Sabtu, 19 April 2014

Kagami No Naka No Joan Da Arc (Part 5)



Langkah mereka terhenti pada sebuah pintu gerbang super besar yang dihimpit dua bukit di kiri dan kanannya. Benar-benar sangat mirip dengan gerbang Mordor di film Lord Of The Ring.
“Jangan-jangan nanti bakal muncul makhluk bermuka serem naik kuda dari balik gerbang itu. Takuut…” Rengek Beby yang ternyata berfikiran sama seperti di film Lord Of The Ring.
“Jangan takut ! itu gak mungkin banget. Iya kan , Nal ?” Seru Rica.
Kinal mengerutkan dahinya lalu perlahan menurunkan bibirnya dan berkata, “ MAMA MAU PULANG… !” Ternyata Kinal terpengaruh omongan Beby. Biar pun sudah menjadi Jendral Kagami ternyata dia tetap takut pada Hantu.
“Kinal ! gak mungkin ada hantu disana. Kalo pun emang mereka serem-serem, lebih sereman Bang Komeng dan Bang Adul waktu malam-malam kita rias muka mereka pakai make up, bukan ?” Terang Gaby.
Kinal mulai tenang.
Ghaida juga mencoba meredakan suasana, “Orang-orang di Balik pintu gerbang ini bukanlah hantu atau monster. Melainkan… 60 % Pelajar dan Mahasiswa baik-baik, 20 % Jones dan Pemuda Galau, 11 % Karyawan, anak Metal dan Publik Figur terkenal, 9 % Pengangguran Banyak acara dan 1 % Malaikat.”
“Malaikat ?” Tanya Beby.
“Yah, Malaikat pun jatuh cinta pada Melody. Sehingga mereka harus terusir dari langit.” Jawab Ghaida.
Melody memang luar biasa.
“Gerbang ini sangat besar dan tinggi. Bagaimana cara kita masuk ?” Tanya Kinal.
“Kita Panjat aja.” Jawab Beby, ngaco.
“Pas nyampe atas, lengan gue bisa jadi segede lengan Ade Rai, Beb, kalo manjat gerbang setinggi itu.’ Seru Gaby.
“Terus gimana lagi ? Gerbang itu gedenya doang, tapi Bell aja kagak ada. Gimana caranya kita bisa masuk ?” Ujar Beby.
‘Yeee, elo kira itu gerbang rumahnya Bu Hj. Maemunah yang bunyi bellnya pake jingle tukang susu KPBS Pengalengan.” Seru Rica, mendadak ingat bunyi bell tetangga rumahnya dulu.
Saat yang lain berdebat bagaimana cara untuk bisa masuk kedalam wilayah kerajaan Konidin, tiba-tiba Ghaida berjalan dengan santai ke tengah gerbang. Dia menatap dan meraba-raba pintu gerbang yang terbuat dari besi baja bercampur kayu jati besar itu, dia menemukan lubang-lubang kecil yang ternyata itu adalah semacam alat untuk berkomunikasi. Lalu…
TOK TOK TOK !
“Mikuuum…” Kata Ghaida.
“Kumsalam…” Jawab seseorang dari balik gerbang.
“Bukain ! mau masuk !” Ujar Ghaida.
“Iya bentar, gue lagi boker. Bentar yah.”
“…………………” Pasukan Kagami termenung. Dan tidak beberapa lama kemudian terdengar suara siraman toilet yang tidak sengaja masuk ke audio menandakan penjaga pintu gerbang telah selesai dengan rutinitas yang dinamakan kenikmatan surga dunia tersebut.
KREEEEEEKKK….
“WOY WOY WOY WOY !” Gerbang mulai terbuka dan mulai terdengar juga sorak-sorai dan gemuruh pasukan Ratu Melo yang ternyata sudah bersiap-siap menyambut mereka. Setelah pintu terbuka lebar, itu berarti lima pasukan Kagami telah berhadapan-hadapan dengan ribuan pasukan Ratu Melo.
“Ghaida, kamu bilang ada sekitar 10.000 pasukan di Kerajaan ini.” Kata Gaby.
