Dari atas istana, Ratu Melo berdiri dari tepat duduknya. Dia menjulurkan tangan kanannya lalu berkata, “Pasukanku tercinta, siapa saja yang bisa membawakan mereka kepadaku, aku akan mengijinkan orang itu untuk bersalaman dan ngobrol denganku selama 10 detik.” Sambil mengedipkan mata kirinya, semakin membuat para pasukannya meleleh.
“IYAAAAH CINTAKU ! APAPUN KULAKUKAN UNTUK SALAMAN DENGANMU !” Seru salah seorang pasukan.
“OH TDAK ! RATU MELO BILANG “CINTA” PADAKU. OH TUHAN, MATI SEKARANG PUN AKU RELA, KARENA AKU SUDAH BAHAGIA SEKARANG !” Ujar seorang pasukan lain kepedean. Tak lama setelah bicara seperti itu, orang tersebut beneran meninggal secara mendadak karena gagal jantung.
“AYO TANGKAP MEREKA ! DEMI RATU ! HOAAAA !” Seru semua pasukan Ratu Melo.
“IYAAAAH CINTAKU ! APAPUN KULAKUKAN UNTUK SALAMAN DENGANMU !” Seru salah seorang pasukan.
“OH TDAK ! RATU MELO BILANG “CINTA” PADAKU. OH TUHAN, MATI SEKARANG PUN AKU RELA, KARENA AKU SUDAH BAHAGIA SEKARANG !” Ujar seorang pasukan lain kepedean. Tak lama setelah bicara seperti itu, orang tersebut beneran meninggal secara mendadak karena gagal jantung.
“AYO TANGKAP MEREKA ! DEMI RATU ! HOAAAA !” Seru semua pasukan Ratu Melo.
Rayuan dari Ratu Melo benar-benar membuat pasukannya menggila. Mereka berlarian mengejar Kinal dan kawan-kawan. Mereka saling adu cepat, bahkan diantara mereka ada yang saling adu jotos demi berrebut menangkap Kinal dan kawan-kawannya.
“Hei Mukidin, mau kemana ?” Cegah Ratu Melo yang melihat Mukidin dengan senyum sumringah tiba-tiba ingin melompat dari atas istana.
“Hei Mukidin, mau kemana ?” Cegah Ratu Melo yang melihat Mukidin dengan senyum sumringah tiba-tiba ingin melompat dari atas istana.
Dengan posisi kaki kanan yang kembali diturunkan dari atas pembatas balkon, Mukidin berucap “Saya mau membantu menangkap mereka, Yang Mulia.”
“Tetap di sini !” Ujar Ratu Melo, dingin.
“I- iya Yang Mulia.” Balas Mukidin, kecewa berat karena salah satu kesempatan untuk bisa salaman dengan Ratu Melo telah pupus. Ternyata Dia tergoda rayuan Melody juga.
“Tetap di sini !” Ujar Ratu Melo, dingin.
“I- iya Yang Mulia.” Balas Mukidin, kecewa berat karena salah satu kesempatan untuk bisa salaman dengan Ratu Melo telah pupus. Ternyata Dia tergoda rayuan Melody juga.
Sedangkan, Kinal dan kawan-kawannya benar-benar dalam keadaan darurat.
“Kita semakin terdesak. Kita tak akan bertahan jika hanya melawan mereka seperti ini terus.” Ujar Shania yang sedang memiting kepala salah seorang musuh. Anehnya, orang yang dipiting Shania terlihat sangat bahagia walaupun lehernya telah dibuat sengklek.
“Kita semakin terdesak. Kita tak akan bertahan jika hanya melawan mereka seperti ini terus.” Ujar Shania yang sedang memiting kepala salah seorang musuh. Anehnya, orang yang dipiting Shania terlihat sangat bahagia walaupun lehernya telah dibuat sengklek.
Sebenarnya Kinal tahu, mereka tak akan sanggup melawan ribuan pasukan Ratu Melo jika terus melawan dengan cara seperti ini. Memang hanya Heavy Rotationlah jalan satu-satunya untuk mengalahkan ribuan pasukan Ratu Melo tersebut. Namun, lagu paling keramat dengan menggabungkan Team J dan Team KIII ini, hanya Melody yang sanggup memimpinnya.
“Apakah ini akhir dari JKT48 ? sial !” Ujar Ghaida, sedih sekaligus kesal.
“Andai saja ada seseorang yang bisa menyelinap masuk ke dalam istana dan membawa Melody kesini. Tuhan, apa pun itu, kumohon kirimkan penolongMu pada kami.” Gumam Kinal yang sudah terlihat pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti.
“Apakah ini akhir dari JKT48 ? sial !” Ujar Ghaida, sedih sekaligus kesal.
