Ketika yang lain masih larut dalam kebahagiaannya, Melody ingat suatu hal yang akhirnya jadi penting bagi mereka.
“Teman-teman !” Seru Melody, “dengan bersama dan bersatu akhirnya kita bisa melawan dan terlepas dari kekangan Mukidin. Tapi, kita juga tak akan bisa berhasil tanpa bantuan mereka…” kata Melody menunjuk ke arah balkon istana tempat komeng dan Adul yang masih memperdebatkan masalah kentut.
“BANG KOMENG ! BANG ADUL !” Teriak Kinal, melambai-lambaikan tangannya.
“Teman-teman !” Seru Melody, “dengan bersama dan bersatu akhirnya kita bisa melawan dan terlepas dari kekangan Mukidin. Tapi, kita juga tak akan bisa berhasil tanpa bantuan mereka…” kata Melody menunjuk ke arah balkon istana tempat komeng dan Adul yang masih memperdebatkan masalah kentut.
“BANG KOMENG ! BANG ADUL !” Teriak Kinal, melambai-lambaikan tangannya.
Komeng dan Adul menghentikan perdebatan mereka dan melihat Kinal yang menyapa mereka.
“Bang Komeng, Bang Adul. TERIMA KASIH BANYAK.” Kinal menundukkan kepalanya yang kemudian diikuti member-member lain dan para pendukung JKT48 juga Caisar. Makibo malah asyik boker di pojokan.
“Waduh ! napa pada nunduk-nunduk pada kita gitu bang ?” Tanya Adul, merasa gak enak hati dengan ucapan terima kasih member-member JKT48 dan yang lainnya.
“Beuh, ini bocah noraknya gak ketulungan. Itu namanya ucapan terima kasih ala Jepang. Kagak pernah nonton Benteng Takeshi sih, elo Dul.” Terang Komeng.
“Oh, gitu yah Bang ? yaudah kita ikutan nunduk lagi aja Bang.”
“Bang Komeng, Bang Adul. TERIMA KASIH BANYAK.” Kinal menundukkan kepalanya yang kemudian diikuti member-member lain dan para pendukung JKT48 juga Caisar. Makibo malah asyik boker di pojokan.
“Waduh ! napa pada nunduk-nunduk pada kita gitu bang ?” Tanya Adul, merasa gak enak hati dengan ucapan terima kasih member-member JKT48 dan yang lainnya.
“Beuh, ini bocah noraknya gak ketulungan. Itu namanya ucapan terima kasih ala Jepang. Kagak pernah nonton Benteng Takeshi sih, elo Dul.” Terang Komeng.
“Oh, gitu yah Bang ? yaudah kita ikutan nunduk lagi aja Bang.”
Komeng dan Adul juga jadi ikutan nunduk-nunduk dan masih tidak tahu kalo berkat mereka Mukidin berhasil dikalahkan.
“Makanya kalo liburan tuh sekali-kali ke Jepang, dul ? elo mah liburan paling jauh ke Cerbon. Mentang-mentang banyak sodara di sana.” Ledek Komeng.
“Lah ? Gue kagak punya sodara pan di Cerbon.”
“Ada…”
“Siapa.. sok tau nih, Alpiansyah !”
“itu… UDANG REBON.”
“BUAKAKAKAKA… ” Teriakan Adul pecah di atas balkon.
“Makanya kalo liburan tuh sekali-kali ke Jepang, dul ? elo mah liburan paling jauh ke Cerbon. Mentang-mentang banyak sodara di sana.” Ledek Komeng.
“Lah ? Gue kagak punya sodara pan di Cerbon.”
“Ada…”
“Siapa.. sok tau nih, Alpiansyah !”
“itu… UDANG REBON.”
“BUAKAKAKAKA… ” Teriakan Adul pecah di atas balkon.
Usai berterima kasih kepada Komeng dan Dul, Kinal menyuruh mereka untuk turun dan bergabung merayakan kemenangan mereka. akhirnya Kinal menceritakan yang terjadi tadi. Mendengar cerita Kinal, Komeng dan adul kembali berdebat karena Komeng jadi membela kentutnya karena dianggap berjasa.
Komeng dan Adul yang sedang bertengkar menjadi hiburan tersendiri bagi member-mmeber JKT48 dan yang lainnya karena celetukan mereka yang lucu.
