menempel di mulut jadi tertelan.
“Beby, Gaby, Rica, Kinal…” Kata Ghaida yang belum melepas kumisnya. Mulutnya menyon-menyon menandakan kalau dia lagi mewek, disusul air mata yang mulai keluar dari matanya yang bulat dan manis itu, lalu berkata denga penuh haru “AKU KANGEN KALIAN.”
“Aku juga kangen kamu… GON, GOGON !” Seru Beby, kemudian disusul oleh gelak tawa yang lain, “BUAHAHAHAHAHA !”
Suasana yang seharusnya haru karena pertemuan seorang teman yang telah lama berpisah berubah menjadi gelak tawa ala penonton Ketoprak Humor.
Puas menghabiskan persediaan ketawa mereka, Kinal menceritakan tujuan mereka datang ke wilayah Kerajaan Konidin dan mencari Ghaida. Ghaida yang sudah mencopot kumis palsunya dan berubah menjadi Ghaida si tomboy nan cantik ini mendengarkan dengan serius. Ghaida sangat antusias dan bernafsu sekali untuk membawa Melody kembali dalam keluarga JKT48 dan memporak-porandakan Kerajaan Konidin setelah mendengar semua cerita dari Kinal.
Disela-sela obrolan, Ghaida menceritakan sesuatu yang tidak diketahui teman-temannya yang lain sampai saat ini, yaitu sebuah konspirasi dari Mukidin. Ghaida mengetahui semua rahasia dan niat jahat Mukidin karena dia dan empat pengawal yang telah dia buat pingsan tadi adalah pengawal pribadi Mukidin di hai Jum’at. Ghaida tak bisa berbuat apa-apa saat itu. Pikirnya, JKT48 sudah hilang selamanya.
Namun kedatangan Kinal dan yang lain dengan semangat dan keyakinan yang kuat seakan menjadi sebuah harapan besar baginya, jadi dia tidak akan melewatkan kesempatan itu begitu saja.
“Kalo gitu kita tinggal masuk ke istana lalu bertemu Melody dan mengatakan niat jahat Mukidin padanya.” Kata Gaby.
“Kita tidak bisa masuk Kerajaan itu dengan mudah, karena ada sekitar 10.000 pasukan yang menjaga kerajaan itu.” Jelas Ghaida.
“Banyak banget. Mama… mau pulang !” Rengek Beby, lagi-lagi minta pulang.
‘Terus ? apa yang harus kita lakukan ?” Tanya Rica yang kemudian hanya dijawab dengan gelengan kepala Ghaida yang bingung harus berbuat apa.
Kinal yang sedari tadi terdiam, tiba-tiba menatap tajam teman-temannya lalu berkata dengan lantang, “Teman-teman… yang harus kita lakukan hanyalah melumpuhkan 10.000 pasukan itu dan memukul Si Muka penuh keriput, Mukidin dengan… KAGAMI NO NAKA NO JOAN DA ARC.” Pungkasnya, penuh percaya diri.
Sikap percaya diri Kinal itu membuat teman-temannya yang lain terbakar semangatnya. Jiwa mereka mulai membara, tak peduli apa yang akan terjadi nanti. Di pikiran mereka hanya ada keutuhan JKT48 yang harus dikembalikan seperti dulu.
Semangat Kinal dan yang lain juga ternyata memicu keanehan kepada cermin ajaib yang mereka bawa. Tiba-tiba cermin itu mengeluarkan cahaya putih menyilaukan lalu melayang ke atas kepala mereka.
Tubuh Ghaida tiba-tiba terangkat ke udara, disusul Rica, Gaby, Beby lalu Kinal. Mereka tak mengerti apa yang terjadi, namun mereka juga tidak menolak apa yang terjadi pada mereka saat itu. Cahaya menyilaukan dari cermin itu terpecah menjadi enam sinar yang menyelubungi tubuh Kinal dan yang lain, mereka bermandikan cahaya tersebut. Cahaya tersebut merubah penampilan mereka dengan Seifuku yang melegenda. Seifuku yang pernah mereka gunakan sebelumnya. Seifuku yang merubah mereka menjadi… PASUKAN KAGAMI.
“Seifufku ini…! Aku sangat merindukannya.” Ujar Kinal dengan perasaan senang bercampur haru.
Transformasi terakhir dari sinar ke enam yang berubah menjadi sebuah tongkat dengan bendera berlambangkan Unit Song Kagami yang segera dipegang erat oleh Kinal menyempurnakan bangkitnya kembali Kagami No Naka No Joan D’ Arc.
“Teman-teman, ayo kita rebut kembali kejayaan JKT48.” Seru Kinal.
“SIAP JENDRAL !” Seru yang lain, Lantang.
Sekarang mereka mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat. Dengan kekuatan Kagami ini, sepertinya akan mempermudah mereka melumpuhkan 10.000 pasukan Ratu Melo. Walaupun nantinya mereka akan kehabisan tenaga setelahnya.
“MAJUUUUUUU !!!” Seru Kinal.
“YEAAAAAAH !” Seru yang lain, kompak.
Tiba-tiba Beby menjeda semangat yg sedang panas-panasnya itu dan berkata, “Bang Komeng ama Bang Adul dimana ?” Tanya Beby.
“Oh iya, hampir kelupaaan.” Kata Kinal, menepuk jidat. Kinal membalikan tubuhnya dan berkata, “ Ayo Bang, kita berang…. KYAAAAAA!!”
Kinal menjerit sejadinya. Kinal dan yang lainnya kaget melihat Komeng dan Adul terkapar lemas di tanah dengan badan penuh luka bekas di injak-injak Makibo dan mulut yang penuh ee’ kuda.
“Kalian duluan ajah, ntar kita nyusul kalo kalian udah berhasil. Aduh…aduh.” Kata Komeng dengan suara parau.
“Maap ya neng kita kagak bisa nemenin. Gara-gara Bang Komeng sih, udah tau ee’ buat maen lempar-lemparannya keabisan, Bang Komeng malah ngambil paksa dari pantat Makibo. Marah pan dia, diinjek-injek dah kita. Huuu…huuu sakiit Bang.” Terang Adul, agak kesal.
Sambil merintih kesakitan Komeng berkata, “Alah, sok berani elo Dul.” Mengusapkan tangannya yang penuh ee’ kuda bekas masuk langsung pabrik pengolahan rumput liar Makibo ke muka Adul.
“Nyak udzah kalow getzu, kita’ pegi tsuluwan yaah. Kalian jaga dili baik-baek (Yaudah kalo geto, kita pergi duluan yah. Kalian jaga diri baik-baik).” Ujar Kinal sambil menutup hidung dengan kedua jarinya sehingga suaranya terdengar seperti bencong kena amandel.
Mereka terpaksa meninggalkan Komeng dan Adul bersama Makibo. Mereka yang sudah menjadi pasukan Kagami ini berlari dengan kencang menuju sebuah bukit yang akan mempertemukan mereka pada tempat yang mereka tuju, yaitu Kerajaan Konidin.
~ To be Continued ~

0 komentar:

Posting Komentar