“Iyah, aku kira jumlahnya segitu, ternyata salah… ada 100.000 pasukan di sini.” Ujar Ghaida, terpana melihat banyaknya pasukan Ratu Melo.
Gemuruh pasukan yang terdengar seperti geledek besar tak menciutkan semangat lima Pasukan Kagami yang tangguh ini.
“Teman-teman… MAJUUUUUU !!” Seru Kinal. Kemudian di ikuti teriakan ke empat temannya yang lain.
“YEAAAAAAAAAAH !” Teriak mereka, begitu bersemangat.
Mereka berlima berlari ke arah ribuan barisan pasukan Ratu Melo. Ribuan pasukan Ratu Melo pun ikut maju untuk menangkap mereka.
Beberapa meter dari ribuan pasukan Ratu Melo kemudian, lagu Kagami No Naka No Joan D’ Arc pun berkumandang. Tarian dan nyanyian mereka melumpuhkan satu persatu pasukan Ratu Melo. Mereka terjatuh dan tak sadarkan diri jika terserang energi lagu ini.
Hai para gadis telah tiba hari bagi kita untuk bangkit
Apabila ada mimpi kaki lemah sekalipun ~
Dapat melangkah !
Tak ada satupun dari pasukan Ratu Melo yang mencoba menyerang Kinal dan teman-temannya dapat menangkap ataupun sekeder menyentuh mereka. Mereka akan terpental keras oleh semangat dan energi dari lagu Kagami yang dibawakan Kinal dan teman-temannya.
“Teruslah benyanyi dan menari teman-teman ! sampai… SAMPAI KITA DAPATKAN KEMBALI MELODY ! Seru Kinal.
“SIAP JENDRAL !” Jawab yang lain.
Pertempuran terus berlanjut sampai malam hari. Pasukan Kagami masih terus bernyanyi dan menari. Sampai akhinya sinar mentari terbit lagi, pertempuran pun masih belum usai. Satu persatu pasukan Ratu Melo mereka lumpuhkan. Kinal, Beby, Gaby, Rica dan Ghaida belum terlihat kelelahan di pertempuran hari pertama ini. Mereka terus melawan dengan formasi unit song Kagami yang pernah mereka lakukan dulu. Mereka sama sekali tak memberi kesempatan sekecil apapun untuk pasukan Ratu Melo sekedar menyentuh ujung rambut mereka.
“KITA TAK BOLEH LENGAH TEMAN-TEMAN… BERJUAAANG !!” Seru Kinal, mencoba menyemangati teman-temannya.
Hari pun berganti lagi. Setelah dua hari pertempuran, sekitar seperempat pasukan Ratu Melo sudah mereka jatuhkan. Pasukan yang terjatuh dan kalah akan kembali terbangun, tapi mereka yang terbangun akan segera pergi meninggalkan pertempuran karena mereka telah tersadar dari pengaruh cuci otak Mukidin.
Kabar kalahnya beberapa pasukan sampai juga ke dalam Istana. Tentu saja Ratu Melo diberitahu informasi itu dari kaki tangan yang selalu ada di sampingnya yang sebenarnya biang dari kekacuan ini, Mukidin.
“Sebaiknya Yang Mulia melakukan sesuatu. Kita kehilangan seperempat pasukan kita, bahkan kemungkinan akan terus bertambah. Pasukan Kita dikalahkan oleh lima gadis diluar sana, Yang Mulia.” Bisik Mukidin, sedikit modus dengan mendekatkan mulutnya ke pipi Melody. “Wangi, seperti biasa. I loph yu Ratuku…”Katanya dalam hati.
“Kita kesana sekarang.” Kata Ratu Melo, dingin. Kemudian termenung dan berkata dalam hati, “Itu pasti… Kagami.”
“Itu pasti, Power Ranger Wadon lagi pada reuni.” Ujar Mukidin, dalam hati sambil melangkah keluar bersama Ratu Melo.
Sementara Ratu Melo berjalan keluar dari Istana, pertempuran diluar istana semakin sengit. Pasukan Ratu Melo tak ada habis-habisnya menyerang Pasukan Kagami. Namun Kinal dan yang lain dengan semangat yang tak pernah padam, akan menjatuhkan mereka semua seperti domino.