Komeng dan Adul yang sedang bertengkar menjadi hiburan tersendiri bagi member-mmeber JKT48 dan yang lainnya karena celetukan mereka yang lucu.
Di saat semuanya tenggelam dalam kebahagiaan, tiba-tiba… Terdengar riakan air dari parit tempat Mukidin terjatuh tadi. Awalnya tak ada yang menyadari sesuatu dari parit itu sampai akhirnya kembali muncul tangan seseorang memegang botol dari dalam parit tersebut yang mengagetkan Makibo yang saat itu sedang minum di pinggiran parit.
“Mu-MUKIDIN !” Ujar Melody, gemetaran.
Mukidin yang basah kuyup keluar dari parit dan berdiri gagah dengan botol minumn oplosannya yang masih di teng-teng. Tentu saja hal ini mengejutkan semua orang.
“Sudah cukup kalian bersenang-senang. Karena mungkin tadi adalah tawa kalian yang terakhir.” Ujar Mukidin begitu murka.
“Mu-MUKIDIN !” Ujar Melody, gemetaran.
Mukidin yang basah kuyup keluar dari parit dan berdiri gagah dengan botol minumn oplosannya yang masih di teng-teng. Tentu saja hal ini mengejutkan semua orang.
“Sudah cukup kalian bersenang-senang. Karena mungkin tadi adalah tawa kalian yang terakhir.” Ujar Mukidin begitu murka.
Tanpa hitung-hitungan lagi, Mukidin langsung menenggak habis minumannya. Glek.. glek… glek…
“Semuanya bersiap-iap kembali !” Seru Kinal, mempersiapkan teman-temannya karena mungkin Mukidin akan sangat berbahaya setelah meminum minuman oplosan itu. Jeje juga terlihat lebih serius, tak seperti kebiasaanya. Dalam bayangan Jeje, mungkin saja setelah meminum minuman aneh itu, Mukidin akan berubah jadi Hulk Tua berkolor karung terigu segitiga biru. Makhluk yang sangat di benci Jeje.
“Semuanya bersiap-iap kembali !” Seru Kinal, mempersiapkan teman-temannya karena mungkin Mukidin akan sangat berbahaya setelah meminum minuman oplosan itu. Jeje juga terlihat lebih serius, tak seperti kebiasaanya. Dalam bayangan Jeje, mungkin saja setelah meminum minuman aneh itu, Mukidin akan berubah jadi Hulk Tua berkolor karung terigu segitiga biru. Makhluk yang sangat di benci Jeje.
Semua orang menelan ludahnya. Semua khawatir dengan keselamatannya. Namun, ketakutan tidak terlihat pada raut wajah Komeng dan Adul. Melody dan Kinal sebenarnya memperhatikan tingkah laku Komeng dan Adul yang dari tadi cegigikkan. Kadang mereka guling-guling menahan tawa, kadang memukul-mukul pantat Makibo sampai akhirnya mereka berdua disepak makibo yang marah. Anehnya, mereka tertawa seperti itu setelah Mukidin menenggak minuman itu. Namun Melody dan Kinal tak begitu paham maksud mereka, jadi yang bisa mereka lakukan hanyalah waspada.
“Ahh ~” Mukidin selesai menenggak habis minumannya. Dan, begitu cepat efek minuman itu sampai terdengar seruan yang sangat keras entah dari mana dan lagi-lagi terdengar musik Koplo yang memekakan telinga.
HADAP KIRI SEMUA !
Semua orang mengikuti seruan itu, termasuk member-member JKT48.
Kemudian…
CEGUK ! CEGUK ! CEGUK ! CEGUK ! CEGUK ! CEGUK !
Tutupen botolmu, tutupen oplosanmu
Eman ning nyowomu
Ojo mbok terus-terus
Eh, mergane ora ono gunanne ~
……………………..
Semua orang mengikuti seruan itu, termasuk member-member JKT48.
Kemudian…
CEGUK ! CEGUK ! CEGUK ! CEGUK ! CEGUK ! CEGUK !
Tutupen botolmu, tutupen oplosanmu
Eman ning nyowomu
Ojo mbok terus-terus
Eh, mergane ora ono gunanne ~
……………………..