“Andai saja ada seseorang yang bisa menyelinap masuk ke dalam istana dan membawa Melody kesini. Tuhan, apa pun itu, kumohon kirimkan penolongMu pada kami.” Gumam Kinal yang sudah terlihat pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti.
Di atas istana, Ratu Melo memandang dengan dingin gadis-gadis yang dulu adalah sahabat-sahabatnya itu, bertempur melawan pasukan-pasukannya. Melody melihat Rona yang kelelahan, berhasil dibawa beberapa pasukannya. Dia melihat juga Ayana dan Nabilah disekap dan berhasil ditangkap. Dia pun melihat Yupi tertangkap dan dimasukan dalam sebuah karung untuk dibawa pada dirinya. Namun dia hanya diam, seakan tak kenal mereka sama sekali.
“Yang Mulia, duduklah. Mau saya buatkan minum, Yang Mulia ?.” Kata Mukidin.
“Iyah, tolong buatkan.”
“Baik, tunggu sebentar, Yang Mulia.”
“Yang Mulia, duduklah. Mau saya buatkan minum, Yang Mulia ?.” Kata Mukidin.
“Iyah, tolong buatkan.”
“Baik, tunggu sebentar, Yang Mulia.”
Mukidin mengambil sebuah minuman kemasan dari dalam ice box yang sudah dia siapkan sebelumnya. Minuman kemasan yang ternyata Teh Gelas itu, dia tuangkan pada sebuah cangkir kaca cantik.
Saat itu juga, Mukidin melaksanakan rencana jahatnya. Melihat Ratu Melo terus memandang ke depan dan tidak memperhatikannya, dia mengeluarkan sebuah benda kecil dari kantong bajunya. Benda seperti kemasan obat tetes mata tu dia teteskan pada minuman Ratu Melo. Sambil mengaduk teh yang telah dia campurkan sesuatu, Mukidin berkata dalam hatinya, “Hehehe, Minuman ini sudah saya beri racun. Sebentar lagi perusahaan itu akan jadi miliku hahaha.” Efek keseringan nonton sinetron ba’da Maghrib, membuat dia salah bicara. “Astagfirullah salah, saya ulang lagi… Bismillah. Buehehehe, minuman ini sudah saya beri ramuan cinta. Sebentar lagi kau akan jatuh cinta padaku dan jadi istriku. Buahahahaha !”
Ternyata Mukidin menaruh sebuah ramuan cinta bernama Ramuan Jaran Goyang buatan Nyi Jupe yang bisa membuat siapapun jatuh cinta pada orang yang pertama dia pandang jika meminum ramuan tersebut. Kasiat ramuan itu terbukti manjur, terlihat dari slogan yang ada di kemasannya : Tumpe-tumpe.
“Silahkan diminum, Yang Mulia.” Kata Mukidin, memasang senyuman jahat.
Ratu Melo memegang ujung gelas, dan berkata, “Kok dingin ? aromanya kayak pernah tahu deh. Teh apa ini ?”
“I- itu teh Alaska, Yang Mulia. Teh langka yang bisa tumbuh di salju. Makanya dingin, hehe.” Jawab Mukidin, bohong.
“Oh…”
“Silahkan diminum, Yang Mulia.” Kata Mukidin, memasang senyuman jahat.
Ratu Melo memegang ujung gelas, dan berkata, “Kok dingin ? aromanya kayak pernah tahu deh. Teh apa ini ?”
“I- itu teh Alaska, Yang Mulia. Teh langka yang bisa tumbuh di salju. Makanya dingin, hehe.” Jawab Mukidin, bohong.
“Oh…”
Ratu Melo mengangkat gelasnya. Mukidin segera berdiri tepat di hadapan Ratu Melo. Dia menyatukan kedua telapak tangannya, kemudian mengembangkan senyum dan tangannya seperti bunga lalu menempelkannya ke dagu kemudian mengucapkan kata-kata semacam mantra, “Chibi…Chibi..Chibi ha ha hahahaha !” Ratu Melo melihat dengan muka bete.
“Apa yang kamu lakukan di hadapanku ?” Ujar Ratu Melo yang sebenarnya sudah hampir meminum teh tersebut karena ujung gelas itu sudah hampir menempel di bibirnya.
“Apa yang kamu lakukan di hadapanku ?” Ujar Ratu Melo yang sebenarnya sudah hampir meminum teh tersebut karena ujung gelas itu sudah hampir menempel di bibirnya.
Mukidin cuman bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil tetap berpose seperti itu karena yang tadi adalah mantra dan tak boleh ada kata lain setelah mengucapkan mantra tadi atau ramuannya tak akan bekerja. Begitu menurut buku petunjuk yang diberikan Nyi Jupe.