“TANGKAP MEREKA !” Seru Salah seorang Pasukan Ratu Melo, kemudian direspon dengan gemuruh semua pasukannya.
“HOAAAAAAAAA !!”
“Kita tak akan berhenti menyanyi dan menari… TIDAK AKAN !” Seru Kinal.
“YEAAAAAAH !” Teriak teman-temannya yang lain, penuh semangat.
Punggung manusia memiliki sayap yang tak terlihat
Pastikan sadar
Mengharap ke depan memohon dengan tulus~
Dan terbang ke langit !
……………………
***
DONG… DONG… DONG… Tiba-tiba terdengar suara gong yang besar.
Datangnya suara itu membuat semua pasukan Ratu Melo mendadak menghentikan serangan kepada Pasukan Kagami dan berbalik, berjalan kembali ke arah istana.
Wajah mereka yang tadinya sesangar preman terminal mendadak berubah begitu sumringah, berjalan dengan senyum kecil naudzubilah yang dikatakan orang Belanda sebagai : Cengengesan dan pipi memerah solah-olah mereka sebentar lagi akan bertemu pujaan hati mereka. Mereka melangkah sambil terus berkata, “ Ratuku oh di hatiku…” berulang-ulang. Pasukan Ratu Melo berubah menjadi : Preman Terminal In Love.
Pasukan Kagami juga menghentikan serangan mereka.
“Ada apa ini ? kenapa dengan mereka ?” Kata Gaby yang heran melihat perubahan perilaku Pasukan Ratu Melo yang tiba-tiba aneh.
Mata Beby tertuju ke arah istana. Dengan gemetar dan mata yang mulai mengeluarkan air mata, Beby berkata “Me… MELODY !”
Semua pasuka Kagami tercengang mendapati Melody sudah duduk dengan angkuhnya di sebuah singgahsana yang berada di atas balkon istana ditemani Mukidin yang selalu menemaninya di belakang.
“Apa kabar teman lamaku ? lama tak jumpa.” Ucapnya, dingin pada Kinal dan yang lain. Dinginnya sikap
Melody justru membuat kecantikan pada dirinya bertambah, sehingga seluruh pasukannya terpesona olehnya, dan mau menuruti semua kata-kata Ratu Melo.
“Melody kembalilah, kumohon jangan dengarkan semua yang dikatakan Mukidin ! dia itu mantan raja disco !” Teriak Ghaida.
“Emang apa hubungannya kalo dia mantan raja disco ?” Tanya Gaby, polos.
“Semua Raja disco itu playboy dan penuh modus.” Jawab Ghaida.
Melody terdiam sejenak namun agak sedikit terganggu dengan julukan “mantan raja disco” Mukidin.
“Benar kah itu Mukidi ?” Tanya Melody sambil melirik kebelakang.
“Ten-tentu tidak Yang Mulia. Saya ini pecinta musik Regge sejati, sama seperti Yang Mulia. Kalo Yang
Mulia tidak percaya lihat bulu kaki saya udah gimbal, Yang Mulia.” Jawab Mukidin, agak panik sambil menunjukan bulu-bulu di kakinya yang benar-benar telah dia buat gimbal namun malah telihat seperti orang kena santet yang keluar kawat dari betis dan tulang keringnya.
“Oh begitu.” Jawab Melody, dingin.
Gaby, Beby, Rica dan Ghaida tak henti-hentinya memanggil nama Melody. Mereka terus meneriakkan namanya, berharap Melody sadar dari pengaruh Mukidin dan kembali kepada mereka. Namun, Melody hanya diam dan memandang dingin.
“Sudah cukup teman-teman.” Kata Kinal, menghentikan seruan teman-temannya.
“Tapi Nal…” Ujar Beby.
Kinal menatap tajam Melody, dan berkata “ Kak Melody, kalo kamu gak mau kembali sendiri…” Kinal mengangkat bendera Kagami yang dia pegang dan mengarahkannya ke arah Melody, sambil berteriak “AKU YANG AKAN MEMAKSAMU KEMBALI !”