Benar-benar dahsyat, lebih dahsyat dari Goyang Caisar seperti yang sudah dikatakan Mukidin sebelumnya. Hanya dalam sekejap semua orang termasuk member-member JKT48 mengikuti goyangan yang dinamakan Goyang Oplosan itu. Mereka bergoyang tanpa sadar. Tak ada satupun orang-orang di situ yang tidak melakuka gerakan : meletakan tangan kanan mereka ke kening dan menggoyangkan pinggul mereka ke depan lalu sekali-kali mengayun-ayunkan tangan kiri mereka mengikuti irama.
Mukidin begitu senang rencanannya berhasil, dia sendiri tak pernah menyangka ternyata minuman oplosannnya bisa begitu hebat.
“BUAHAHAH teruslah joget ! terus ! sampai yang ada di pikiran kalian hanyalah saya. HUAHAHA !” Tawa bangga Mukidin kembali pecah.
“BUAHAHAH teruslah joget ! terus ! sampai yang ada di pikiran kalian hanyalah saya. HUAHAHA !” Tawa bangga Mukidin kembali pecah.
Tak lama kemudian, reaksi minuman oplosan dari Komeng pun berreaksi. HOEEEEEK !!!! Mukidin muntah-muntah, dia juga kejang-kejang. Goyang Oplosan pun berhenti mendadak.
“A-pa tadi ? tadi kita kenapa ?” Ujat Shania, kebingungan dan mulai tersadar dari pengaruh hipnotis Goyang Oplosan.
“Aduh pegel banget yak ! tadi kita habis ngapain sih ? Seru Nabilah, mulai sadar juga.
“A-pa tadi ? tadi kita kenapa ?” Ujat Shania, kebingungan dan mulai tersadar dari pengaruh hipnotis Goyang Oplosan.
“Aduh pegel banget yak ! tadi kita habis ngapain sih ? Seru Nabilah, mulai sadar juga.
Semua orang di tempat itu tak sadar kalau mereka baru saja bergoyang Oplosan. Andai saja mereka bergoyang lebih lama lagi, mungkin mereka semua akan kehilangan kesadaran mereka dan menjadi pengikut Mukidin selamanya.
“Lah ? kenapa tuh orang ?” Ujar Kinal, memandang heran Mukidin yang sedang muntah-muntah dan kejang-kejang.
“AYAN TUH ! CEPET TOLONGIN !” Seru Ve yang merasa kasihan walaupun Mukidin pernah jahat padanya. Lalu beberapa orang pria menghampiri Mukidin untuk menolongnya. Ketika diangkat, mereka yang menggotong Mukidin serempak menggerutu.
“Yaaaah~”
“Lah ? kenapa tuh orang ?” Ujar Kinal, memandang heran Mukidin yang sedang muntah-muntah dan kejang-kejang.
“AYAN TUH ! CEPET TOLONGIN !” Seru Ve yang merasa kasihan walaupun Mukidin pernah jahat padanya. Lalu beberapa orang pria menghampiri Mukidin untuk menolongnya. Ketika diangkat, mereka yang menggotong Mukidin serempak menggerutu.
“Yaaaah~”
Selain muntah dan kejang-kejang, Mukidin ternyata mencret-mencret juga. Komeng dan Adul tak kuasa menahan tawa mereka. “HAHAHAHAHAHA…”
Kinal dan Melody yang sedari tadi curiga dengan kedua orang ini, mendekati Komeng dan Adul.
“Bang Komeng, bang Adul…” Ujar Kinal, memasang muka serius.
“Bang Komeng, bang Adul…” Ujar Kinal, memasang muka serius.
Komeng dan Adul terdiam dan agak ketakutan melihat dua wanita cantik terlihat begitu marah kepada mereka.
“Ini ulah Abang berdua kan ?” Sambung Melody.
“Ini ulah Abang berdua kan ?” Sambung Melody.
Komeng dan Adul saling berpelukan dan hanya menggangukkan kepala mereka tanda mengiyakan. Kemudian yang selanjutnya terjadi adalah seperti ketiban durian montong dari pusat perbelanjaan yang kebakaran, Komeng dan Adul di peluk Kinal dan Melody.
“Terima kasih banyak. Kalian menyelamatkan kami lagi.” Ujar Melody, sambil memeluk mereka berdua.