“Kau ini aneh sekali, sama seperti mukamu.” Ujar Melody yang kembali mengangkat cangkir tehnya. Ratu Melo hendak meminum teh itu.
“Kau ini aneh sekali, sama seperti mukamu.” Ujar Melody yang kembali mengangkat cangkir tehnya. Ratu Melo hendak meminum teh itu.
Namun, tanpa diketahui oleh Ratu Melo dan Mukidin, dari balik pintu masuk balkon istana yang gelap, terdengar suara orang yang sedang berbisik-bisik.
“Kalo gak berhasil gimana nih Bang ?” Kata seseorang yang bersuara seperti anak kecil dari pintu itu.
“Sssst ! jangan keras-keras ! kita coba aja, kalo gagal tinggal ngumpet di WC.” Bisik seorang lain dengan suara cemprengnya.
“Lah ? kudanya gimana ntar ?”
“Udah biarin aje, dia mah gak bakal ada yang mau ngambil. Palingan entar disangka anak sapi ditinggal emaknya.”
“Yaudah Bang, sekarang ajah.”
“Yaeyalah masa Ramadhan depan ! ayo kita hitung mundur bareng.”
Sambil berbisik mereka berhitung, “ Satu dua… TIGA !”
“Kalo gak berhasil gimana nih Bang ?” Kata seseorang yang bersuara seperti anak kecil dari pintu itu.
“Sssst ! jangan keras-keras ! kita coba aja, kalo gagal tinggal ngumpet di WC.” Bisik seorang lain dengan suara cemprengnya.
“Lah ? kudanya gimana ntar ?”
“Udah biarin aje, dia mah gak bakal ada yang mau ngambil. Palingan entar disangka anak sapi ditinggal emaknya.”
“Yaudah Bang, sekarang ajah.”
“Yaeyalah masa Ramadhan depan ! ayo kita hitung mundur bareng.”
Sambil berbisik mereka berhitung, “ Satu dua… TIGA !”
Setelah hitungan itu, tiba-tiba… BRAAKK !!
Ratu Melo yang belum sempat meminum tehnya di kagetkan dengan munculnya seekor Kuda gemuk dan cebol mendobrak pintu dan berlari sangat kencang ke arahnya. Kuda cebol itu menyeruduk Ratu Melo. Karena serudukkan kuda cebol itu, kepala Ratu Melo membentur pembatas balkon. Ratu Melo gak sempat menghindar karena kejadiannya begitu cepat sehingga benturan di kepalanya membuat dia pingsan.
“Cintaku ! tidaaak !” Seru Mukidin yang terkejut dan tak percaya melihat wanita yang seharusnya selanghkah lagi menjadi istrinya diseruduk kuda cebol mirip sapi. “Sapi siapa ini… ? kenapa ada sapi di atas istana ?”
PUK !
“Cintaku ! tidaaak !” Seru Mukidin yang terkejut dan tak percaya melihat wanita yang seharusnya selanghkah lagi menjadi istrinya diseruduk kuda cebol mirip sapi. “Sapi siapa ini… ? kenapa ada sapi di atas istana ?”
PUK !
Sebuah pukulan keras mendarat dikepala Mukidin. Ternyata itu semua ulah Komeng dan Adul yang memukulnya dengan kepala jelangkung. Mukidin terjatuh, namun dia masih sadar. Adul menindih kepala Mukidin sehingga mulutnya mencium lantai.
“Hasyemeneh !@Dudueuewdbeuh !” Ujar Mukidin, gak jelas karena mulutnya masih mencium lantai.
PLAK !
“Hasyemeneh !@Dudueuewdbeuh !” Ujar Mukidin, gak jelas karena mulutnya masih mencium lantai.
PLAK !
Adul memukul kepala Mukidin, “Diem lo ! Bang cepetan Bang !”
“Iya ah sabar ! huft, dasar anak tuyul !” Gumam Komeng sambil menaikkan Melody dan mengikatnya erat ke atas kuda cebol yang ternyata Makibo. “Yap selesai. Ayo jalan ! Hisssderr !” Seru komeng sambil memukul bagian belakang Makibo. Makibo pun berlari kencang.
“Lari yang kenceng woy ! bawa itu cewek cakep ama Kinal !” Seru Adul pada Makibo.
“Jangan ampe kesasar ya !” lanjut Komeng, “Beuh… lagi lari, masih sempet boker aja tuh kuda bantet.” Gumamnya, kesal melihat Makibo boker.
“Iya ah sabar ! huft, dasar anak tuyul !” Gumam Komeng sambil menaikkan Melody dan mengikatnya erat ke atas kuda cebol yang ternyata Makibo. “Yap selesai. Ayo jalan ! Hisssderr !” Seru komeng sambil memukul bagian belakang Makibo. Makibo pun berlari kencang.