“YEAAAAH !” Seru Pasukan Kagami lain, kembali bersemangat.
“MAJUUUU !” Seru Kinal.
Lima gadis cantik ini berlari menuju istana, hendak menerjang ribuan pasukan Ratu Melo yang sedang menanti perintah.
“Maafkan aku, teman lama. Tapi tak akan semudah itu…” Kata Melody, sambil tersenyum jahat. Lalu dia menyuruh Mukidin mempersiapkan pasukan untuk menghalang Pasukan Kagami masuk istana.
“PASUKAN ! hadang mereka dengan “Senam Ya Iyalah JLKG version.” Seru Mukidin pada pasukannya.
Pasukan Ratu Melo kembali berbaris Rapih dan menghadap Kinal dan yang lain, bersiap menghadang mereka dengan lagu dan tarian yang telah di perintahkan Mukidin. Yang berbeda, mereka semua melepas baju, memegang dua buah batang kayu dan sebuah batok kelapa.
“Senam Ya Iyalah JLKG version ? apa itu ?” Kata Rica, penasaran.
Kemudian…
Iya iyalah, iyaiyalah
Senam yang iya iyalah…
Rangkai kayunya, pasang batok dan bajunya~
MAIN JELANGKUNG !
Senam yang iya iyalah…
“UWAAAAAAAA !!” Kinal berteriak keras, berlari kembali ke belakang secepatnya. Dia sangat ketakutan melihat ribuan orang topless mengacung-acungkan boneka jelangkung ke arahnya.
Melihat Jendralnya yang begitu cemen sama hantu, memaksa Gaby, Beby , Rica dan Ghaida mengejarnya dan setelah tertangkap mereka mencoba menenangkan Kinal yang mukanya sudah sangat pucat.
“Nal, tenang itu kan cuman boneka multifungsi. Lihat deh, lucu gitu, bisa dijadiin gayung darurat lagi.” Kata Ghaida yang sepertinya bakal bikin benda itu setelah semua selesai.
“Gak mauuu… takuut…hiks.” Rengek Kinal.
Lalu Gaby mengangkat kepala Kinal dengan kedua tangannya, dan berkata “Ingat Bang Komeng dan Bang Adul. Ingat mereka kita make up diam-diam sampai menor. INGAT !”
Kinal termenung dan mulai memikirkan ucapan Gaby. Betapa Bang Komeng dan Bang Adul begitu menyeramkan saat itu. Mereka terlihat seperti Hantu bencong kebanyakan suntik silikon yang bunuh diri di pabrik tepung.
Kinal mulai bangkit. Dia kembali berdiri tegak, sembari berseru, “Aku tidak akan takut lagi. Itu hanyalah boneka ramah lingkungan. Aku tak takut lagi karena… ADA YANG LEBIH SEREM DARI ITU! MAJUU TEMAN-TEMAN…!”
“UYEAAAAH !” Seru yang lain, gembira Jendralnya sudah tidak takut jelangkung lagi.
Kagami No Naka No Joan D’Arc pun kembali berkumandang. Menjatuhkan lebih banyak pasukan Ratu Melo dan menghancurkan boneka-boneka jelangkung yang mereka bawa. Kekuatan dari “Senam Iya Iyalah” bukanlah tandingan Kagami No Naka No Joan D’ Arc. Mereka dikalahkan dengan sangat mudah.
“Mereka bertambah kuat.” Ucap Melody, tenang. Lalu dia kembali memerintahkan Mukidin, “Panggil Denny !”
“Maksud Yang Mulia, Denny Cagur ?”
“Denny manusia ikan ! ya, Denny Cagurlah…!” Kata Rata Melo, agak kesal melihat Mukidin yang agak lemot.
“Ma.. maaf, Yang Mulia. Segera saya panggilkan.” Namun dalam hati, Mukidin menggumam “Huh, nyebelin banget. Awas klo udah jadi bini gue, kagak gue kasih duit belanja !”