“Akhirnya semua benar-benar berakhir. Terima kasih yah Bang sudah nemenin saya sampai sejauh ini. Sekarang ayo kita pulang !” Seru Kinal, memeluk begitu erat mereka berdua. Tak ada suara yang keluar dari mulut Komeng dan Adul.
“Bang… ayo pulang ?” Ujar Melody.
“Terima kasih banyak. Kalian menyelamatkan kami lagi.” Ujar Melody, sambil memeluk mereka berdua.
“Akhirnya semua benar-benar berakhir. Terima kasih yah Bang sudah nemenin saya sampai sejauh ini. Sekarang ayo kita pulang !” Seru Kinal, memeluk begitu erat mereka berdua. Tak ada suara yang keluar dari mulut Komeng dan Adul.
“Bang… ayo pulang ?” Ujar Melody.
Komeng dan Adul masih diam. Kinal dan Melody melepas pelukan mereka dan terkejut mendapati Komeng dan Adul melotot dengan tatapan kosong kemudian terjatuh ke tanah. Mereka mendadak kehilangan kesadaran, diduga terlalu bahagia.
***
Pertempuran telah benar-benar berakhir. Perjuangan member-member JKT48 dalam mencari kebebasan untuk semua orang berhasil mereka selesaikan dengan indah. Mereka kembali pulang bersama ribuan orang yang telah sadar dari pengaruh Mukidin yang kemudian menjadi pendukung mereka. Dunia benar-benar kembali normal. Dunia tanpa kekangan dari siapapun, kebebasan berekspresi bagi siapapun, dan tentu saja dunia yang penuh damai.
Mukidin mendapatkan ganjaran dari perbuatannya, dia dikarantina BNN di ruang khusus tukang mabok. Mukidin mengaku sudah kapok dan gak mau lagi berbuat jahat. Tubuhnya memang tak sanggup lagi berbuat jahat karena selalu diare setiap jam 12 malam sampai jam 4 pagi. Dia akan seperti itu terus sampai diketemukan obat penawarnya yang memang tidak pernah ada. Berbeda dengan Mukidin, Caisar yang telah menjadi orang baik, sekarang bekerja untuk badan resmi pemerintah yang baru bernama PENGGARIS ( Penghibur Orang Galau dan Risau ).
Dia akan menghibur semua orang, baik itu orang tua atau pun muda. Kalau ada orang yang sedang galau karena masalah percintaan atau masalah sosial lainnya, mereka akan diajak Goyang Caisar bersama. Caisar akan mengajak “Keep Smile” mereka sehingga masalah yang mereka miliki sedikit demi sedikit terlupakan.
Efek positifnya, para galauwers itu akan lebih cepat untuk Move On.
Efek positifnya, para galauwers itu akan lebih cepat untuk Move On.
Dan, di suatu tempat lain, tempatnya Komeng dan Adul. Mereka kembali ke kehidupan mereka dulu yang penuh banyolan, tapi kali ini agak berbeda, mereka ditemani Makibo yang akhirnya gak bisa berubah menjadi kuda gagah lagi.
Kini mereka hidup dalam sanjungan karena telah menyelamatkan dunia. Tapi mereka juga memiliki ribuan laki-laki yang membenci mereka. Alasan orang-orang itu membenci Komeng dan Adul adalah – Karena mereka lah satu-satunya cowok yang pernah dipeluk Kinal dan Melody. Namun bagi Komeng dan Adul, dibenci ribuan laki-laki adalah harga yang wajar untuk sebuah pelukan dari Melody dan Kinal.
Tapi perjuangan masih belum selesai bagi member-member JKT48. Perjuangan membuat dunia bahagia dengan tarian dan nyanyian mereka. Berjuang untuk menjadi inspirasi bagi semua orang. Berjuang untuk mengindahkan dunia bersama mereka, JKT48.
***
Dalam kesendiriannya, Kinal menyenandungkan sebuah lagu.
Kemenangan hari ini bukanlah berarti kemenangan esok hari
Kegagalan hari ini bukanlah berarti kegagalan esok hari
Kebenaran saat ini bukanlah berarti kebenaran saat nanti kebenaran bukanlah kenyataan
Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti
Usah kau, menangisi hari kemarin
Ah
~ END ~
0 komentar:
Posting Komentar