“Lari yang kenceng woy ! bawa itu cewek cakep ama Kinal !” Seru Adul pada Makibo.
“Jangan ampe kesasar ya !” lanjut Komeng, “Beuh… lagi lari, masih sempet boker aja tuh kuda bantet.” Gumamnya, kesal melihat Makibo boker.
Mukidin tak terima melihat Melody dibawa begitu saja. Dia sekuat tenaga mengangkat kepalanya yang tertindih sehingga membuat Adul terjungkal kebelakang.
“TIDAAAK ! KEMBALIKAN ISTRIKUU !” Teriak Mukidin. Namun apa daya, Melody sudah terlalu jauh.
“TIDAAAK ! KEMBALIKAN ISTRIKUU !” Teriak Mukidin. Namun apa daya, Melody sudah terlalu jauh.
Makibo berlari mencoba turun dari atas balkon. Namun… kodrat kaki seekor kuda adalah dirancang untuk berjalan di atas tanah, bukan di atas lantai marmer yang penuh kotorannya sendiri. Akibatnya, Makibo terpeleset. Kuda itu kehilangan keseimbangan dan badanya miring-miring hingga menabrak pembatas balkon sampai jebol. Makibo dan Melody terjatuh dari ketinggian.
“NOOOO ! ISTRIKUUUU !” Teriak Mukidin, tak percaya dengan apa yang terjadi.
“NOOOO ! ISTRIKUUUU !” Teriak Mukidin, tak percaya dengan apa yang terjadi.
Komeng dan Adul pun terkejut bukan main. Seperti adegan slow motion dalam sebuah film, mereka mencoba menggapai dan teriak bareng. “TI…DUUUAAAK !”
Rena dengan suara polosnya berteriak, “Lihat ! Lihat ! ITU MELODY !“ Sambil menunjuk ke arah istana. Mendengar Rena berteriak seperti itu Kinal dan yang lainnya bahkan Pasuka Ratu Melo melihat ke arah istana.
“Anak sapi macam apa itu ?” Ujar Dhike, yang malah memperhatikan kudanya.
“Anak sapi macam apa itu ?” Ujar Dhike, yang malah memperhatikan kudanya.
Betapa kagetnya mereka melihat Melody yang terikat pada seekor kuda mirip anak sapi sedang melayang jatuh dari tingginya Istana Kerajaan Konidin.
“TIDUAAAAAAAAAAAAAAAK !” teriak semua orang yang melihat Melody jatuh.
“TIDUAAAAAAAAAAAAAAAK !” teriak semua orang yang melihat Melody jatuh.
Pasukan Ratu Melo yang tadinya genjcar menyerang Kinal dan yang lain, kini berlarian berbalik menuju istana. Mereka berlari hendak menyelamatkan Melody, Ratunya yang paling cantik dari ketinggian. Bahkan Nabilah, Ayana dan Yupi yang tadinya sudah tertangkap, dilepas begitu saja. Apalagi Yupi yang terbungkus karung, dia digeletakan begitu saja seperti menjatuhkan sekarung beras Rojo Lele yang baru turun dari truk penggangkut.
Tapi… BYUUUUURRRR ! Tak ada satu pun dari mereka yang berhasil menggapai Melody.
Melody dan Makibo terjebur ke parit yang sama dengan parit tempat nyemplungnya Denny Cagur. Semua pasukan Ratu Melo tercengang. Mereka tidak sanggup menerima apa yang terjadi pada Ratu mereka yang cantik. Mereka mendadak lunglai. Ada yang terduduk lesu dan menangis sejadinya, ada yang berteriak dengan kedua tangan menjambak rambut sendiri, ada yang nangis sambil berpelukan,, bahkan ada seorang pasukan yang perutnya mempunyai tatto bertuliskan “I’m Born To Support Queen Melo”, dia menangis sambil mengulang-ulang perkataannya, “Hidupku sudah hancur, aku bagaikan ee’ kebo yang tergeletak begitu saja di jalanan, lalu hilang perlahan tergilas ban mobil.”
Beby, Gaby, Rica, Ghaida dan semuanya menangis layaknya perempuan menangis. Kinal terpaku, dia terdiam tak bergerak dengan tatapan mata kosong. Kinal begitu shock dengan apa yang terjadi. Dia merasa gagal untuk menyelamatkan Melody dan JKT48. Kinal pun jatuh terduduk dan menangis.
“KAKAAAAK !” Seru Frieska yang sangat sedih melihat kakaknya harus meninggalkannya dengan cara seperti itu. Terikat pada seekor binatang yang tak jelas statusnya. “Engak kak, jangan tinggalin Frieska seperti ini. Huu huu..” Ujarnya, menangis haru.