Tak lama, muncul sesosok pria berperawakan sedang dari balik pintu istana. Kemudian pria tersebut naik ke sebuah mimbar besar dan tinggi yang terbuat dari rangkaian bambu yang di letakan tepat di luar istana.
“PASUKAN !” Kata pria yang ternyata Denny Cagur tersebut sambil melakukan gerakan khas penikmat Organ Tunggal. Mengancungkan kedua telunjuknya, pantatnya nongel-nongel dan berkata, “Semuanya… GOYANG BANG JALI !”
Bang Jali, Bang Jali
Goyangnya bikin heppy
Bikin lo ketagihan semuanya jadi goyang~
…………
Semua Pasuka Ratu Melo menari dan bernyanyi Bang Jali, mengikuti interuksi Denny Cagur. Namun Pasukan Kagami tak ingin bisa lengah begitu saja. Mereka terus melawan dengan Kagami, walau ternyata energi Bang Jali bisa membuat perlawanan terhadap energi Kagami. Mungkin pertempuran beberapa hari ini membuat stamina mereka banyak terkuras, sehingga Bang Jali mampu mengimbangi Kagami.
“Sepertinya kita tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Bang Jali semakin lama semakin kuat, aku pun mulai terbawa iramanya.” Kata Ghaida.
“Jangan terpengaruh Ghaida, Melody sudah ada dihadapan kita, itu berarti harapan juga ada di depan kita.” Kata Beby.
“Kita tak boleh kalah !” Seru Gaby.
“Kita akan terus menari dan bernyanyi seperti ini, kita akan terus melawan mereka !” Seru Rica, walaupun sangat terlihat sekali betapa letihnya dia.
“Hosh… Hosh, teman-teman, teruslah seperti ini sampai keajaiban datang nanti. Walaupun kita tak tahu kapan itu terjadi…” Kata Kinal dengan terengah-engah.
Semakin lama energi Bang Jali semakin besar, sedangkan pasukan Kagami semakin melemah, bahkan Beby sudah terjatuh walaupun akhirnya dia bisa kembali berdiri.
“Ayo pasukan, goyang terus ! tangkap mereka… aseeek.” Kata Denny Cagur, terus joget dan memimpin lagu yang terus diikuti pasukannya yang joget penuh kenikmatan sampai merem-melek mendengar alunan Dangdut Bang Jali.
Kinal dan yang lainnya benar-benar terdesak. Pasukan Ratu Melo yang melawan dengan energi Bang Jali semakin dekat dengan mereka. Pasukan Kagami sudah benar-benar kehabisan tenaga.
Dengan tenaga seadanya mereka terus menahan serangan Bang Jali. Sampai akhirnya mereka benar-benar kehabisan tenaga dan… Kinal terjatuh.
Dia tak sanggup lagi berdiri. Kemudian Gaby pun terjatuh, disusul tiga temannya yang lain. Namun mereka tidak pingsan, kecuali Beby yang langsung hilang kesadaran. Mereka berlima terbaring di tanah, tak sanggup berdiri.
Dengan sangat kepayahan dan mata yang berkaca-kaca, Kinal yang terbaring lemah, menjulurkan tangannya dan berkata pada teman-temannya, “Teman-teman, maafkan aku telah melibatkan kalian dalam situasi ini.”
“Tidak Nal, kami yang seharusnya minta maaf karena mengecewakanmu.” Ujar Gaby.
“Gak Gab, ini salahku.” Kata Kinal.
“Gak Nal, Salah kami.” Kata Gaby.
“Salahku, Gab.” Kata Kinal.
“Salah Kami, Nal.” Balas Gaby.
“SALAHKU !” Seru Kinal, Mulai kesal.
“KAMI !” Gaby juga kesal.
“AKU”
“KAMI”
“YAUDAH KALIAN !”
“YAUDAH KAMU !”
“DIAAAAM ! ini bukan waktunya main salah-salahan.” Sela Rica, berbicara dengan logat madura Raja Julian di salah satu episode Pinguin Of Madagascar.
“Teman-teman, mereka akan segera menangkap kita.” Ujar Ghaida, terengah-engah.
~ To be continued ~

0 komentar:

Posting Komentar