“KAKAAAAK !” Seru Frieska yang sangat sedih melihat kakaknya harus meninggalkannya dengan cara seperti itu. Terikat pada seekor binatang yang tak jelas statusnya. “Engak kak, jangan tinggalin Frieska seperti ini. Huu huu..” Ujarnya, menangis haru.
Ve mencoba memeluk Frieska, bermaksud menenangkannya walau akhirnya dia hanya bisa menghiburnya dengan kata-kata karena saat ingin dipeluk, tubuh Ve yang semu dan tak bisa disentuh, membuat Frieska yang tadinya berniat menanggapi pelukan Ve malah terjungkal ke depan, dan parahnya, wajah Frieska terjelembab ke tanah lebih dulu. Kesedihannya pun bertambah.
“Tenang ya Fris, semua akan baik-baik saja.” Kata Ve, dengan muka agak sedikit bersalah.
“Huuuuu huuu.. sakiit.” Ujar Frieska menahan sakit di wajahnya.
“Tenang ya Fris, semua akan baik-baik saja.” Kata Ve, dengan muka agak sedikit bersalah.
“Huuuuu huuu.. sakiit.” Ujar Frieska menahan sakit di wajahnya.
***
Suasana yang tadinya tegang berubah menjadi sangat haru dan kelabu. Semua orang di situ, baik dari pihak Kinal dan kawan-kawan ataupun pasukan Ratu Melo bahkan Mukidin, semua tenggelam dalam kesedihan. Sepertinya, pertempuran telah berakhir tanpa ada satupun pemenang diantara mereka.
Tak lama kemudian , di sela-sela kesedihan orang-orang di tempat itu, terdengar suara gemericik dari dalam parit tersebut. Semua terdiam, segala tangisan dan kesedihan berhenti, keadaan mendadak sunyi, semua mata orang-orang di tempat itu mengarah pada sebuah parit tempat Ratu Melo terjatuh, semua menanti dan berharap yang muncul adalah Ratu Melo alias Melody.
Lalu… Sebuah telapak tangan muncul dari dalam air. Semua orang di tempat itu terkejut sekaligus bahagia, ada yang sudah belari hendak menangkap tangan itu dan menolongnya. Tapi, kebahagiaan itu terjadi hanya sesaat saat telapak tangan yang muncul dari parit itu sudah memegang pinggiran tanah dan terlihat otot-otot kasar dari tangan orang tersebut. Semua kembali bersedih.
“Baaah, kampret ! gue pingsan kagak ada yang nolongin !” Ucap seseorang yang muncul dari air tersebut yang ternyata Denny Cagur.
“HUAAAAAAA AAA !” semua orang kembali menangis termasuk Kinal dan kawan-kawan.
“Lah ? kenape elu-elu pada?” Kata Denny, bingung. Dengan pedenya dia berkata“Eh, gue sadar kok elo semua pada kangen ama….”
“HUAAAAAAA AAA !” semua orang kembali menangis termasuk Kinal dan kawan-kawan.
“Lah ? kenape elu-elu pada?” Kata Denny, bingung. Dengan pedenya dia berkata“Eh, gue sadar kok elo semua pada kangen ama….”
BUUK ! JEBURRRR ! Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tiba-iba Denny Cagur kembali terjatuh dan pingsan ke dalam parit lagi karena tiba-tiba Makibo muncul dari dalam air. Melompat tinggi dengan tolakan yang memanfaatkan kepala Denny Cagur sehingga pria malang itu kembali terjebur dalam parit dengan hidung mimisan tersepak kuda.
“RATUUU SELAMAAT !” Seru pasukan Ratu Melo yang terlihat seperti hidup kembali ketika melihat Ratunya muncul bersama Makibo.
“MELODY ! ALHAMDULILLAH. MAKIBO, CEPAT BAWA DIA KE SINI !” Seru Kinal, sangat senang melihat Makibo yang berhasil selamat dari parit dan masih membawa Melody. Semua teman-teman, khususnya Frieska sangat lega sekaligus bahagia melihat Melody berhasil selamat dari kejadian tadi.
“RATUUU SELAMAAT !” Seru pasukan Ratu Melo yang terlihat seperti hidup kembali ketika melihat Ratunya muncul bersama Makibo.
“MELODY ! ALHAMDULILLAH. MAKIBO, CEPAT BAWA DIA KE SINI !” Seru Kinal, sangat senang melihat Makibo yang berhasil selamat dari parit dan masih membawa Melody. Semua teman-teman, khususnya Frieska sangat lega sekaligus bahagia melihat Melody berhasil selamat dari kejadian tadi.
“CALON ISTRIKU… SYUKURLAH. AKU BAHAGIA.” Seru Mukidin juga, kegirangan. Dia pun mencoba mengambil alih pimpinan, “Pasukan ! tangkap kuda itu ! siapapun yang berhasil membawa kembali Ratu Melo, akan saya izinkan untuk salaman dan ngobrol selama satu jam dengan Ratu Melo.”
Tawaran Mukidin yang sangat menggiurkan itu, membuat pasukan-pasukannya kembali menggila, bahkan lebih gila dari sebelumnya. Kalau ibarat Son Goku, pasukan Mukidin ini sudah berubah menjadi Super Saiya 3. Makibo berlari ke arah Kinal dan yang lain menerobos ribuan pasukan Mukidin sambil menggendong Melody yang masih dalam keadaan pingsan.
Biarpun tubuhnya cebol dan gemuk, Makibo tetaplah kuda ajaib. Kuda yang lebih mirip anak sapi dalam game Harvest Moon : Back To Nature ini, berlari layaknya kuda pacuan normal, bahkan lebih cepat dan gesit.
Biarpun tubuhnya cebol dan gemuk, Makibo tetaplah kuda ajaib. Kuda yang lebih mirip anak sapi dalam game Harvest Moon : Back To Nature ini, berlari layaknya kuda pacuan normal, bahkan lebih cepat dan gesit.
Dia berlari terus sambil sekali-kali melakukan manuver zig-zag ke kanan dan ke kiri untuk menghindari pasukan Mukidin yang ingin menangkapnya dan mengambil kembali Melody. Tapi, tak ada satupun dari ribuan pasukan Mukidin yang tersisa bisa menangkap Makibo.
Makibo berhasil membawa Melody pada Kinal dan kawan-kawannya. Dengan segera Frieska memeluk kakaknya tersebut.
“Kak, Sadar dong. Ini aku, Frieska. Aku janji gak bakal ngemil Royco lagi, aku bakal nurut ama kakak. Plis Kak, sadar !” Ujar Frieska, sedih. Namun Melody tak kunjung sadar.
“Sepertinya Melody terlalu banyak menelan air. Kita harus segara memberikan nafas buatan buat dia. Siapa yang mau melakukannya ?” Seru Ghaida, berbicara terlalu keras.
Setelah Ghaida berkata seperti itu, terdengar teriakan riuh dari pasukan Mukidin, “SAYA ! SAYA ! SAYA ! SAYA !’ semua saling saling menawarkan diri, bahkan Mukidin juga, “Saya aja ! saya sampai sekarang masih hobi makan melati kok.” Ujarnya, menawarkan diri dari atas istana.
“Kak, Sadar dong. Ini aku, Frieska. Aku janji gak bakal ngemil Royco lagi, aku bakal nurut ama kakak. Plis Kak, sadar !” Ujar Frieska, sedih. Namun Melody tak kunjung sadar.
“Sepertinya Melody terlalu banyak menelan air. Kita harus segara memberikan nafas buatan buat dia. Siapa yang mau melakukannya ?” Seru Ghaida, berbicara terlalu keras.
Setelah Ghaida berkata seperti itu, terdengar teriakan riuh dari pasukan Mukidin, “SAYA ! SAYA ! SAYA ! SAYA !’ semua saling saling menawarkan diri, bahkan Mukidin juga, “Saya aja ! saya sampai sekarang masih hobi makan melati kok.” Ujarnya, menawarkan diri dari atas istana.
Kinal dan yang lainnya mulai khawatir dengan pasukan Mukidin yang semakin mendekati mereka. Dari tampang-tampangnya, selain ingin mengambil kembali Melody, mereka juga sepertinya saling berebut ingin memberi nafas buatan untuk Melody. Diantara mereka terlihat ada yang berlari sambil berkumur pakai Listerin biru satu botol.
“Fris, cepat beri melody nafas buatan ! lihat, keadaanya semakin kritis.” Seru Kinal, yang khawatir melihat keadaan Melody yang terlihat mulai kesulitan untuk bernafas.
“Fris, cepat beri melody nafas buatan ! lihat, keadaanya semakin kritis.” Seru Kinal, yang khawatir melihat keadaan Melody yang terlihat mulai kesulitan untuk bernafas.
Frieska planga-plongo kebingungan. Bukan apa-apa, dia khawatir tindakannya malah akan memperparah keadaan kakaknya kalo dia yang memberikan nafas buatan. Soalnya, dia diam-diam telah ngemil 4 lonjor petai yang dia petik dari sebuah kebon saat perjalanan menuju ke sini.
“FRIS ! CEPET !” Sambung Kinal.
“FRIS ! CEPET !” Sambung Kinal.
Frieska tersentak. Dia mengabaikan efek yang akan ditimbulkan petai yang telah dia kunyah dulu. Dia mulai memencet hidung Melody dan bibirnya mulai menuju bibir kakaknya yang saat itu masih dalam keadaan duduk di pangkuannya.
Tiba-tiba… BUUK ! Makibo menyeruduk Melody dari belakang. Melody terjungkal ke depan. Kinal sangat kaget, pasukan Mukidin yang melihat dari kejauhan pun kaget, semua yang melihat kaget. Kecuali Frieska, dia kesakitan sambil terus memegangi mulutnya yang kepentok jidat Melody.
“MAKIBO, APA-APAAN KAMU !” Seru Ghaida, kesal sambil menjitak kepala Kuda yang buntutnya pernah di pakai Komeng dan Adul buat kosokan cuci piring itu.
Makibo kesakitan sambil memegangi kepalanya dengan kedua kaki depannya – dia memang kuda ajaib. Dan keajaiban pun terjadi. Saat tubuh Melody menghantam tanah, seekor ikan arwana berukuran sedang keluar dari mulutnya. Melody pun tersadar.
“WAH ! REYNALDY !” Teriak Mukidin, kaget melihat ikan kesayangannya keluar dari mulut Melody.
“Uhuk ! Uhuk ! Frieska.” Ujar Melody, lemas. Dan berita baiknya, dia mulai tersadar sepenuhnya bahkan dari pengaruh cuci otak Mukidin.
“Kakaak… !” Seru Frieska, girang. Menendang jauh ikan arwan yang keluar dari mulut Melody itu, Lalu memeluk kembali kakaknya.
“OH NO ! REYNALDI !” Seru Mukidin yang terlihat stres sekali.
“Teman-teman. Apa yang telah aku lakukan ?” Kata Melody, sangat menyesal telah menyusahkan teman-temannya dan orang banyak, “Maafkan aku…” sambungnya sambil menangis.
“WAH ! REYNALDY !” Teriak Mukidin, kaget melihat ikan kesayangannya keluar dari mulut Melody.
“Uhuk ! Uhuk ! Frieska.” Ujar Melody, lemas. Dan berita baiknya, dia mulai tersadar sepenuhnya bahkan dari pengaruh cuci otak Mukidin.
“Kakaak… !” Seru Frieska, girang. Menendang jauh ikan arwan yang keluar dari mulut Melody itu, Lalu memeluk kembali kakaknya.
“OH NO ! REYNALDI !” Seru Mukidin yang terlihat stres sekali.
“Teman-teman. Apa yang telah aku lakukan ?” Kata Melody, sangat menyesal telah menyusahkan teman-temannya dan orang banyak, “Maafkan aku…” sambungnya sambil menangis.
Semua menatap sendu Melody yang menangis begitu haru. Cindy Gula dan Rena menangis sambil gendongan karena terbawa suasana, semua anggota Team KIII juga menangis, tapi, Jeje malah bengong, memikirkan – bagaimana ikan sebesar itu bisa tertelan ?.
Kinal menjulurkan tangannya, kepalanya tertunduk lalu berkata, “Sudahlah, tak ada yang perlu dimaafkan. Ini semua bukan kesalahanmu, Kak Melody.”
Melody menatap wajah Kinal dan terkejut setelah melihat Kinal yang dikiranya paling tegar ternyata ikutan mewek seperti yang lain, malah lebih parah, ingusnya ampe keluar-keluar.
Melody menangkap uluran tangan kinal dan kembali mendengarkan ucapan Kinal.
“Kak, pimpin kami. Pimpin kami untuk mengembalikan kembali JKT48 !” Sambung Kinal.
“Kak, pimpin kami. Pimpin kami untuk mengembalikan kembali JKT48 !” Sambung Kinal.
Melody menyeka air matanya. Wajahnya terlihat serius lalu menganggukkan kepalanya. Kinal mengangkat Melody. Semua anggoa JKT48 berdiri kembali, semua menjadi semangat lagi. Melody berjalan menuju posisinya. Sebagai sorang yang paling pantas menjadi “center”. Dengan wajah-wajah penuh semangat baru,semua juga bersiap pada posisinya.
Melody memejamkan matanya. Saat itu juga sinar menyilaukan menyelimuti tubuhnya. Dan ternyata hal itu dialami juga oleh Veranda, tubuhnya yang dulu seperti hologram, kini terlihat kembali utuh seperti dulu.
Ketika sinar itu menghilang, Melody dan Ve sudah berseifuku Heavy Rotation. Sama seperti member lain.
“Ve ! kamu kembali.” Seru Kinal, sangat senang.
“Ve ! kamu kembali.” Seru Kinal, sangat senang.
***
Dari atas istana, Mukidin terlihat sangat kesal.
“Kalian semua kurang ajar ! calon istriku kalian rebut, Reynaldy juga kalian siksa seperti itu. Tak bisa dimaafkan. PASUKAN ! TANGKAP MEREKA SEMUA !” Seru Mukidin.
“HOAAAAAAAA !” Gemuruh pasukan Mukidin.
“CARI DAN TANGKAP JUGA DUA ORANG BERMUKA PELAWAK YANG MENJADI BIANG KEROK INI SEMUA ! KULITI DUA ORANG ITU !” Seru Mukidin, menyuruh pasukannya mencari Komeng dan Adul yang telah bersembunyi entah dimana.
“HOAAAAAA !”
“Kalian semua kurang ajar ! calon istriku kalian rebut, Reynaldy juga kalian siksa seperti itu. Tak bisa dimaafkan. PASUKAN ! TANGKAP MEREKA SEMUA !” Seru Mukidin.
“HOAAAAAAAA !” Gemuruh pasukan Mukidin.
“CARI DAN TANGKAP JUGA DUA ORANG BERMUKA PELAWAK YANG MENJADI BIANG KEROK INI SEMUA ! KULITI DUA ORANG ITU !” Seru Mukidin, menyuruh pasukannya mencari Komeng dan Adul yang telah bersembunyi entah dimana.
“HOAAAAAA !”
Namun, dari bawah kolong tempat duduk Ratu Melo yang kini menjadi tempat duduk Mukidin, terdengar bisik-bisik Komeng dan Adul. Yah, mereka bersembunyi tepat dibawah kolong singgahsana Mukidin yang ternyata muat untuk mereka berdua.
“Waduh Bang, kalo ketahuan bisa gawat nih Bang. Dikulitin kita, bisa dijadiin krupuk kulit dah !” Bisik Adul.
“Huh, elo mah kalo dikulitin juga percuma, Dul.”
“Kenape emangnya ?”
“Palingan entar jadinya cuman krupuk upil satu biji.” Ujar Komeng, yang kemudian disusul gelak tawa Adul.
“Bukakakaka, emangnya gue teripang, kalo digoreng kisut.”
“SSST ! diem akh ! entar Bapaknya Krupuk Melarat denger.” Bisik Komeng sambil menunjuk mukidin yang sedang duduk di atas mereka.
“I-iya Bang, ssst.” Ujar Adul.
“Waduh Bang, kalo ketahuan bisa gawat nih Bang. Dikulitin kita, bisa dijadiin krupuk kulit dah !” Bisik Adul.
“Huh, elo mah kalo dikulitin juga percuma, Dul.”
“Kenape emangnya ?”
“Palingan entar jadinya cuman krupuk upil satu biji.” Ujar Komeng, yang kemudian disusul gelak tawa Adul.
“Bukakakaka, emangnya gue teripang, kalo digoreng kisut.”
“SSST ! diem akh ! entar Bapaknya Krupuk Melarat denger.” Bisik Komeng sambil menunjuk mukidin yang sedang duduk di atas mereka.
“I-iya Bang, ssst.” Ujar Adul.
Mereka pun bersembunyi dengan tenang tepat di bawah tempat duduk Mukidin.
Sementara itu Pasukan Mukidin berlarian, mencoba menangkap semua member JKT48. Melody membuka matanya dan berkata, “Teman-teman… HEAVY ROTATION.”
ONE ! TWO ! THREE ! FOUR !
………………
I WANT YOU ~ ( I WANT YOU )
I NEED YOU ~ ( I NEED YOU )
I LOVE YOU ~ ( I LOVE YOU )
Di dalam benakku
Keras berbunyi irama Myu-u-si-ikyu
Heavy i Ro-otation ~
………………………………
Heavy Rotation yang dipimpin Melody mengeluarkan energi yang sangat dahsyat. Sebagian besar pasukan Mukidin terpental jauh. Bahkan energi dari Heavy Rotation yang di pimpin Melody ini bisa meruntuhkan beberapa bagian Istana Konidin yang kokoh itu.
Tidak seperti sebelumnya, kali ini semakin lama energi Heavy Rotation malah semakin kuat. Sebagian besar pasukan Mukidin berjatuhan. Ada yang home run sampai menembus awan– kebanyakan orang-orang yang berbadan kurus kering. Biasanya mereka akan jatuh seperti daun kering, pelan… pelan, satu meter akan menyentuh tanah mereka akan terbang lagi tertiup angin, begitu terus sampai ada yang nangkep.
Ada yang berusaha berpegangan pada batu besar, tapi percuma saja, mereka akan melepas pegangannya karena mata mereka kelilipan pasir yang berterbangan. Kebanyakan pasukan mukidin yang kalah itu karena terpental jauh sampai mentok tembok istana dan pada akhirnya saling tindih.
~ To be Continued ~
0 komentar:
Posting Komentar